Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Presiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci Percobaan
http://share.babe.news/s/TMNwUSpQvR

Presiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci Percobaan

Kumparan
2020/10/22 04:58

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengungkapkan pemerintahannya tak akan membeli vaksin corona Sinovac buatan China. Padahal sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Brasil mengumumkan telah sepakat untuk membeli jutaan dosis.
"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun.... Karena itu saya memutuskan tidak membeli vaksin ini," kata Bolsonaro lewat akun Facebook-nya, Rabu (21/10), dilansir AFP.

Bolsonaro membuat postingan itu setelah mendapatkan tekanan dari pendukungnya untuk melarang CoronaVac, vaksin yang tengah dikembangkan Sinovac, dan menyebutnya sebagai "vaksin kediktatoran China".

Kepada wartawan, Bolsonaro mengatakan telah membatalkan kesepakatan yang sebelumnya diumumkan Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello untuk membeli 46 juta dosis CoronaVac, yang rencananya akan diberikan mulai Januari 2021.
Bolsonaro menyebut vaksin Sinovac sebagai vaksin "dari negara lain" dan kini tengah mendorong untuk memperoleh vaksin lain yang tengah dikembangkan Universitas Oxford di Inggris.

Meski demikian, Gubernur Sao Paulo Joao Doria yang merupakan lawan Bolsonaro tetap mendukung CoronaVac dan telah menyegel kesepakatan antara Sinovac dan Institut Butantan Brasil untuk pengujian dan memproduksi vaksin di wilayahnya.
Bolsonaro juga menyinggung Doria dalam tulisan di Facebook-nya, dan menyebut CoronaVac sebagai "vaksin China Joao Doria".
"Ini adalah permainan politik. Sayangnya hanya itu yang diketahui gubernur ini," kata Bolsonaro saat mengunjungi pangkalan angkatan laut Sao Paulo.

Di sisi lain, Doria membalas pernyataan Bolsonaro dan mengatakan bahwa dosis vaksin yang menjadi pertanyaan sebenarnya akan diproduksi secara lokal oleh Institut Butantan, pemasok vaksin terbesar di negara itu.
"Vaksin Butantan adalah vaksin Brasil, untuk seluruh warga Brasil. Kami tidak mengevaluasi vaksin berdasarkan kriteria politik atau ideologi," kata Doria dalam pidatonya kepada senat di Brasilia.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut ada "misinterpretasi" terhadap pernyataan Pazuello yang akhirnya membuat perselisihan antara Bolsonaro dan Doria.
"Tidak ada komitmen kepada pemerintah Sao Paulo atau gubernurnya" untuk membeli vaksin, hanya "nota kesepahaman yang tidak mengikat antara Kementerian Kesehatan dan Institut Butantan," kata Pazuello
+++++


Sukarelawan Vaksin Covid-19 Meninggal Dunia, Kasus Lanjut ke Persidangan, Jadi 'Kelinci' Percobaan?

Tribun Manado
2020/10/22 06:48

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar terkini seputar uji coba vaksin Virus corona (Covid-19),
seorang sukarelawan yang ikut serta dalam Uji klinis vaksin Virus corona produksi Universitas Oxford Inggris dan AstraZeneca meninggal dunia.
Diinformasikan, sukarelawan vaksin Virus corona yang meninggal dunia itu berada di Brasil.
Pihak Otoritas kesehatan Brasil juga telah mengumumkan tragedi tersebut, yang telah dikonfirmasi oleh Universitas Oxford.

Kabar terkini Warta Kota dari Mirror.co.uk menyebutkan, penyelidikan sedang dilakukan terhadap kematian sukarelawan tersebut.
Meski demikian, otoritas kesehatan Brasil secara tegas mengatakan bahwa uji coba obat tidak akan dihentikan.
Sukarelawan yang meninggal dunia diketahui sebagai warga negara Brasil, tetapi identitasnya masih dirahasiakan.
Saat ini, Vaksin Virus Corona produksi Universitas Oxford - AstraZeneca telah masuk Uji klinis fase 3 (terakhir).

Tidak ada rincian lebih lanjut tentang keadaan yang telah dirilis.
Reporter yang bekerja di mirror.co.uk akan bekerja untuk mendapatkan informasi, reaksi, gambar, dan video terbaru terkait dengan informasi ini.

Identitas Sukarelawan.
Menurut Bloomberg, sukarelawan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun yang tidak menerima vaksin sebelum kematiannya.
Otoritas Kesehatan Brasis, Anvisa, mengatakan pengujian vaksin akan dilanjutkan setelah kematian sukarelawan tersebut,
tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut, mengutip kerahasiaan medis dari mereka yang terlibat dalam uji coba.

Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, juru bicara dari Oxford mengatakan tidak ada kekhawatiran tentang keamanan jab mereka.
Tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis setelah penilaian kasus Brasil, kata juru bicara Oxford Alexander Buxton seperti dikutip dailymail.co.uk.
"Peninjauan independen selain regulator Brasil telah merekomendasikan bahwa persidangan harus dilanjutkan."
AstraZeneca tidak segera membalas permintaan komentar.

Pemerintah federal telah memiliki rencana untuk membeli vaksin Inggris dan memproduksinya di pusat penelitian biomedis FioCruz di Rio de Janeiro, sementara vaksin pesaing dari Sinovac China sedang diuji oleh pusat penelitian Institut Butantan negara bagian Sao Paulo.
Brasil memiliki wabah virus korona paling mematikan kedua, dengan lebih dari 154.000 tewas oleh COVID-19, setelah hanya Amerika Serikat.
Ini adalah wabah terburuk ketiga dalam hal kasus, dengan lebih dari 5,2 juta terinfeksi, setelah Amerika Serikat dan India.

Saham AstraZeneca Turun.
Atas berita tersebut, saham AstraZeneca berbalik negatif dan turun 1,7 persen.
Itu datang ketika Food and Drug Administration (FDA) AS menahan uji coba AstraZeneca di lengan Amerika.
Studi tahap akhir dihentikan sementara pada 8 September ketika seorang peserta dari Inggris dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami reaksi serius.

Laporan keamanan internal mengungkapkan pasien didiagnosis dengan myelitis transversal, peradangan pada bagian sumsum tulang belakang.
Kondisi tersebut merusak selubung mielin, penghalang isolasi protein lemak yang melindungi saraf, dan mengganggu pesan yang dikirim oleh saraf sumsum tulang belakang.
Ini menyebabkan rasa sakit, kelemahan, sensasi abnormal, dan masalah pada kandung kemih dan usus - dan bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Pengujian telah dilanjutkan di semua situs lain, tetapi tidak di Amerika.

Pada hari Selasa, terungkap bahwa FDA telah menyelesaikan peninjauan data keamanannya dan berencana untuk membiarkan uji coba dilanjutkan di AS.
Namun, tidak jelas apakah kematian pasien Brasil itu akan membalikkan keputusan ini.
Pemerintah Indonesia tengah melakukan tahap finalisasi pembelian tiga vaksin corona dari beberapa perusahaan vaksin di China.
Ketiga vaksin China tersebut di antaranya Sinovac, Sinopharm dan CanSino, dikatakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto telah menyelesaikan uji klinis fase 3 di sejumlah negara.

Tim finalisasi pembelian vaksin tersebut terdiri dari Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementerian Maritim dan Investasi, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan BPOM.
"Bahkan, vaksin ini sudah digunakan di negara asalnya," kata Yuri dalam jumpa pers daring yang ditayangkan Kompas TV, Senin (19/10/2020).

"Tujuannya, kita mencari vaksin yang bisa digunakan secara aman untuk penduduk kita. Aman dalam dua perspektif, dari sisi manfaat terhadap pencegahan untuk menjadi sakit karena Covid dan aman dari sisi kehalalan," jelas Yuri.
Dari ketiga vaksin corona China yang melakukan uji klinis yang dilakukan di luar negara asalnya, salah satunya Sinovac dilakukan di Indonesia.

Vaksin Sinovac, kata Yuri, telah menyelesaikan uji klinis fase 3, selain di China juga di Brasil.
"Sedangkan di Indonesia, baru akan selesai pada Desember ini, yang dilaksanakan di Bandung oleh Bio Farma dan Unpad (Universitas Padjajaran)," ungkap Yuri.
Sementara itu, akademisi yang juga mantan Eselon 1 Kemenko Maritim dan Eselon 1 Kemenko Ekuin, Ronnie Higuchi Rusli punya pandangan lain terkait rencana pembelian vaksin tersebut.

Melalui akun Twitternya, @Ronnie_Rusli, dosen Universitas Indonesia tersebut menyatakan, pengadaan vaksin merupakan bisnis besar oleh kalangan tertentu.
Ia membuka pandangan tentang sistem impor vaksin yang menurutnya hanya dilakukan oleh importir, bukan pemerintah.
"Catat, vaksin itu bisnis besar para taipan yang gelontorin duitnya untuk impor, bukan uang dari Anggaran Kemenkes untuk Impor Vaksin. Karena Kemenkes bukan importir obat/vaksin. Jadi para importir itulah yang pakai tangan pemerintah untuk wajib vaksinasi. Kalau mau, liat Singapore dan Brunei," tulis Ronnie dikutip Wartakotalive.com, Rabu (21/10/2020).

Statemen Ronnie pun membuat sejumlah pengikutnya tercengang. Mereka bertanya untuk memastikan bahwa uang pembelian vaksin bukan dari Kemenkes.
"Bukan uang dari Anggaran KEMENKES untuk Impor Vaksin ?" tanya seorang warganet.
Ronnie pun kembali menjelaskan, "Bukan, Vaksin itu dibeli. Memangnya Kemekes yang menyediakan obat-obatan Kemotherapi di RSUP/RSUD atau obat sakit jantung, segala vaksin yang ada di RS? Kemekes hanyalah regulator kesehatan. Kalau obat-obatan itu urusan POM," jelas Ronnie.

Ronnie kemudian mengutip pernyataan dari pendiri Tesla, Elon Musk, yang secara tegas mengungkapkan tidak akan pernah menggunakan vaksin virus corona, meski nantinya vaksin itu tersedia.
"Tesla founder Elon Musk has said that "neither he nor his family will likely take future coronavirus vaccines" even when they are readily available, saying the pandemic has “diminished [his] faith in humanity. Hanya monyet di Indonesia perlu di vaksin, yang bukan monyet gak perlu," tulis Ronnie lagi.

Tanggapan Pakar.
Rencana pembelian vaksin dari China oleh pemerintah juga mendapat sorotan ahli.
Apalagi uji klinis fase 3 belum selesai di Indonesia.
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo angkat bicara.
"Ada beberapa alasan kenapa dalam tanda kutip (pembelian vaksin) terburu-buru. Sebab, kita berhadapan dengan kondisi di mana permintaan vaksin lebih banyak daripada produsen vaksin," kata Ahmad dikutip dari Kompas.com.
Ahmad mengatakan secara global untuk waktu yang sangat singkat, tidak mungkin bisa memvaksinasi semua orang. Sebab, permintaan vaksin untuk melawan Covid-19 sangat tinggi, sementara suplainya rendah.
"Tentu secara market harga (vaksin) mahal. Berarti kita ingin mendapat bagian. Jangan sampai kehabisan, maka kita beli dulu," ungkap Ahmad.

Kendati demikian, Ahmad mengingatkan ada risiko yang harus dihadapi dengan rencana pembelian vaksin tersebut.
Sebab, salah satu vaksin Covid-19, Sinovac, yang fase 3 diuji klinis Indonesia belum selesai.
"Kalau yang dibeli itu (vaksin Covid-19) efektif, maka tidak masalah. Tetapi, bagaimana kalau tidak efektif," kata Ahmad.

Ahmad menjelaskan, vaksin mungkin bisa menghentikan infeksi virus corona yang saat ini menjadi pandemi global yang mengakibatkan jutaan orang terinfeksi Covid-19.
"Karena saking efektifnya, bisa saja orang akan kembali hidup normal. Namun, kemungkinan lain, vaksin tidak bisa menghentikan penularan," ungkap Ahmad.
Kendati demikian, lanjut Ahmad, saat virus corona masuk ke dalam tubuh ornag yang telah menerima vaksin, maka virus tidak bisa menimbulkan penyakit.
"Karena mekanismenya, sel imun telah membentuk antibodi dan sel T di dalam tubuh untuk melawan virus yang masuk," jelas Ahmad.

Lebih lanjut Ahmad memaparkan sejauh ini belum ada data hasil uji klinis yang disampaikan oleh ketiga produsen vaksin virus corona asal China.
Sehingga, analisis data yang bisa dilakukan para ahli maupun ilmuwan cukup sulit dilakukan.
Oleh sebab itu, Ahmad berharap BPOM bisa menyampaikan hasil uji klinis terkait ketiga vaksin tersebut.
"Walaupun vaksin Covid-19 ini sudah dibeli dan distok, tetapi secara regulasi tidak bisa langsung diberikan atau divaksinasikan, sebelum ada lampu hijau dari BPOM.
Karena BPOM adalah garda terakhir," jelas Ahmad.
+++++


Prof Kusnandi: Biasanya Buat Vaksin 15 Tahun, Vaksin Corona Cuma Setahun

Kumparan
2020/10/21 17:27

Berbagai negara, termasuk Indonesia, terus mempercepat upaya penyediaan vaksin corona. Proses uji klinis pun dilaksanakan secara cepat, bahkan ditargetkan seluruh tahapan uji klinis selesai kurang dari satu tahun.
Ketua Tim Riset Uji Klinis COVID-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, pembuatan vaksin biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga 15 tahun. Namun menurutnya, vaksin corona dikebut sekitar 10 bulan karena kebutuhannya yang mendesak.
"Biasanya kalau kita membikin vaksin itu cukup lama, tapi oleh karena ini pandemi, jadi akan dilakukan EUA (Emergency Use Authorization) yang cepat sehingga BPOM menentukan kalau bisa secepatnya, dan WHO juga minta cepat-cepat," kata Kusnandi saat diskusi BNPB, Rabu (21/10).
"Sehingga yang biasanya 15 tahun, kita bikin cuma 10 bulan, setahunlah, kurang lebih, karena sangat dibutuhkan," imbuhnya.

Kusnandi lantas menjelaskan teknik tertentu dalam membuat vaksin, sehingga dapat menghasilkan antibodi.
"Membuat vaksin ada caranya, yaitu kita membuat antigen sehingga antigen itu mampu merangsang sel limfosit, dalam darah, yang mengantarkan antibodi," jelasnya.

Selain itu, Kusnandi memastikan Bio Farma selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap uji klinis vaksin corona Sinovac, telah memiliki track record yang baik, termasuk dalam memproduksi dan menjualnya hingga ke luar negeri.
"Bio Farma ini sudah menjual vaksin polio itu 70 persen untuk kebutuhan dunia, jadi memang sudah cukup dikenal, sehingga Bio Farma itu sekarang membuat vaksin, kapasitasnya sudah diperbanyak dan semoga kita bisa membuat vaksin dengan cepat,"
++++

Yg menarik ini :

Ronnie kemudian mengutip pernyataan dari pendiri Tesla, Elon Musk, yang secara tegas mengungkapkan tidak akan pernah menggunakan vaksin virus corona, meski nantinya vaksin itu tersedia.
"Tesla founder Elon Musk has said that "neither he nor his family will likely take future coronavirus vaccines" even when they are readily available, saying the pandemic has “diminished [his] faith in humanity. Hanya monyet di Indonesia perlu di vaksin, yang bukan monyet gak perlu," tulis Ronnie lagi.

Hem gimana komentar agan2 ttg konflik vaksin covid ni?Presiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci Percobaan

Ayo suntik vksin dluw
Presiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci PercobaanPresiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci PercobaanPresiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci PercobaanPresiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci PercobaanPresiden Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac karena Tak Mau Jadi Kelinci Percobaan
Diubah oleh mendoan76 22-10-2020 03:06
Derodero89
Dodittt
tien212700
tien212700 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan