- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sejumlah WNI Perempuan yang Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri di Filipina.


TS
masramid
Sejumlah WNI Perempuan yang Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri di Filipina.
Sejumlah WNI Perempuan yang Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri di Filipina.

Ilustrasi Terorisme
Lihat Foto
Editor: Danur Lambang Pristiandaru
MANILA, KOMPAS.com - Penangkapan istri terduga teroris asal Indonesia, Andi Baso, Nana Isirani alias Rezky Fantasya Rullie alias Cici dan dua orang lainnya di Filipina menguak keterlibatan perempuan dalam serangan bom bunuh diri.
Dua bulan lalu, dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 15 orang dan melukai 75 orang lainnya dilakukan oleh dua janda milisi kelompok Abu Sayyaf. Mereka teridentifikasi sebagai Nanah dan Inda Nay.
Nanah sempat disebut pejabat militer sebagai Warga Negara Indonesia ( WNI), yang kemudian soal kewarganegaraannya kembali diselidiki oleh kepolisian setempat.
"Nah, sampai sekarang pemeriksaan DNA itu tidak pernah dilakukan," kata Konsul Jenderal RI di Kota Davao, Dicky Fabrian.
Sebelum peristiwa tersebut, serangan bom juga dilakukan pasangan suami istri, Rullie dan Ulfah, dari Indonesia.
Mereka meledakan diri di sebuah gereja di Jolo pada 27 Januari 2019, menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka.
Keduanya sempat menjalani program deradikalisasi di Indonesia setelah dideportasi dari Istanbul, Turki, karena terlibat dengan kelompok ISIS.
Kenapa muncul tren perempuan terlibat aksi bom bunuh diri?
Analis dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Dyah Ayu Kartika, mengatakan keterlibatan perempuan dalam pelaku aktif teroris dimulai sejak ISIS menyasar kelompok ini pada 2014.
Tak seperti jaringan teroris lama, yaitu Al Qaeda dan Jemaah Islamiyah yang menempatkan perempuan sebagai pengelola keuangan dan perekrutan, tapi ISIS memberi ruang lebih besar untuk melakukan penyerangan.
"Karena itu, ada bahkan section khusus supaya perempuan mau ikut terlibat tidak hanya datang ke Suriah, tapi juga melakukan jihad di tempat masing-masing," kata Dyah kepada BBC News Indonesia, Senin (12/10/2020).
Di Indonesia, pelibatan perempuan untuk mati di dalam aksi terorisme dimulai dari kasus Dian Yuliana Novi yang berencana melakukan bom bunuh diri di Istana Presiden, Desember 2016.
Saat ini, Dian masih mendekam di penjara Bandung setelah melahirkan anak pada 2017.
"Dari situ (kasus Dian) mulai isu di mana perempuan terlibat tak hanya sebagai pelaku bom bunuh diri, tapi juga penyerang yang terlibat di training-training militer. Dan perempuannya sendiri merasa akhirnya terfasilitasi karena selama ini mereka terbatas," kata Dyah.
Berdasarkan riset IPAC, perempuan yang ditangkap karena terlibat aktif aksi terorisme meningkat setelah 2014.
Periode 2000 - 2014, hanya delapan perempuan yang ditangkap karena terkait aksi teroris. Sementara periode 2014 - 2020, perempuan yang ditangkap meningkat empat kali lipat, yaitu 32 orang.
Terakhir yang ditangkap adalah L alias Ummu Syifa istri muda Ali Kalora, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Dia baru bergabung dengan MIT selama 23 hari saat ditangkap pada 29 Juli 2020 karena menyembunyikan informasi tentang MIT, tulis laporan IPAC.
Bagaimana kaitan jaringan teroris Indonesia-Filipina?
Riset IPAC menyebutkan Andi Baso, suami Cici yang tewas dalam baku tembak akhir Agustus lalu memiliki peran penting dalam penghubung jaringan teroris Indonesia-Filipina.
Andi merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terhubung dengan ISIS di Filipina.
Namun, kelompok JAD di sini, kata Dyah, cukup unik karena mungkin tidak saling terhubung.
"Karena JAD benar-benar file kecil, teman-teman sepermainan. Satu kompleks pesantren, sekolah, punya pandangan sama, mengaku sebagai JAD. Mereka tidak saling terhubung satu sama lain," kata Dyah.
Hal ini dikuatkan pernyataan kepolisian, Andi Baso lihai merekrut orang.
Pria asal Makassar tersebut diyakini ikut mengatur perjalanan pasangan pelaku Rullie-Ulfah untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jolo, Filipina.
Di belakang Andi Baso masih ada Saefulah dan Novendri sebagai simpul antara kelompok JAD, MIT dan JAT termasuk penghubung jaringan di Filipina. Saefulah masih buron dan Novendri ditangkap pada Juli 2019 lalu.
"Jadi, ada beberapa upaya-upaya kerjasama dengan (jaringan) Filipina. Dan itu sudah lama sejak zaman (kelompok) JI (Jamaah Islamiyah), dan sekarang, makin ada karena dideclarekannya East Asia wilayah ISIS pusatnya di Filipina," kata Dyah.
Tren perempuan pelaku bom bunuh diri akan ditiru di Indonesia?
Menurut Dyah, aksi-aksi serangan teroris perempuan lebih banyak dilakukan Indonesia ketimbang Filipina. Jaringan teroris perempuan di Indonesia lebih aktif.
"Karena kalau rutenya lebih duluan di Indonesia, lebih aktif di Indonesia jaringannya," katanya.
Dyah menambahkan, Filipina sejak dulu menggunakan konsep ritual perang sabil.
Perang sabil ini adalah kebiasaan laki-laki teroris masuk ke wilayah non-muslim, lalu menyerang sampai meninggal.
"Itu dari zaman penjajahan Spanyol dulu, dan belakangan tidak terlalu dipakai oleh ISIS," kata Dyah
"Setelah 2017, pimpinan Abu Sayyaf diklaim Isnilon Hapilon itu meninggal, diganti sama Sawadjaan. Kayak mulai ada perubahan strategi," sambung Dyah.
Sumber, BBC Indonesia
https://www.kompas.com/global/read/2...page=all#page2
.

Ilustrasi Terorisme
Lihat Foto
Editor: Danur Lambang Pristiandaru
MANILA, KOMPAS.com - Penangkapan istri terduga teroris asal Indonesia, Andi Baso, Nana Isirani alias Rezky Fantasya Rullie alias Cici dan dua orang lainnya di Filipina menguak keterlibatan perempuan dalam serangan bom bunuh diri.
Dua bulan lalu, dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 15 orang dan melukai 75 orang lainnya dilakukan oleh dua janda milisi kelompok Abu Sayyaf. Mereka teridentifikasi sebagai Nanah dan Inda Nay.
Nanah sempat disebut pejabat militer sebagai Warga Negara Indonesia ( WNI), yang kemudian soal kewarganegaraannya kembali diselidiki oleh kepolisian setempat.
"Nah, sampai sekarang pemeriksaan DNA itu tidak pernah dilakukan," kata Konsul Jenderal RI di Kota Davao, Dicky Fabrian.
Sebelum peristiwa tersebut, serangan bom juga dilakukan pasangan suami istri, Rullie dan Ulfah, dari Indonesia.
Mereka meledakan diri di sebuah gereja di Jolo pada 27 Januari 2019, menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka.
Keduanya sempat menjalani program deradikalisasi di Indonesia setelah dideportasi dari Istanbul, Turki, karena terlibat dengan kelompok ISIS.
Kenapa muncul tren perempuan terlibat aksi bom bunuh diri?
Analis dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Dyah Ayu Kartika, mengatakan keterlibatan perempuan dalam pelaku aktif teroris dimulai sejak ISIS menyasar kelompok ini pada 2014.
Tak seperti jaringan teroris lama, yaitu Al Qaeda dan Jemaah Islamiyah yang menempatkan perempuan sebagai pengelola keuangan dan perekrutan, tapi ISIS memberi ruang lebih besar untuk melakukan penyerangan.
"Karena itu, ada bahkan section khusus supaya perempuan mau ikut terlibat tidak hanya datang ke Suriah, tapi juga melakukan jihad di tempat masing-masing," kata Dyah kepada BBC News Indonesia, Senin (12/10/2020).
Di Indonesia, pelibatan perempuan untuk mati di dalam aksi terorisme dimulai dari kasus Dian Yuliana Novi yang berencana melakukan bom bunuh diri di Istana Presiden, Desember 2016.
Saat ini, Dian masih mendekam di penjara Bandung setelah melahirkan anak pada 2017.
"Dari situ (kasus Dian) mulai isu di mana perempuan terlibat tak hanya sebagai pelaku bom bunuh diri, tapi juga penyerang yang terlibat di training-training militer. Dan perempuannya sendiri merasa akhirnya terfasilitasi karena selama ini mereka terbatas," kata Dyah.
Berdasarkan riset IPAC, perempuan yang ditangkap karena terlibat aktif aksi terorisme meningkat setelah 2014.
Periode 2000 - 2014, hanya delapan perempuan yang ditangkap karena terkait aksi teroris. Sementara periode 2014 - 2020, perempuan yang ditangkap meningkat empat kali lipat, yaitu 32 orang.
Terakhir yang ditangkap adalah L alias Ummu Syifa istri muda Ali Kalora, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Dia baru bergabung dengan MIT selama 23 hari saat ditangkap pada 29 Juli 2020 karena menyembunyikan informasi tentang MIT, tulis laporan IPAC.
Bagaimana kaitan jaringan teroris Indonesia-Filipina?
Riset IPAC menyebutkan Andi Baso, suami Cici yang tewas dalam baku tembak akhir Agustus lalu memiliki peran penting dalam penghubung jaringan teroris Indonesia-Filipina.
Andi merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terhubung dengan ISIS di Filipina.
Namun, kelompok JAD di sini, kata Dyah, cukup unik karena mungkin tidak saling terhubung.
"Karena JAD benar-benar file kecil, teman-teman sepermainan. Satu kompleks pesantren, sekolah, punya pandangan sama, mengaku sebagai JAD. Mereka tidak saling terhubung satu sama lain," kata Dyah.
Hal ini dikuatkan pernyataan kepolisian, Andi Baso lihai merekrut orang.
Pria asal Makassar tersebut diyakini ikut mengatur perjalanan pasangan pelaku Rullie-Ulfah untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jolo, Filipina.
Di belakang Andi Baso masih ada Saefulah dan Novendri sebagai simpul antara kelompok JAD, MIT dan JAT termasuk penghubung jaringan di Filipina. Saefulah masih buron dan Novendri ditangkap pada Juli 2019 lalu.
"Jadi, ada beberapa upaya-upaya kerjasama dengan (jaringan) Filipina. Dan itu sudah lama sejak zaman (kelompok) JI (Jamaah Islamiyah), dan sekarang, makin ada karena dideclarekannya East Asia wilayah ISIS pusatnya di Filipina," kata Dyah.
Tren perempuan pelaku bom bunuh diri akan ditiru di Indonesia?
Menurut Dyah, aksi-aksi serangan teroris perempuan lebih banyak dilakukan Indonesia ketimbang Filipina. Jaringan teroris perempuan di Indonesia lebih aktif.
"Karena kalau rutenya lebih duluan di Indonesia, lebih aktif di Indonesia jaringannya," katanya.
Dyah menambahkan, Filipina sejak dulu menggunakan konsep ritual perang sabil.
Perang sabil ini adalah kebiasaan laki-laki teroris masuk ke wilayah non-muslim, lalu menyerang sampai meninggal.
"Itu dari zaman penjajahan Spanyol dulu, dan belakangan tidak terlalu dipakai oleh ISIS," kata Dyah
"Setelah 2017, pimpinan Abu Sayyaf diklaim Isnilon Hapilon itu meninggal, diganti sama Sawadjaan. Kayak mulai ada perubahan strategi," sambung Dyah.
Sumber, BBC Indonesia
https://www.kompas.com/global/read/2...page=all#page2
.




wisudajuni dan tepsuzot memberi reputasi
2
711
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan