Kaskus

Food & Travel

integrityproAvatar border
TS
integritypro
Wisuda di Tebing Parang Tower II
Sebuah catatan perjalanan ke 3

Quote:


Jumat, 18 Oktober 2002

Aku dan anak LC (Liga Climbing) lainnya seperti: Aan, Aji, Ucok dkk. checking alat, waktu itu yang mau pergi juga belon pasti.

Ternyata banyak banget perlengkapan yang mau dibawa, alat-alatnya gabungan alat LC dan Marsipala, ada tali dinamik 110 m, tali statik bawa 3 gulung @ 50 m, yang lainnya karabiner, jumar, sling,dll, belon lagi ditambah makanan dan aqua galon.

Belakangan Johni (anak Marsipala) ikut pergi, jadi kami perginya pake mobil Johni ngak jadi naik bus (Sip..jadi bisa agak nyantai!).

Pk 20.00 kami siap pergi, akhirnya yang pergi 7 orang: Ucok, Aan, Yunus, Aji, Johni, Yuyun dan Aku sendiri.

di perjalanan kami ditemani lagu Bang Iwan Fals

Sabtu, 19 Oktober 2002

Kami tiba di desa Cihuni, Plered, Purwakarta, Jawa Barat pk 4 subuh. Istirahat di rumah pak RT yang biasa jadi base camp para pemanjat.

Ngak bisa tidur, hanya baringan aja. Jam 8 bangun checking alat. Harness dan segala atribut manjat langsung kami pakai, kami siap bertempur.

Jam 10 sarapan bersama, jam 11 berangkat menuju lokasi tebing Parang tower II, dan buset..! jalanannya lumayan nanjak, jiper juga, apalagi harus bawa tali statik 3 roll dan dinamik dan galon aqua yang bawa Aku, Aji ama Aan, senior mah..! ngak mau tau, cuman bawa daypack hehe

Pk 13.30 pemanjatan dimulai, tidak lupa sebelumnya kami berdoa mohon perlindungan Yang Kuasa.

Pemanjatan pertama Aku sebagai leader. Belayer Aan. Jalur pemanjatannya banyak yang face, tidak banyak pegangan yang enak, sehingga untuk bisa memanjat kita harus mengandalkan keseimbangan tubuh dan dorongan kaki. Kadang-kadang dorongan dan friksi (gesekan) dari anggota tubuh yang lain diperlukan untuk menjaga keseimbangan badan, agar jangan sampai jatuh.

Pengaman yang dipasang kebanyakan adalah hanger, tetapi pada jalur pitch 1 ini banyak hanger yang sudah dipotong pemanjat-pemanjat lain, oleh karena itu kami harus memasang hanger-hanger baru pada lobang-lobang mata bor yang ada.

Akhirnya pada ketinggian kira-kira 20 m, Aku menambat pada sebuah pohon, pasang tali statik, dan menyiapkan diri untuk hanging belay, kemudian sweeper, Aan, siap naik dan menyapu hanger-hanger dan pengaman yang Aku pasang. Jumaring oleh Johni.

Kemudian selanjutnya menuju Pitch 2 leader oleh Aan, belayer Ridwan. Jalur menuju pitch 2 masih seperti tadi, hampir-hampir tidak ada pegangan yang enak, tapi Aan berhasil meleader sampe pitch 2, kemudian aku naik menyapu alat, dan jumaring oleh Johni naik menuju pitch 2.

Jam 6 sore kami rapling turun, pemanjatan akan dilanjutkan kembali besok, lalu setelah makan malam, kami evaluasi.

Malam itu ngak bisa tidur, stress, memikirkan susahnya jalur yang akan ditempuh besok, " Pitch 1 dan 2 aja uda susah apalagi pitch berikutnya ", pikirku stress. Tapi Ucok dan Yunus malah ngecengin.

Minggu, 20 Oktober 2002

Saat evaluasi kemarin kami sudah sepakat hari ini memanjat abis-abisan untuk sampe top.

Maka jam 03.30 subuh, Aku dan Aan sudah bangun untuk siapin sarapan.

Jam 05.00 siap tempur, Jumaring sampe tempat pemanjatan terakhir kemarin. Yang ikut naik adalah : Aku, Aan, Yunus, Ucok dan Yuyun, sedangkan Johni dan Aji ngak ikut.

Sebenarnya Ucok dan Yunus bela-belain ikut manjat hanya karena ingin foto di puncak Tebing Parang pake toga, maklum baru lulus jadi sarjana Teknik.

Akhirnya Aku dan Aan sampe duluan di tempat kemarin. Aan siap-siap leader, dan Aku sweeper. Aan pun sampe di pitch 3, Aku ngak bisa naik karena harus nunggu Ucok ngoper tali statik, sementara itu Ucok masih jumar, belon nyampe ke tempatku.

Gila BT banget nunggunya, ada kali 1 jam-an, masalahnya parang panas banget, mataharinya pas nyegat ke arah tebing. Akhirnya kira-kira pkl 10.00 Ucok tiba dan ngoper tali statik, Aku langsung naik.

Tiba di pitch 3, ternyata kondisi Aan lebih memprihatinkan, "Sial lama banget lu naik, Gue hampir dehidrasi nih!", omel Aan, "Sori An, si Ucok yang lama jumarnya", Aku membela diri.

Kemudian Aku siap-siap leader ke pitch 4, Jalurnya lumayan enak, banyak hanger-hanger yang bisa dimanfaatkan sebagai pengaman.

Tiba di pitch 4 siap-siap hanging belay. Yang jadi kendala adalah narik tali dinamik yang panjangnya 110 m, "buset berat banget nariknya",keluhku.

Di pitch 4 ini nunggu si Aan hampir 1.5 jam an, si Aan belum bisa naik kalo tali statiknya belon di oper si Ucok, untung ada teras buat duduk. Tapi panasnya itu yang ngak tahan, waktu itu sekitar jam 12 an. "Waduh haus banget“.

Dari atas kelihatan waduk Jatiluhur, kayanya udah pengen lompat aja terus nyemplung ke waduk.

Akhirnya Aan datang bawa minum, dan siap-siap leader ke Pitch 5. "thanks An", kataku sambil neguk minum.

"Sebaiknya minumnya jangan banyak-banyak, cukup 1 tutup botol Aqua, harus hemat, nafsu hausnya harus bisa ditahan, kalo ngak belon sampe top air kita udah habis", Aan memperingatkan. Ternyata memang cara minum di tebing harus begitu, beda dengan di gunung, kalo nafsu hausnya dituruti pasti ngak akan puas-puas.

Lalu Aan berangkat ngeleder. Sampe di pitch 5 gantian Aku sweeper. Buset ternyata jalurnya vertikal 90 derajat. Sulit..! Untung Aan yang jadi leader hehe...Jalur-jalur sebelumnya agak enakan karena agak condong ke dalam.

Di pitch 5 ada teras berumput yang lumayan besar, istirahat sebentar minum sambil makan roti lalu Aku siap leader lagi, walau Aku udah mau nyerah aja, mau nyuruh Ucok yang leader, tapi Aan tetap ngasih semangat. Akhirnya Aku maju juga dengan deg-degan menantikan kesulitan apa lagi yang akan kuhadapi.

Bener juga, Aku menghadapi jalur yang ngak ada injekan dan pegangan. Setelah 30 menit nyoba hampir nyerah dan minta ganti. Tapi malah diomelin Aan "Apa setiap ada kesulitan lu harus ngandalin Gue“. Denger gitu Aku jadi terpacu lagi, nyoba lagi, dan ternyata hoki juga, Aku nemuin bekas lubang mata bor yang sudah karatan dan tertutup rumput kering. Terus Aku pasangin hanger, pasang runner, lalu cantol sling buat injekan kaki. Setelah itu mencoba naik dengan memanfaatkan rumput-rumput di sekitar sana sebagai pegangan dan...Yes! Aku berhasil melewati jalur sulit tadi.

Lega banget rasanya. (Yg heran rumput Parang kuat banget dijadian pegangan).

Akhirnya terpaksa menambat sambil ngegantungan tanpa injekan di dinding vertikal karena pengaman habis. Ya, itulah pitch 6. Lalu Aan sebagai sweeper siap naik.

Duh..duhh sengsara banget belay gantung tanpa teras, pinggang sakit semua. Aan pun tiba di tempatku dan langsung leader ke pitch 7, tetapi karena sudah magrib, baru 15m an Aan rapling turun ke tempatku, dan mengatakan bahwa pemanjatan akan dilanjutkan besok, sekarang kita harus rapling turun ke teras pitch 5 untuk tidur kalong.

Tiba di teras pitch 5, udah ada Ucok, Yuyun dan Yunus menempati posisinya masing-masing. Apes Aku dapet posisi ngak nyaman, ngak bisa baringan dengan enak, cuman bisa duduk, duduk juga ngak nyaman. Dan karena kurang persiapan kami ngak bawa jaket, jadi sepanjang malam kami menahan angin dingin dengan selembar kaos tipis yang melekat di tubuh kami. Akhirnya sampe pagi ngak bisa tidur sama sekali.

Sedih juga, malam ini wawancara siswa/I PDM 2002 tapi Aku ngak bisa ikut.

Rencananya bisa pulang hari ini tapi apa boleh buat pemanjatan belum selesai. Kami berada di ketinggian sekitar 250 m.

Senin, 21 Oktober 2002

Hore...hari ini Aku bolos kuliah. Pkl 05.30 setelah makan sedikit siap-siap prusiking ke tempat kemarin (Aan dan Aku). Sementara tim jumaring masih menunggu di teras.

Lalu Aan lanjut leader ke pitch 7, Aku belayer. Dan ternyata inilah jalur tersulit di sepanjang pemanjatan kami. Yaitu menghadapi dinding overhang, pegangan sedikit banget. Tapi Aan berhasil ngelewatin tuh jalur. Waktu itu Aku sweeper.

Sampe di pitch 7, gantian Aku leader, Aan belayer. Tak beberapa lama Aku udah memasuki daerah vegetasi, ternyata sudah hampir tiba di puncak tinggal jalan scrambling aja. Itulah pitch 8, Lalu Aku menambat di pohon. Sweeper siap naik.

Semua anggota tim pun tiba di pitch 8, nyaman juga, karena terlindungi pohon- pohon dari sengat matahari. Dari pitch 8 kami tinggal free scrambling menuju puncak, tapi Aan ngak mau ikut. Kami berempat foto-foto di Puncak.

Ucok dan Yunus berfoto dengan toga. "Kita Wisudanya di Parang nih..!" kata Ucok senang.

Pemandangan di Puncak Parang indah banget, tapi panasnya yang ngak tahan. Di sebelah puncak Tower 2 diapit tower 1 dan 3, dari kejauhan nampak waduk Jatiluhur.

Lalu kami kembali turun ke pitch 8.

Jam 13.00 mulai merencanakan turun dengan sabuk prusik, multi rapling. Orang pertama: Ucok turun dengan tali dinamik 110 m dari pitch 8 dan menambatkan tali statik tiap 50 m. Angin waktu itu bertiup kencang banget seperti topan.

Lalu kami pun rapling sejauh 100 m ke bawah ke tempat Ucok. Aan jadi orang terakhir, untuk sabuk prusik, dia harus narik lagi tali 110 m, berat banget, anjrit.....!

Air mulai menipis sementara daratan masih jauh. Kami mulai dehidrasi, panasnya matahari membuat rasa haus makin menjadi-jadi, tapi kami harus menahan diri, tiap orang hanya boleh minum setutup botol aqua.

Ada kejadian lucu, mungkin karena pengaruh haus, panas, capek dan stress orang bisa jadi error.

Sewaktu di teras, Aku, Aan dan Yuyun sedang menunggu Ucok dan Yunus selesai rapling untuk buka jalur turun, tiba-tiba aku berteriak heboh "tumbuhan air, tumbuhan air!", Aan dan Yuyun pun ikut heboh "Mana, mana..!" karena kulihat ada tanaman liar kecil yang daunnya menampung butiran-butiran air. Saking hausnya kujilati daun pohon itu dengan buas, sementara itu Aan menciprati air di daun itu ke muka Yuyun. Tiba-tiba Yuyun sadar dan menyeletuk dengan polos "Lho tadi bukannya Ucok kencing di sana?" Langsung saja kami kaget dan sadar “O iya tadi kan bekas kencing Ucok, kok bisa lupa ya..." Akhirnya kami bertiga tertawa, menertawakan ke-error-an kami sendiri, hehehe...

Kemudian Yuyun rapling. Setelah Yuyun selesai rapling, Aku bantu Aan tarik tali dinamik 110 m yang berat banget untuk sabuk prusik, anjrit ditarik 2 org aja masih berat. Karena air menipis, maka sebagai gantinya kami menghisap tisu basah, yah lumayan buat ngademin lidah.

Akhirnya air pun habis, hari menjelang gelap, tali dinamik kusut ke tali statik,malah ada hanger yang sempet patah, ngeri banget. Lengkap sudah penderitaan kami. Kami bener-bener stress, capek, dan haus. Akan tetapi kami harus tetap terjaga, kesalahan kecil saja dapat berakibat fatal.

Syukurlah tali kusut bisa beres juga, menjelang magrib kami tiba di pitch 2. Hari pun makin gelap, untung sinar bulan masih menerangi jadi kami masih bisa melihat.

Ngak mungkin tidur kalong lagi, udah haus banget ! Di pitch 2 ini Aku bener-bener uda habis, sampe ngak bisa ngomong lagi. Tapi kembali Aan ngasih semangat, dengan tenaga yang tersisa Aku bantu Aan tarik tali 110 m yang "anjrit berat banget" untuk sabuk prusik berikutnya ke pitch 1.

Akhirnya Yunus sampe ke tanah pertama, disusul Yuyun. Di tanah udah menanti Johni dan Aji dengan aqua galon yang nikmat banget pasti.

Lalu Aku pun tiba di tanah, langsung nyamber aqua galon, dan blek..k tepar di tanah. "Thanks God".

Ucok pun tiba di tanah. Yang kasian si Aan masih mati-matian sabuk prusik, udah kehausan, malah kadang-kadang tali 110 m: anjrit " itu nyangkut.

Saat tepar di tanah Aku sempat lupa Aan masih di atas, untung Ucok ingetin,"Wei, kasian tuh temen lu, operin air gih!" Kontan Aku bangun dan segera transfer air ke Aan,"Sori An, Gue lupa hehe.."

Dan akhirnya Aan berhasil menyapu tebing dengan selamat, kemudian meluncur ke tanah dan minum sepuas-puasnya. Amin...

Sayangnya untuk sabuk prusik ini kami harus meninggalkan kira-kira 10 buah sling.

Lalu jalan menuju desa 1 jam an. Senang banget di desa bisa minum teh manis anget sepuasnya. Hubungi teman-teman di MEGA yang sempet kuatir, janji pulang hari Minggu, eh belon balik-balik. Tiba di desa sekitar pkl 21.00.

Petualangan selesai, menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Spoiler for Akhir cerita...:


Quote:


Spoiler for Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan:

Diubah oleh integritypro 14-08-2021 23:17
allerAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan aller memberi reputasi
2
865
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan