Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rs2006Avatar border
TS
rs2006
*Penyebaran Nilai Intoleransi di PAUD Libatkan Perempuan*
https://www.kompas.id/baca/dikbud/20...kan-perempuan/

KOMPAS, 22 Oktober 2020

*Penyebaran Nilai Intoleransi di PAUD Libatkan Perempuan*

_Perempuan digunakan dalam proses penyebaran intoleransi._
_Salah satunya melalui lembaga pendidikan._
_Guru digunakan sebagai media penyebaran intoleran karena profesi ini yang memungkinkan perempuan untuk ke luar rumah._

JAKARTA, KOMPAS — *Penyebaran paham intoleransi di tengah masyarakat Indonesia kini semakin mengkhawatirkan. Sejumlah lembaga pendidikan anak usia dini menjadi sasaran penyebaran nilai dan sikap intoleransi dengan melibatkan perempuan. Proses penanaman dan penyebaran intoleransi yang melibatkan perempuan juga dikembangkan di komunitas.*

Pengaruh pendidikan anak usia dini (PAUD) intoleran tersebut berdampak pada *menguatnya konservatif di komunitas dan munculnya kelompok-kelompok eksklusif yang menyebabkan sekat-sekat hubungan antargolongan di komunitas.*

Selain itu, *muncul penilaian baik dan buruk hanya berpusat pada nilai-nilai agama yang diyakini, domestifikasi perempuan, penolakan terhadap perayaan-perayaan tradisi agama, menguatnya pandangan bahwa sekolah yang agamis adalah sekolah yang terbaik, menolak imunisasi, dan pengaturan tubuh perempuan*.

*”Penelitian ini dilatarbelakangi karena meningkatkan penyebaran intoleransi ke sekolah-sekolah termasuk pada pendidikan anak usia dini. Dampaknya sangat memprihatinkan, karena anak-anak sudah dapat berteriak-teriak penuh kebencian untuk memerangi orang yang dianggap bukan golongannya,”* ujar Budhis Utami, tim peneliti dari KAPAL Perempuan pada Diseminasi Hasil Penelitian ”Kecenderungan Penguatan Intoleransi di Komunitas melalui PAUD”, Kamis (22/10/2020).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa *ada upaya-upaya untuk memanipulasi atau menggiring kurikulum yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama ke arah kurikulum berdasarkan ideologi pendiri PAUD.*

*Nilai-nilai intoleran di PAUD juga tecermin dalam beberapa peraturan yang berlaku untuk murid-muridnya, seperti peraturan sekolah yang melarang mengucapkan hari raya agama lain, ruang belajar anak yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, larangan pada murid untuk tepuk tangan dan menyanyi, dan ajakan menolak simbol dan penghormatan terhadap negara.*

Mengapa perempuan digunakan dalam penyebaran nilai toleran di PAUD dan komunitas?

”Perempuan yang menjadi guru di PAUD yang cenderung intoleran ini sudah diambil pikirannya untuk patuh kepada suami, ayah, atau pimpinan organisasi (laki-laki) tanpa mempertanyakan apa pun, sehingga menerima peran yang diberikan sebagai amalan hidupnya,” kata Citra.

*Pengawasan dan Pemberdayaan*

Perlu ada inisiatif pemberdayaan perempuan dan kelompok pemuda di komunitas untuk pencegahan intoleransi dengan bekerja sama organisasi masyarakat sipil/organisasi perempuan. ”Perlu adanya tindak lanjut penelitian mengenai efektivitas kebijakan tentang penyelenggaraan PAUD dan pengawasan pemerintah terhadap PAUD,” ujar Eci.
uray24
nomorelies
nomorelies dan uray24 memberi reputasi
2
872
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan