Buat agan dan sista yang biasanya pulang kampung atau pergi merantau dengan bus, terminal adalah salah satu tempat yang dituju untuk tempat kedatangan maupun keberangkatan. Tapi tahu kah gan sist di Indonesia terminal bus dibagi menjadi 3 tipe. Ada Terminal Tipe A, B, dan C.

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 79 tahun 2018, penetapan kode terminal bertujuan untuk mewujudkan tertib pengelolaan terminal penumpang angkutan jalan dan mendukung pelaksanaan sistem penjualan tiket angkutan umum, serta memudahkan proses integrasi antar transportasi. Langsung saja kita mulai pembahasan dari Terminal Tipe A.



1. Terminal Tipe A



Terminal Tipe A Pulogebang, Jakarta Timur. Btw jangan salah sangka gan sist, itu foto terminal ya bukan garasi PO Sinar Jaya


Ilustrasi terminal tipe A


Setiap tipe terminal di Indoneisa memiliki peran pelayanan yang berbeda, hal ini sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.132 Tahun 2015. Terminal tipe A sendiri merupakan terminal yang memiliki peran utama melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara atau angkutan antar-kota antar-provinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan perkotaan, serta angkutan pedesaan.

Terminal Tipe A sendiri dikelola oleh pemerintah pusat dalam hal ini dibawah naungan Menteri Perhubungan, namun begitu belum semua Terminal Tipe A dikelola oleh pusat. Sebagian masih dikelola oleh pemerintah daerah. Beberapa contoh terminal tipe A seperti terminal Pulogebang (Jakarta), Ir. Soekarno (Klaten), Tirtonadi (Solo), Purabaya (Sidoarjo), Bandar Raya Payung Sekaki (Pekanbaru), Batoh (Aceh). Biasanya terminal tipe A memiliki banguan lebih mewah dan megah gan sist, mirip dengan bandara.




2. Terminal Tipe B



Terminal Tipe B Cikarang.

Sumber Ilustrasi Foto


Terminal tipe B dikelola oleh Pemerintah Provinsi, dalam hal ini pengelolaannya ada dibawah Gubernur. Terminal Tipe B menurut undang-undang, peran utamanya adalah melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan perkotaan dan angkutan pedesaan.

Terminal ini mungkin kalah megah dan fasilitasnya tidak selengkap Terminal Tipe A, namun menurut TS tempatnya lumayan bersih dan bagus gan sist (pengalaman pribadi TS). Beberapa contoh Terminal Tipe B adalah: Terminal Bunder (Gresik), Landungsari (Malang), Brawijaya (Banyuwangi), Malengkeri (Makassar), Maospati (Magetan), Anjuk Ladang (Nganjuk).




3. Terminal Tipe C



Terminal Magersari, Magelang.

Sumber Ilustrasi Foto

Terminal ini berada di level paling bawah gan sist, pengelolaannya dibawah wewenang Bupati atau Walikota. Terminal Tipe C merupakan terminal yang peran utamanya untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau pedesaan gan sist.

Terminal ini terlihat biasa saja, bisa dibilang cukup sepi dibanding dua terminal diatas. Karena fungsi utama terminal ini untuk tempat kendaraan angkutan kota atau desa yang akan mengantar penumpang dari kota atau kabupaten menuju beberapa desa maupun kecamatan. Terminal ini termasuk sudah sepi gan sist di era modern ini, karena kebanyakan orang lebih memilih naik kendaraan pribadi maupun ojek online.

Saat ini hanya ada Terminal Tipe A dan B yang mudah dijumpai, pasti buat kita semua yang biasa naik bus lebih banyak singgah di Terminal Tipe A dan B. Sekarang Terminal Tipe C sudah jarang ditemui, kebanyakan Terminal Tipe C sudah beralih ke Tipe B dibawah naungan Pemerintah Provinsi, sebagian lagi beralih fungsi jadi tempat parkir serta tempat berjualan. Terminal ini adalah tempat berkumpulnya angkutan kota atau angkutan pedesaan. Beberapa contoh Terminal Tipe C antara lain: Magersari (Magelang), Cimindi (Cimahi), Tawangmangu (Karanganyar).






Itu tadi perbedaan diantara 3 tipe terminalnya gan sist, sudah paham kan perbedannya ? Terminal di Indonesia sendiri harus memenuhi beberapa fasilitas sesuai UU yang berlaku. Merujuk KM Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, dimana Terminal Tipe A, B dan C harus memiliki fasilitas sebagai berikut ini:

1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.

2. Jalur kedatangan kendaraan umum.

3. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum (kru dan unit busnya).

4. Bangunan kantor terminal.

5. Tempat tunggu penumpang atau pengantar.

6. Menara pengawas.

7. Loket penjualan karcis.

8. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadeal perjalanan.

9. Pelataran parkir kendaraan pengantar atau taksi.

Untuk fasilitas terminal tipe C tidak wajib memiliki poin 3, 6, 7, dan 9.Terminal Tipe A juga sudah banyak dibangun di luar pulau Jawa seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Namun TS gak hafal semua nama terminalnya, yang kebetulan tahu bisa menambahkan nanti di kolom komentar.




Terminal Purabaya.

Sumber Ilustrasi Foto

Diharapkan dengan pembangunan Terminal Tipe A dan B mampu merubah stigma terminal yang selama ini diasumsikan negatif oleh masyarakat gan sist (terutama masalah calonya). Karena Terminal Tipe A dan B yang paling banyak menelan dana pembangunan mencapai miliaran rupiah, semoga kedua terminal tersebut bisa terus memberi rasa nyaman dan aman bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar kota.

Selain itu meski Terminal Tipe C sekarang sudah menjadi terminal yang sepi, semoga kedepannya ada pembenahan dari pihak terkait agar terminal ini bisa berfungsi maksimal. Karena walaupun hanya terminal kecil, namun sopir angkot juga menggantungkan hidupnya dari adanya terminal tersebut.

Demikian sedikit cerita mengenai 3 tipe terminal yang ada di Indonesia, semoga bisa menambah wawasan baru buat kita semua gan sist. Kalau kalian sendiri pernah singgah di terminal yang mana nih ? Jangan lupa nanti komen dibawah.

TS undur diri dulu, jangan lupa komen, rate serta cendolnya. Sampai jumpa lagi, enjoy Kaskus


Referensi: sini dan sini
Ilustrasi: google image