- Beranda
- Komunitas
- News
- Dunia Kerja & Profesi
Hati-hati kerja di BUMN ini!
TS
oliveriyes333
Hati-hati kerja di BUMN ini!
Kisah Misteri, based on true story.
Chapter 1 : Prolog
Sekedar curhat dan berbagi pengalaman kepada yang membutuhkan.
Gue sebelumnya kerja di salah satu kantor BUMN yang bergerak dibidang Perencanaan dan manajemen kontruksi, yang berkantor pusat dikota bandung.
Gue di interview oleh HRD langsung dikantornya. Ya kaya biasa interview aja gimana, segala upaya perbacotan demi deal angka salary sudah gue tanyain.
Sampai gue kena pertanyaan jebakan yg bunyinya gini "tapi disini itu gajinya suka telat, tapi pasti dibayar. Bagaimana?"
Gue biasanya banyaknya kerja di perusahaan swasta, jujur aja gue sebelumnya pernah juga dibayar telat. Tapi itu paling telat 1 minggu. Ya gue berpikir paling telat juga sama kaya sebelum-sebelumnya. Endingnya kalian pasti udh tau, gajinya telat. Cuma saya akan coba supaya bumbu-bumbu pada cerita ini lebih menarik.
Chapter 2 : Survive
Pada saat itu covid-19 sudah masuk ke Indonesia dengan rasio kurang dari 100 orang (kayanya). Gue ditempatkan di proyek revitalisasi kantor wilayah salah satu bank di kota bandung, tepatnya di jalan perintis kemerdekaan, sebagai pengawas arsitektur. Gue masuk di bulan november, hari-hari kerjanya biasa, seperti proyek pada umumnya. Masuk pagi pulang sore (kadang-kadang malam). Tiba bulan pertama, gaji gue belum kunjung juga dibayarkan. Bulan kedua pun demikian. Gue baru ngerasain gaji gue itu di pertengahan bulan ke 3, dan itupun dibayar untuk gaji bulan pertama doang. Seminggu kemudian baru dibayar untuk bulan ke dua. Pola ini berulang sampai pertengahan bulan maret. Dan proyek ini baru BAST (Berita Acara Serah Terima) di bulan Juli. Dan dari bulan maret-juli belum juga dibayar.
Trus gue survive gimana?
Jadi gedung tersebut cukup besar, dan ada unit-unit tertentu yg pekerjaannya sangat detail sehingga harus dikerjakan oleh kontraktor-kontraktor tertentu yg sudah biasa mengerjakan interior. Jadi gedung tersebut 7 lantai dan dikerjakan oleh 3 kontraktor yang berbeda. Gue ga perlu takut gak makan karna salah 1 kontraktor memberikan jatah makan setiap harinya buat seluruh karyawan. Baik karyawan dari kontraktor maupun dari manajemen kontruksi, dan terkadang memberikan uang terimakasih karna gue kadang turut ngebantuin buatin laporan progress mingguan mereka. Dan untuk kontraktor kedua, gue juga kadang ngasih rokok dan uang karna gue juga bantuin buatin CCO (Pekerjaan tambah-kurang) mereka. Dan untuk kontraktor ke 3, mereka inisiatif minta dibuatin laporannya dari awal-akhir. Jadi yg ke 3 ini khusus karna gue akhirnya minta patokan harga paketan keseluruhan.
Begitulah gue survive.
Chapter 3 : (Bukan) Final
03 Agustus 2020 gue menanyakan perihal masalah gaji ke kordinator proyek melalui whatsapp. Tidak ada balasan, di read pun kagak.
10 Agustus 2020 kembali gue nanyain pertanyaan yg sama dan akhirnya di bales walaupun jawabannya "nanti ya, saya coba tanya ke keuangan dulu".
11 September 2020 dijawab dengan jawaban yg sama "nanti ya, saya coba tanya ke keuangan dulu".
17 Oktober 2020 diread tapi tidak dijawab.
Chapter 4 : Restless 1.1
26 Agustus 2020 : tanggal dimana puncak kegelisahan gue. Gue cerita ke salah 1 sahabat the one and only gue yg berprofesi di bidang hukum. Panjang lebar cerita akhirnya sampai pada kesimpulan untuk mengirim somasi 1 dan somasi 2 apabila tidak diindahkan. Karna pengakuan sahabat gue, kalo dia udh biasa buah somasi ke perusahaan lain, Gue sepakat sama dia dan akhirnya gue kirimin bukti-bukti yg gue punya ke dia.
Chapter 4 : Restless 1.2
31 Agustus 2020 : 5 hari sudah gue nungguin kabar, dan tak kunjung ada. Akhirnya gue mutusin untuk nelpon. Kita ngobrol, gak lama kira-kira 15 menit. Dan dia ngomong kalo dia lagi sibuk, tapi tetap bakalan dibuatin dalam beberapa hari ini.
Chapter 4 : Restless 1.3
1 September 2020, 5 September 2020 gue masih nanya apa dia masi sibuk dan dia masih sibuk juga.
Chapter 4 : Restless 1.4
7 Seotember 2020 : jadi hari terakhir gue buat nanyain, karna gue udh terlalu malu karna udh terlalu sering nanya.
Chapter 5 : disappointed
Flashback, gue udh berkali kali nanya ke dia karna slow response. Dan juga gue sempat berpikir cukup sulit keluarin surat tersebut secara asal karna akan membawa instansi yg memayungin dia. Jadi gue tanya apa gue harus bayar? Kalo bayar juga gpp, dan harganya berapa? Dia cuma jawab gausah, santai.
Gue down parah banget njir, gelap aja dunia ini hahahaa
Gue kecewa bgt sama sahabat gue. Udh temenan dari SD. Satu kelas dari SD sampe kelas 1 SMA. Kita dipisahin ipa-ips doang. Deket rumah, hingga teman dan tempat main kita hampir 65% sama.
Apa susahnya buat surat kaya gitu? Katanya udh sering, filenya berarti ada dong?
Tinggal ganti nama dan perusahaannya aja kan?
Ahhh man, how'd my life get so fucked up?
Njir, mana udh ngomong mau nikahin cewe gue lagi tahun 2021. Hemeehhhh
Chapter 5 : Final song
Sedikit lagi dan gue udh mulai ga semangat ngetik dan merangkum kata. Jadi gue persingkat.
Usaha gue yg lain untuk masalah gaji, gue udh konsultasi ke LBH Bandung. Dan gue disuruh buat pergi ke dinas ketenagakerjaan buat minta form surat yg berisi teguran. Gue lupa namanya apa, males buka rekaman suara di hp. Jadi itu ajalah ya namanya.
Chapter 5 : Kesimpulan (dan bonus tidak penting)
Jadi dari keseluruhan cerita ini, gue termasuk org yg salah juga. Harusnya gue tanya. terlama,berapa bulan gaji telat dibayarkan. Padahal gue udh sering interview, tapi kadang selalu ada yg kelupaan ditanyain.
Perusahaan tersebut lagi buka loker, buat anda-anda yg udah baca thread ini dan otaknya masi belum dipakai silakan japri gue kalo mau masuk kesana. Gue masi punya org dalam, dijamin masuk.
Ini bonus buat adek mahasiswa yg kemarin pada demo RUU Cipta Kerja.
Dek, boleh demo asal jangan merusak fasilitas public. Kalo bisa janganlah mencaci DPR. Kritik boleh, merusak dan mencaci jangan. DPR yg kalian caci maki itupun banyak diantara mereka yg dulunya aktivis. Dan kalianlah calon-calon yg gantiin mereka.
Kalo kalian rusuh dan merusak fasilitas public, pikiran gue yg sempit ini seolah olah melihat hal yg sama. Sepertinya kalian juga bakalan tidur waktu rapat, tidak hadir, dan ada yg nonton bokep.
The end
Nb : berhubung gue tau kalian yg baca ini malas buat nyari nama kantornya. Gue kasih bocoran dikit. Identik dengan BUMN yg lain, kantor ini juga punya kata "Karya" dibelakangnya. Kantornya udh tua, dan tidak indah lagi dipandang. Dan cerita ini punya banyak cerita yg dipotong, termasuk laporan gue yg dihapus di situs lapor.go.id dan termasuk cerita saat gue iseng search di twitter tentang perusahaan tersebut dan menemukan kalo perusahaan tersebut sedang di gugat di pengadilan negeri bandung karna tidak membayar perusahaan logistik yg bermitra dengan perusahaan tersebut, dan anak cabangnya di jawa timur yg digugat okeh banyak vendor kayu karna belum dibayar juga. Btw, perusahaan tersebut selalu buat alasan ini terjadi karna Covid-19. Its totally bullshit, banyak dari kami yg belum dibayar. Dan pola mereka ini udh berulang kali dilakukan dari beberapa tahun kebelakang. Dan apa yg saya tulis diatas adalah benar adanya mungkin kalo viral bakalan gue upload buktinya. Sekarang belum viral, gue males ngedit buat ngeblurin poto-poto bukti karna ada namanya. Rekening koran gue juga punya, bukti transferan yg dibayar baru sampe bulan berapa, dan bukti paklaring yg udh ditanda tanganin gue juga gue punya. Masi banyak lagi.
Dan terimasih buat yg sudah baca, gausah nyemangatin. Gue masih kuat dan masih nyoba buat merasa bahagia untuk saat ini~
Chapter 1 : Prolog
Sekedar curhat dan berbagi pengalaman kepada yang membutuhkan.
Gue sebelumnya kerja di salah satu kantor BUMN yang bergerak dibidang Perencanaan dan manajemen kontruksi, yang berkantor pusat dikota bandung.
Gue di interview oleh HRD langsung dikantornya. Ya kaya biasa interview aja gimana, segala upaya perbacotan demi deal angka salary sudah gue tanyain.
Sampai gue kena pertanyaan jebakan yg bunyinya gini "tapi disini itu gajinya suka telat, tapi pasti dibayar. Bagaimana?"
Gue biasanya banyaknya kerja di perusahaan swasta, jujur aja gue sebelumnya pernah juga dibayar telat. Tapi itu paling telat 1 minggu. Ya gue berpikir paling telat juga sama kaya sebelum-sebelumnya. Endingnya kalian pasti udh tau, gajinya telat. Cuma saya akan coba supaya bumbu-bumbu pada cerita ini lebih menarik.
Chapter 2 : Survive
Pada saat itu covid-19 sudah masuk ke Indonesia dengan rasio kurang dari 100 orang (kayanya). Gue ditempatkan di proyek revitalisasi kantor wilayah salah satu bank di kota bandung, tepatnya di jalan perintis kemerdekaan, sebagai pengawas arsitektur. Gue masuk di bulan november, hari-hari kerjanya biasa, seperti proyek pada umumnya. Masuk pagi pulang sore (kadang-kadang malam). Tiba bulan pertama, gaji gue belum kunjung juga dibayarkan. Bulan kedua pun demikian. Gue baru ngerasain gaji gue itu di pertengahan bulan ke 3, dan itupun dibayar untuk gaji bulan pertama doang. Seminggu kemudian baru dibayar untuk bulan ke dua. Pola ini berulang sampai pertengahan bulan maret. Dan proyek ini baru BAST (Berita Acara Serah Terima) di bulan Juli. Dan dari bulan maret-juli belum juga dibayar.
Trus gue survive gimana?
Jadi gedung tersebut cukup besar, dan ada unit-unit tertentu yg pekerjaannya sangat detail sehingga harus dikerjakan oleh kontraktor-kontraktor tertentu yg sudah biasa mengerjakan interior. Jadi gedung tersebut 7 lantai dan dikerjakan oleh 3 kontraktor yang berbeda. Gue ga perlu takut gak makan karna salah 1 kontraktor memberikan jatah makan setiap harinya buat seluruh karyawan. Baik karyawan dari kontraktor maupun dari manajemen kontruksi, dan terkadang memberikan uang terimakasih karna gue kadang turut ngebantuin buatin laporan progress mingguan mereka. Dan untuk kontraktor kedua, gue juga kadang ngasih rokok dan uang karna gue juga bantuin buatin CCO (Pekerjaan tambah-kurang) mereka. Dan untuk kontraktor ke 3, mereka inisiatif minta dibuatin laporannya dari awal-akhir. Jadi yg ke 3 ini khusus karna gue akhirnya minta patokan harga paketan keseluruhan.
Begitulah gue survive.
Chapter 3 : (Bukan) Final
03 Agustus 2020 gue menanyakan perihal masalah gaji ke kordinator proyek melalui whatsapp. Tidak ada balasan, di read pun kagak.
10 Agustus 2020 kembali gue nanyain pertanyaan yg sama dan akhirnya di bales walaupun jawabannya "nanti ya, saya coba tanya ke keuangan dulu".
11 September 2020 dijawab dengan jawaban yg sama "nanti ya, saya coba tanya ke keuangan dulu".
17 Oktober 2020 diread tapi tidak dijawab.
Chapter 4 : Restless 1.1
26 Agustus 2020 : tanggal dimana puncak kegelisahan gue. Gue cerita ke salah 1 sahabat the one and only gue yg berprofesi di bidang hukum. Panjang lebar cerita akhirnya sampai pada kesimpulan untuk mengirim somasi 1 dan somasi 2 apabila tidak diindahkan. Karna pengakuan sahabat gue, kalo dia udh biasa buah somasi ke perusahaan lain, Gue sepakat sama dia dan akhirnya gue kirimin bukti-bukti yg gue punya ke dia.
Chapter 4 : Restless 1.2
31 Agustus 2020 : 5 hari sudah gue nungguin kabar, dan tak kunjung ada. Akhirnya gue mutusin untuk nelpon. Kita ngobrol, gak lama kira-kira 15 menit. Dan dia ngomong kalo dia lagi sibuk, tapi tetap bakalan dibuatin dalam beberapa hari ini.
Chapter 4 : Restless 1.3
1 September 2020, 5 September 2020 gue masih nanya apa dia masi sibuk dan dia masih sibuk juga.
Chapter 4 : Restless 1.4
7 Seotember 2020 : jadi hari terakhir gue buat nanyain, karna gue udh terlalu malu karna udh terlalu sering nanya.
Chapter 5 : disappointed
Flashback, gue udh berkali kali nanya ke dia karna slow response. Dan juga gue sempat berpikir cukup sulit keluarin surat tersebut secara asal karna akan membawa instansi yg memayungin dia. Jadi gue tanya apa gue harus bayar? Kalo bayar juga gpp, dan harganya berapa? Dia cuma jawab gausah, santai.
Gue down parah banget njir, gelap aja dunia ini hahahaa
Gue kecewa bgt sama sahabat gue. Udh temenan dari SD. Satu kelas dari SD sampe kelas 1 SMA. Kita dipisahin ipa-ips doang. Deket rumah, hingga teman dan tempat main kita hampir 65% sama.
Apa susahnya buat surat kaya gitu? Katanya udh sering, filenya berarti ada dong?
Tinggal ganti nama dan perusahaannya aja kan?
Ahhh man, how'd my life get so fucked up?
Njir, mana udh ngomong mau nikahin cewe gue lagi tahun 2021. Hemeehhhh
Chapter 5 : Final song
Sedikit lagi dan gue udh mulai ga semangat ngetik dan merangkum kata. Jadi gue persingkat.
Usaha gue yg lain untuk masalah gaji, gue udh konsultasi ke LBH Bandung. Dan gue disuruh buat pergi ke dinas ketenagakerjaan buat minta form surat yg berisi teguran. Gue lupa namanya apa, males buka rekaman suara di hp. Jadi itu ajalah ya namanya.
Chapter 5 : Kesimpulan (dan bonus tidak penting)
Jadi dari keseluruhan cerita ini, gue termasuk org yg salah juga. Harusnya gue tanya. terlama,berapa bulan gaji telat dibayarkan. Padahal gue udh sering interview, tapi kadang selalu ada yg kelupaan ditanyain.
Perusahaan tersebut lagi buka loker, buat anda-anda yg udah baca thread ini dan otaknya masi belum dipakai silakan japri gue kalo mau masuk kesana. Gue masi punya org dalam, dijamin masuk.
Ini bonus buat adek mahasiswa yg kemarin pada demo RUU Cipta Kerja.
Dek, boleh demo asal jangan merusak fasilitas public. Kalo bisa janganlah mencaci DPR. Kritik boleh, merusak dan mencaci jangan. DPR yg kalian caci maki itupun banyak diantara mereka yg dulunya aktivis. Dan kalianlah calon-calon yg gantiin mereka.
Kalo kalian rusuh dan merusak fasilitas public, pikiran gue yg sempit ini seolah olah melihat hal yg sama. Sepertinya kalian juga bakalan tidur waktu rapat, tidak hadir, dan ada yg nonton bokep.
The end
Nb : berhubung gue tau kalian yg baca ini malas buat nyari nama kantornya. Gue kasih bocoran dikit. Identik dengan BUMN yg lain, kantor ini juga punya kata "Karya" dibelakangnya. Kantornya udh tua, dan tidak indah lagi dipandang. Dan cerita ini punya banyak cerita yg dipotong, termasuk laporan gue yg dihapus di situs lapor.go.id dan termasuk cerita saat gue iseng search di twitter tentang perusahaan tersebut dan menemukan kalo perusahaan tersebut sedang di gugat di pengadilan negeri bandung karna tidak membayar perusahaan logistik yg bermitra dengan perusahaan tersebut, dan anak cabangnya di jawa timur yg digugat okeh banyak vendor kayu karna belum dibayar juga. Btw, perusahaan tersebut selalu buat alasan ini terjadi karna Covid-19. Its totally bullshit, banyak dari kami yg belum dibayar. Dan pola mereka ini udh berulang kali dilakukan dari beberapa tahun kebelakang. Dan apa yg saya tulis diatas adalah benar adanya mungkin kalo viral bakalan gue upload buktinya. Sekarang belum viral, gue males ngedit buat ngeblurin poto-poto bukti karna ada namanya. Rekening koran gue juga punya, bukti transferan yg dibayar baru sampe bulan berapa, dan bukti paklaring yg udh ditanda tanganin gue juga gue punya. Masi banyak lagi.
Dan terimasih buat yg sudah baca, gausah nyemangatin. Gue masih kuat dan masih nyoba buat merasa bahagia untuk saat ini~
Heidymahrani dan leviathan588 memberi reputasi
2
977
7
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan