Malam Hari Di Bawa Pohon Mangga

Selamat sore agan dan sista berjumpa lagi dengan saya di tread yang membahas tentang dunia lain.

Cerita tentang horor tak habis-habisnya, kadang percaya tidak percaya. Banyak cerita yang diluar nalar kita alami. Di tempat kita tinggal ternyata dulunya adalah makam. Sekarang dirubah menjadi perumahan. Sering terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Dulu sebelum pindah rumah kami mengontrak rumah di perumahan sekolah persis di belakang sekolah kami.
Konon katanya perumahan ini dulunya rawa dan pemakaman.

Quote:

Keadaan rumah sekarang tidak terurus

Beberapa kali saya merasakan hawa horor di rumah kontrakan.
Pertama kali, ketika saya bangun setengah dua membuat susu untuk anakku sewaktu dia berumur satu setengah tahun. Ketika mengambil susu tiba-tiba aku merinding dan lemas sehingga terduduk di sofa. Istirahat sejenak meredakan jantung dan tangan yang merinding saya baru langsung masuk kamar setelah selesai menyeduh susu untuk anakku.

Yang terakhir kalinya suami saya mengalami hal yang serupa. Lolongan dogi setiap malam terdengar, tetangga kami memelihara dogi. Jadi ada rasa aneh, lolongannya merinding. Sekitar seminggu lolongan dogi kerap kali terdengar sekitar jam satu dini hari.



Suatu ketika suami saya pulang kerja sekitar jam setengah satu dini hari. Rumah kami paling ujung. Di depan kami rumah tetangga juga tapi memiliki lahan sisa. Dia menanami tanaman berupa mangga dan pisang.

Karena rumah kami diujung pasti harus melewati pohon mangga dan pohon pisang. Dan membuat paling seram adalah sebelah rumah kami kosong dan tidak terurus. Lampu jalan saat itu rusak menambah suasana merinding. Hujan turun rintik-rintik melengkapi suasana kelam malam itu. Ketika sang Paksu melewati pohon pisang tiba-tiba bulu kuduknya merinding. Bergegas dia menancap gas motornya tidak berapa jauh dari rumah. Keesokan harinya dia baru cerita sama saya. Ternyata bukan hanya kami yang merasakan itu tetangga seberang rumah dan sebelah rumah samping rumah kosong merasakan hal yang sama.



"Ma, tadi pagi dini hari ketika aku melewati pohon mangga dan pisang bulu kuduk merinding. Ditambah lagi mati lampu. Hujan gerimis dan lolongan si Bruno ( dogi tetangga)." Sang Paksu bercerita ketika kami sedang sarapan pagi. Hari Sabtu biasanya kami libur.

"Kenapa tidak cerita tadi malam," ujarku.
"Mama, ngantuk , buka pintu saja matamu terpejam."
"Tapi memang, Pak Husein juga bilang kemarin malam dia lewat pohon mangga, persis di bawah pisang itu, dia merasa ada yang aneh. Seolah-olah ada yang mengintai dia masuk rumah," ujarku lagi.

"Tadinya Bapak tidak percaya, tapi setelah tadi malam terasa banget leherku serta tanganku bulu kuduk berdiri semua. Untung saja aku masih tenang tapi tidak berani melihat ke belakang lagi ."

"Sepertinya pohon mangga itu harus dipotong biar tidak rindang." Ujar sang Paksu.
"Biasanya Pak Husein setiap Sabtu libur, yuk kita bicarakan aja agar pohon mangga dipotong sebagian dan lampu jalan juga dihidupkan lagi biar terang." Ujarku.

Suasana tidak nyaman akhirnya kami memutuskan membuat lampu jalan persis di pohon mangga biar terang. Pohon mangga yang rindang juga ditebang sebagian. Agar penghuninya tidak betah. Terasa juga perubahannya setelah ada lampu jalan. Suasana horor di pohon mangga tidak ada lagi. Tapi suasana mistis masih ada. Cerita teman saya yang masih mengontrak di sana.

Pohon mangga masih ada sampai sekarang, begitu juga pohon pisang sudah dan kecombrang. Itu cerita tetangga saya.

Sekian dulu agan dan sista sampai jumpa lagi di tread selanjutnya. Terima kasih