- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RI-UEA Mesra, Sederet Investasi Guyur Tanah Air


TS
bukaninfobiasa
RI-UEA Mesra, Sederet Investasi Guyur Tanah Air

Setelah disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja, kemudahan perizinan bisnis menarik banyak investor asing. tak tanggung-tanggung sebanyak 153 investor telah mengantre untuk menanamkan modalnya di tanah air.
Salah satu investor datang dari Uni Emirat Arab (UEA). Hubungan Indonesia dengan UEA kian mesra. Belakangan ini saja, UEA meresmikan sebuah jalan yang diberikan nama President Joko Widodo Street yang berlokasi di Abu Dhabi.
Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk UEA Husin Bagis mengungkapkan, hubungan itu juga dibuktikan dengan sederet investasi yang tengah dijalankan kedua negara. Pada Januari 2020 lalu, Presiden Jokowi yang menyambangi UEA dan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan menyepakati investasi dengan nilai US$ 22,89 miliar atau setara Rp 314,9 triliun.
"Investasi alhamdulillah saat ini UEA, walaupun masih kecil dari segi total, karena investasi itu kan perlu proses. Jadi kalau kita melihat data yang ada, total investasi UEA di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) itu sekitar US$ 256 juta, kecil. Nah tapi yang sedang berlanjut dan berproses banyak," ungkap Husin
Adapun investasinya antara lain proyek kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), lalu proyek kilang Pertamina dengan Mubadala Investment Company, pembangunan pelabuhan di Gresik antara PT Maspion dengan Dubai Ports (DP) World, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata, Jawa Barat (Jabar), pembangunan LuLu Hypermarket, dan sebagainya
Belum lagi kerja sama di lembaga keuangan untuk yakni untuk pendanaan abadi (Sovereign Wealt Fund/SWF) dengan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), lalu kerja sama pembangunan pabrik petrokimia antara Mubadala dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Menurut Husin, semua ini baru terjadi di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Ia menegaskan, kedekatan dua negara ini harus dilihat sebagai kesempatan emas.
"Pak Jokowi yang paling dekat sekarang ini dengan Abu Dhabi. Oleh karena itu, teman-teman di Republik Indonesia harus menyadari kedekatan ini. Sayang kalau tidak dioptimalkan. Nggak mudah ini. Kita juga kerja keras di KBRI bagaimana mendekatkan pemimpin, masyarakat kedua negara," jelas dia.
Selain itu juga, kerja sama ini telah diiringi dengan upaya perbaikan regulasi dalam kemudahan berinvestasi di Indonesia. Kesulitan investasi kini telah teratasi dengan adanya Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja yang dinilai sebagai terobosan untuk dongkrak ekonomi di Tanah Air.
finance.detik.com


nomorelies memberi reputasi
1
618
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan