Kaskus

News

nandaimelianaAvatar border
TS
nandaimeliana
Analisis Potensi Usaha Tempe Di Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk.
 Saya Nanda Imeliana Mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang,saat  adanya pandemi COVID-19 mengadakan analisis potensi wilayah dengan metode A.Weber di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Meskipun tengah dilanda pandemi kegiatan analisis tersebut diadakan dalam rangka mengembangkan potensi unggulan di desa atau kecamatan tersebut, khususnya di bidang industri. 

   Yang dimaksud dari Teori Lokasi Industri oleh Alfred Weber atau sering disebut A.Weber adalah memperhitungkan beberapa  faktor  spasial (mengenai ruang/tempat) untuk menemukan lokasi yang optimal dan biaya yang minimal untuk pembanguan pabrik.
   Untuk potensi wilayah Kertosono sendiri adalah industri Tempe rumahan. Industri tempe sendiri banyak terdapat di desa-desa di Kecamatan Kertosono. Hal ini dikarenakan daerah tersebut yang terletak didekat  Sungai Brantas sehingga lokasi ini menjadi salah satu alasan bagi penduduk untuk melakukan berbagai  kegiatan usaha seperti usaha industri tempe karena mudah dalam penyediaan air dan pembuangan limbah tempe. Keberadaan industri ini didukung oleh faktor-faktor geografis tersebut.
     Ketika pabrikpembuatan tempe dalam sehari dapat membuat tempe dari 15 kg kedelai  menjadi 18,75 kg tempe jadi yang siap di pasarkan. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, saya akan menghitung indeks material (IM) dari produksi tempe sebagai berikut: IM = Berat Bahan Baku/Berat Produk Akhir. IM = 15 kg/18,75kg. IM = 0,8 kg.
   Apabila IM < 1, perusahaan akan berlokasi dekat pasar. Industri tempe di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk mempunyai bobot bahan baku lokal sebesar 15 kg sedangkan bobot produk akhir 18,75 kg. Bobot produk akhir ini diperoleh dari penambahan bobot produksi tempe yaitu 1 kg kedelai setelah mengalami proses produksi mengalami penambahan bobot sebesar 0,25 kg menjadi tempe. Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa indeks material (IM) Industri tempe di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk sebesar 0,8 kg hal ini berarti bahwa IM.
     Dengan begitu faktor-faktor geografis yang mendukung eksistensi industri tempe di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk adalah faktor geografis fisik yaitu keberadaan lokasi industri tempe dekat dengan Sungai Brantas sehingga mudah dalam pembuangan limbahnya dan penyediaan air.  Dan faktor geografis nonfisik atau faktor industry yaitu ketersediaan baku yang mudah ditemukan dari beberapa desa tetangga, tenaga kerja, modal, aksesibilitas dan teknologi.



tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
242
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan