- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejenak Mengenang Kasih Bunda, ( Yuk, Ungkapin Di Sini )


TS
kelayan00
Sejenak Mengenang Kasih Bunda, ( Yuk, Ungkapin Di Sini )
Bunda adalah orang paling berjasa di muka bumi ini. Sembilan bulan bunda mengandung. Sembilan bulan bayi dalam kandungan dibawa ke manapun pergi. Lelah tubuh yang teramat sangat seolah tidak dirasa. Hingga bayi dalam kandungan lahir ke dunia.
Bunda menjerit kesakitan ketika mengeluarkan bayi dalam kandungan. Nyawa bunda seolah berada di ujung tanduk. Antara hidup dan mati. Namun setelah itu, setelah sang buah hati lahir, rasa sakit seolah lenyap seketika. Rasa sakit seolah terobati oleh tangisan sang bayi.
Di sela sisa jeritan, senyuman pun mengembang kala menatap wajah sang bayi. Air mata berlinang. Terharu. Bayi yang ditunggu selama sembilan bulan akhirnya lahir dengan selamat. Bunda bersyukur. Bunda menangis. Bahagia.
Bunda berjuang tidak hanya sebatas ketika bayi yang dikandungnya lahir ke dunia, tapi terus berlanjut. Sepanjang waktu. Sejak anak masih bayi, menjadi anak-anak, menjadi remaja, bahkan hingga sang anak sudah berkeluarga dan punya anak sendiri bunda masih memberikan perhatian.
Kasih bunda sepanjang masa. Tak pernah lengkang oleh waktu dan usia. Kasih bunda hanya akan berakhir ketika bunda sudah tutup usia.
Bagamaimana dengan kasih kita sendiri?
Kasih bunda akan terasa ketika kita sudah menjadi dewasa. Ketika kita menyadari betapa berat menjadi orang tua. Punya tanggung jawab terhadap keluarga, terhadap anak. Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhannya, tapi juga mendidik agar kelak menjadi anak yang baik.
Tidak mudah mencari nafkah. Ketika penghasilan ayah tidak mencukupi, bunda pun ikut membantu bekerja. Tulang bunda tidak sekeras tulang ayah. Bunda menyadari itu. Tapi bunda rela melakukannya demi memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak tercinta.
Terlebih jika bunda hidup seorang diri. Ayah entah pergi ke mana. Sementara bunda harus memberi nafkah beberapa anak yang ditinggalkan. Lelah tubuh, lelah jiwa seolah tidak dirasa. Semua bunda tanggung dengan lapang dada.
Kasih bunda akan lebih terasa ketika bunda berada jauh. Dan akan lebih terasa lagi ketika bunda sudah tutup usia.
Air mata menetes ketika teringat betapa nakalnya waktu kecil dulu. Tidak sedikitpun ada rasa hormat pada bunda. Tidak bersyukur. Tidak pernah berterima kasih dengan apa yang sudah diberikan.
Air mata makin berlinang ketika teringat saat kesadaran muncul bunda sudah tiada. Tak ada lagi yang bisa diberikan untuk membalas semua kebaikan bunda. Semua sudah terlambat. Waktu tak bisa diulang. Tangisan penyesalan pun tak ada gunanya...........
"Ya Allah, ampuni dosa Bundaku. Berikan tempat yang baik di sisi-Mu. Amiin."
Sumber: Renungan pribadi
Bunda menjerit kesakitan ketika mengeluarkan bayi dalam kandungan. Nyawa bunda seolah berada di ujung tanduk. Antara hidup dan mati. Namun setelah itu, setelah sang buah hati lahir, rasa sakit seolah lenyap seketika. Rasa sakit seolah terobati oleh tangisan sang bayi.
Di sela sisa jeritan, senyuman pun mengembang kala menatap wajah sang bayi. Air mata berlinang. Terharu. Bayi yang ditunggu selama sembilan bulan akhirnya lahir dengan selamat. Bunda bersyukur. Bunda menangis. Bahagia.
Quote:
Bunda berjuang tidak hanya sebatas ketika bayi yang dikandungnya lahir ke dunia, tapi terus berlanjut. Sepanjang waktu. Sejak anak masih bayi, menjadi anak-anak, menjadi remaja, bahkan hingga sang anak sudah berkeluarga dan punya anak sendiri bunda masih memberikan perhatian.
Kasih bunda sepanjang masa. Tak pernah lengkang oleh waktu dan usia. Kasih bunda hanya akan berakhir ketika bunda sudah tutup usia.
Bagamaimana dengan kasih kita sendiri?
Kasih bunda akan terasa ketika kita sudah menjadi dewasa. Ketika kita menyadari betapa berat menjadi orang tua. Punya tanggung jawab terhadap keluarga, terhadap anak. Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhannya, tapi juga mendidik agar kelak menjadi anak yang baik.
Quote:
Tidak mudah mencari nafkah. Ketika penghasilan ayah tidak mencukupi, bunda pun ikut membantu bekerja. Tulang bunda tidak sekeras tulang ayah. Bunda menyadari itu. Tapi bunda rela melakukannya demi memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak tercinta.
Terlebih jika bunda hidup seorang diri. Ayah entah pergi ke mana. Sementara bunda harus memberi nafkah beberapa anak yang ditinggalkan. Lelah tubuh, lelah jiwa seolah tidak dirasa. Semua bunda tanggung dengan lapang dada.
Kasih bunda akan lebih terasa ketika bunda berada jauh. Dan akan lebih terasa lagi ketika bunda sudah tutup usia.
Air mata menetes ketika teringat betapa nakalnya waktu kecil dulu. Tidak sedikitpun ada rasa hormat pada bunda. Tidak bersyukur. Tidak pernah berterima kasih dengan apa yang sudah diberikan.
Air mata makin berlinang ketika teringat saat kesadaran muncul bunda sudah tiada. Tak ada lagi yang bisa diberikan untuk membalas semua kebaikan bunda. Semua sudah terlambat. Waktu tak bisa diulang. Tangisan penyesalan pun tak ada gunanya...........
"Ya Allah, ampuni dosa Bundaku. Berikan tempat yang baik di sisi-Mu. Amiin."
Sumber: Renungan pribadi
Diubah oleh kelayan00 11-11-2020 08:14




trifatoyah dan Surobledhek746 memberi reputasi
2
636
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan