Habib rizieq pulang, wah dah gembar gembor beritanya macam pahlawan tanpa tanda jasa. Bukan rahasia lagi politik yang membawa identitas agama tertentu sudah ada dari dulu, maka lahirlah itu Pancasila.

Jadi ga usah ribut apalagi adu mulut, sebab itulah politik keseleo sedikit bisa-bisa habis masuk kotak. Kenapa ane santai menyikapi hal ini?

Dunia politik bergerak secara cepat, siapa yang pintar manfaatkan situasi dialah pemenangnya. Di Indonesia sendiri terjadi hal seperti itu, bukan rahasia lagi tapi sudah umum rasanya permainan para elite ini untuk menggoyang pihak-pihak tertentu untuk bisa menjalankan kekuasaan.



Bila Habib Rizieq jadi pulang akan ada dua skenario besar yang bisa terjadi dari pihak loyalis pasti akan memanfaatkan potensi gesekan dengan Presiden Macron, bisa dibilang ucapan Macron ini politis banget tapi dia tidak tahu kalau saat ini sebenarnya umat Islam butuh musuh bersama.

Perbedaan mahzab, khilafiah dan hal-hal sepele yang membuat mereka terkotak-kotak bisa hilang dengan adanya musuh bersama. Ini masalah politis bukan keyakinan, ketika itu terjadi sungguh luar biasa tak ada perbedan suku, negara, hitam, putih dan sebagainya ini yang di prediksi banyak pihak di dunia akan ada poros kuat yang bisa menggoyang hegemoni idiologi barat.

Otomatis, Habib akan lantang kembali bersuara dan menjadi pemimpin di gerakkan bawah. Faktanya, kharismatiknya masih kuat di masyarakat yang sefaham dengan dalih perjuangan.



Sedangkan pihak yang berlawanan tidak akan memberikan panggung, suaranya pun diredam. Atau yang mustahil bisa terjadi, habib akan dirangkul untuk menjadi salah satu penasihat di kekuasaan.

Seperti meredam dan memecah belah suara dengan mengajak ketua MUI menjadi wakil sang penguasa, bahkan teman debat, teman berseteru dalam pemilihan capres pun diredam secara elegant dengan diberikan sedikit kekuasaan hingga masyarakat terdiam.

Ini politik bung, lantas bagaimana dengan Ahok yang dulu menjadi musuh bersama, ia pun menjalani hukuman agar semua tenang.

Tampuk Gubernur pun hilang dalam genggaman, namun dilihat dari jabatannya yang sekarang menjadikan ia pemenang. Tidak menjadi gubernur, tetapi tetap bisa berada di lingkaran kekuasaan itu sudah cukup.

Apalagi yang ingin diributkan? Masih demo tentang Ahok? Ya sudah basi bung.



Sedangkan Habib yang tidak bisa overstay di tanah arab, dan pasti akan di deportasi mau tak mau ya harus pulang. Apakah suaranya masih lantang atau terdiam, kasus-kasus yang membuatnya hijrah tentu akan kembali di ungkit oleh para buzzer, bahkan Polisi pun sudah mencek kembali kasus-kasus tersebut, kita tunggu saja skenario apa yang akan terjadi di 10 November nanti.

Yang jelas akan menarik, tapi sekali lagi ingat ini politik bukan masalah keyakinan. Jangan grusa grusu, nikmati alur permainan para penguasa. Apalagi ditemani dengan secangkir kopi hangat, buka mata buka telinga jangan mau di adu domba.

Kalau ada keributan yang rugi rakyat, kalau ada kedamaian yang untung rakyat silahkan memilih rakyat juga harus berpolitik. Saya, c4punk see u next thread.







"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik
Pic : google