- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rugi Pemilik Hypermart Bengkak Jadi Rp 219 M


TS
46.166.167.16.
Rugi Pemilik Hypermart Bengkak Jadi Rp 219 M

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mengalami peningkatan kerugian di kuartal II-2020. Perusahaan pemilik jaringan ritel Hypermart, Hyfresh dan Foodmart mengakui, itu semua karena pandemi COVID-19.
Pada kuartal II-2020 penjualan turun sampai Rp 1 triliun dari Rp 4,6 triliun di kuartal II-2019 menjadi Rp 3,6 triliun. Penurunan itu membuat rugi periode berjalan perusahaan milik Lippo Group ini meningkat dari Rp 186,8 miliar menjadi Rp 219,25 miliar.
Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima Tbk, Danny Kojongian menjelaskan, pada saat kasus COVID-19 pertama kali diumumkan penjualan meningkat 14% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan itu terjadi pada 13-25 Maret 2020. Masyarakat saat itu tengah panik melakukan pembelian stok kebutuhan sehari-sehari.
"Tapi setelah itu nggak lama langsung turun drastis. Pada 11 Maret langsung turun sangat drastis. Karena mall tutup, PSBB dan sebagainya," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/10/2020).
Danny menambahkan, perusahaan juga sudah berupaya untuk mengembangkan penjualan melalui jaringan online. Seperti melalui Hypermart Online, Chat & Shop melalui WhatsApp, GrabMart serta Shopee.
"Walaupun kita punya online tapi masih belum cukup. Mayoritas masih belanja offline," tambahnya.
Penurunan penjualan juga membuat perputaran persediaan melambat. Sehingga membuat perusahaan harus menanggung beban rusaknya persediaan produk.
"Karena ini berbeda, kalau barang makanan kan tidak bisa ditaruh di gudang lama," ucapnya.
Pada kuartal II-2020 penjualan turun sampai Rp 1 triliun dari Rp 4,6 triliun di kuartal II-2019 menjadi Rp 3,6 triliun. Penurunan itu membuat rugi periode berjalan perusahaan milik Lippo Group ini meningkat dari Rp 186,8 miliar menjadi Rp 219,25 miliar.
Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima Tbk, Danny Kojongian menjelaskan, pada saat kasus COVID-19 pertama kali diumumkan penjualan meningkat 14% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan itu terjadi pada 13-25 Maret 2020. Masyarakat saat itu tengah panik melakukan pembelian stok kebutuhan sehari-sehari.
"Tapi setelah itu nggak lama langsung turun drastis. Pada 11 Maret langsung turun sangat drastis. Karena mall tutup, PSBB dan sebagainya," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/10/2020).
Danny menambahkan, perusahaan juga sudah berupaya untuk mengembangkan penjualan melalui jaringan online. Seperti melalui Hypermart Online, Chat & Shop melalui WhatsApp, GrabMart serta Shopee.
"Walaupun kita punya online tapi masih belum cukup. Mayoritas masih belanja offline," tambahnya.
Penurunan penjualan juga membuat perputaran persediaan melambat. Sehingga membuat perusahaan harus menanggung beban rusaknya persediaan produk.
"Karena ini berbeda, kalau barang makanan kan tidak bisa ditaruh di gudang lama," ucapnya.
Sumber
Siap-siap bangkrut






meooong dan nomorelies memberi reputasi
2
2.3K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan