- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gara-Gara Kelon, Murid dan Guru Baru Sadar Beda Sekolah Setelah Telat 3 Bulan


TS
gentongb
Gara-Gara Kelon, Murid dan Guru Baru Sadar Beda Sekolah Setelah Telat 3 Bulan
GIF
.
.
.
.
.
Biar semakin enak baca threadnya



.
.
.
.
.
Pandemi belum juga reda, akhirnya berdampak pada sekolah dan siswa yang harus melakukan sekolah daring / sekolah online, dari jenjang SD hingga Universitas.
Sekolah online menjadi masalah yang cukup ribet dikala pandemi seperti ini, carut marut pelaksanaannya membawa kita ke hal hal yang lucu.
Bagaimana tidak, sebelumnya tidak pernah melakukan KELON(KELAS ONLINE) tiba tiba di paksa untuk menjalankannya, sudah pasti dong ada hal hal lucu.

Sumber gambar Disini
Ada cerita menarik dari seorang guru Harianto yang mengajar seorang murid berbeda sekolah bahkan berbeda kabupaten, bahkan sudah telat 3 bulan baru sadar.

Seperti ini kronologinya yang disampaikan melalui facebook Harianto Andi Ma'tu
Haha, ada ada saja ya. Memang hal hal seperti ini harus di fasilitasi oleh sekolah. Sudah jalan lebih dari 1 semester untuk sekolah online bahkan hampir 1 tahun lamanya tapi gerakan untuk memfasilitasi siswa maupun mahasiswa dirasa sangat kurang.
Lebih baiknya pihak sekolah dan Pemerintah harus membuat sistem yang terintegerasi satu dengan lainnya, agar siswa tidak nyasar kesana kesini dan tidak terjadi miss komunikasi antara sekolah, guru, murid maupun orang tua.
Seluruh silabus pembelajaran harus ada dalam 1 sistem dan mungkin bisa terintegerasi dengan sekolah lain, jadi pemerataan pembelajar lebih baik. Siswa hanya butuh 1 aplikasi untuk mengakses seluruh mata pelajaran dan dapat berinteraksi didalamnya, bukan seperti sekarang siswa dipaksa untuk memakai berbagai aplikasi seperti Whatsapp, Zoom, Google School dan lain lainnya seluruh pembelajaran jadi terpecah.
Lebih baik juga membuat sistem penilaian yang baik, terlebih untuk ulangan semesteran. Ujian Negera saja sudah berbasis online, kenapa tidak mencoba untuk pembelajaran seperti biasa?
Jadi seluruh nilai dapat dipantau oleh orang tua, dan statistik kemajuan siswa dapat dinilai agar pengembangan kemampuan siswa bisa diukur dan bisa dikembangkan lebih baik lagi.
Sekolah online sendiri bisa menjadi keterbukaan nilai siswa dan orang tua, jadi siswa tidak bisa berbohong dapat nilai berapa karena bisa tercatat dalam sistem. Tidak ada lagi yang namanya coret nilai C bisa jadi A.
Pandemi seperti ini sebanarnya bisa di ambil positifnya, jika nanti pandemi ini selesai dan pada akhirnya kembali ke sekolah dan belajar seperti biasa tanpa ada perubahan yang signifikan ya untuk apa?
Kalau sekolah dan pemerintah tidak mampu membuat inovasi, bisa gandeng orang orang yang kompeten didalamnya. Buktinya bimbel online menjamur, webinar menjamur.
Setidaknya ini bisa membuat para siswa dan orang tua serta guru dan sekolah untuk melek teknologi.
Terimakasih




.
.
.
.
.

Biar semakin enak baca threadnya



Quote:
.
.
.
.
.
Pandemi belum juga reda, akhirnya berdampak pada sekolah dan siswa yang harus melakukan sekolah daring / sekolah online, dari jenjang SD hingga Universitas.
Sekolah online menjadi masalah yang cukup ribet dikala pandemi seperti ini, carut marut pelaksanaannya membawa kita ke hal hal yang lucu.
Bagaimana tidak, sebelumnya tidak pernah melakukan KELON(KELAS ONLINE) tiba tiba di paksa untuk menjalankannya, sudah pasti dong ada hal hal lucu.

Sumber gambar Disini
Ada cerita menarik dari seorang guru Harianto yang mengajar seorang murid berbeda sekolah bahkan berbeda kabupaten, bahkan sudah telat 3 bulan baru sadar.

Seperti ini kronologinya yang disampaikan melalui facebook Harianto Andi Ma'tu
Quote:
Spoiler for Gambar Chatnya:
Haha, ada ada saja ya. Memang hal hal seperti ini harus di fasilitasi oleh sekolah. Sudah jalan lebih dari 1 semester untuk sekolah online bahkan hampir 1 tahun lamanya tapi gerakan untuk memfasilitasi siswa maupun mahasiswa dirasa sangat kurang.
Lebih baiknya pihak sekolah dan Pemerintah harus membuat sistem yang terintegerasi satu dengan lainnya, agar siswa tidak nyasar kesana kesini dan tidak terjadi miss komunikasi antara sekolah, guru, murid maupun orang tua.
Seluruh silabus pembelajaran harus ada dalam 1 sistem dan mungkin bisa terintegerasi dengan sekolah lain, jadi pemerataan pembelajar lebih baik. Siswa hanya butuh 1 aplikasi untuk mengakses seluruh mata pelajaran dan dapat berinteraksi didalamnya, bukan seperti sekarang siswa dipaksa untuk memakai berbagai aplikasi seperti Whatsapp, Zoom, Google School dan lain lainnya seluruh pembelajaran jadi terpecah.
Lebih baik juga membuat sistem penilaian yang baik, terlebih untuk ulangan semesteran. Ujian Negera saja sudah berbasis online, kenapa tidak mencoba untuk pembelajaran seperti biasa?
Jadi seluruh nilai dapat dipantau oleh orang tua, dan statistik kemajuan siswa dapat dinilai agar pengembangan kemampuan siswa bisa diukur dan bisa dikembangkan lebih baik lagi.
Sekolah online sendiri bisa menjadi keterbukaan nilai siswa dan orang tua, jadi siswa tidak bisa berbohong dapat nilai berapa karena bisa tercatat dalam sistem. Tidak ada lagi yang namanya coret nilai C bisa jadi A.
Pandemi seperti ini sebanarnya bisa di ambil positifnya, jika nanti pandemi ini selesai dan pada akhirnya kembali ke sekolah dan belajar seperti biasa tanpa ada perubahan yang signifikan ya untuk apa?
Kalau sekolah dan pemerintah tidak mampu membuat inovasi, bisa gandeng orang orang yang kompeten didalamnya. Buktinya bimbel online menjamur, webinar menjamur.
Setidaknya ini bisa membuat para siswa dan orang tua serta guru dan sekolah untuk melek teknologi.
Terimakasih





Sumber :
Gambar : Facebook dan Google
Tulisan : Gentongb
Diubah oleh gentongb 05-10-2020 07:05






tien212700 dan 31 lainnya memberi reputasi
22
30.3K
217


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan