- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Jujur: Hanya Sebuah Kata?


TS
adindaper25
Jujur: Hanya Sebuah Kata?

Jujur: Hanya Sebuah Kata?
Jujur, pastinya kita tidak asing dengan kata ini, bukan? Tak perlu dijelaskan lagi arti dari jujur itu apa. Sejak kecil, orang tua kita pasti menanamkan salah satu sifat mulia ini pada kita, bukan? Orang tua kita meminta kita menjadi anak yang jujur, berbiacara apa adanya, berbicara yang sebenarnya. Awalnya, kupikir sifat mulia yang satu ini sangat mudah untuk diterapkan. Awalnya, aku berpikir demikian. Tapi semakin aku bertambah usia, pikiranku mulai berubah.
Ternyata jujur tidaklah semudah yang kubayangkan. Walau kedengerannya simpel, sepele, ternyata tidak semudah itu. Hari demi hari, tahun demi tahun kuliewati, hingga aku sampai pada hari ini. Hari di mana aku menulis cerita yang ingin kubagi ini. Hari di mana isi kepalaku akhirnya kutumphakan di kertas putih ini. Aku mulai berpikir, bahwa kata jujur hanyalah sebuah kata.
Terkadang, banyak faktor yang membuat kita harus melupakan kejujuran sejenak. Aku akui itu. Aku bukan manusia yang sepenuhnya jujur. Tak jarang, kebohongan kecil keluar dari bibirku. Tak jarang kebohongan demi kebohongan menumpuk, hanya untuk menutupi kebohongan lainnya. Aku sadar, aku tidak sempurna dan tidak bisa menjadi manusia yang seutuhnya jujur. Kupandangi diriku di cermin, melakukan intropeksi diri. Aku memang makhluk yang fana.
Tak jarang juga aku harus bebohong karena takut, karena merasa akan dihakimi oleh orang lain. Atau berbohong demi mencegah masalah yang lebih besar. Aku yakin kita semua pernah melakukannya. Paling tidak sekali dalam seumur hidup. Jika kita telalu sering berbohong, pastilah kita akan dicap pembohong oleh orang terdekat kita dan masyarakat. Aku tak ingin label itu terpasang di namaku ini.
Contoh lain, ketika kita bersekolah. Pasti kita pernah menyalin tugas teman karena waktu pengumpulan yang tinggal menghitung jam atau bahkan menit. Pasti kita pernah melakukannya. Walau tidak sering, tapi pastinya pernah sekali atau dua kali. Atau ketika kita merasa kurang bersemangat, tidak mood, malas untuk mengerjakan tugas, maka menyalin tugas teman adalah solusi terbaik.
Well, semua yang kutulis di atas mungkin tidak beralku untuk semua orang. Tapi SEBAGIAN BESAR, pasti pernah melakukannya. Aku hanya satu dari sekian SEBAGIAN BESAR tersebut. Dari sinilah aku menyadari, bahwa jujur tak sepenuhnya kuterapkan dalam hidupku. Jujur hanya sebuah kata yang TERKADANG kuanggap angin lalu belaka.
Kurasa, solusi terbaik adalah kembali pada pribadi kita masing-masing. Entah kita menganggap jujur dan makna kejujuran hanya sebuah kata dana ngin lalu, atau kita terapkan di dalam diri dan hati kita, serta pribadi kita. Tentu hanya kita yang bisa memilihnya. Simpan jawaban itu untuk diri kita saja. Hanya kita dan Tuhan yang tahu pilihan kita. Simpan dari manusia lain, hanya Tuhan yang mendengar.
Malang, 2020.




Candra310 dan bukhorigan memberi reputasi
0
825
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan