, tapi dibatasi keadaan? Daripada mengeluh menghabiskan energi, mending cari kegiatan menyenangkan yang efektif menghilangkan rasa jenuh tak terkira ini. Banyak kegiatan seru yang juga memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar kita, loh. Di samping untuk menyegarkan pikiran, juga untuk menambah wawasan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Kegiatan itu salah satunya adalah bercocok tanam.
Hadirnya pandemi yang mewajibkan kita untuk tetap di rumah saja ini, disadari atau tidak, telah memberikan dampak positif untuk
. Maksudnya, pandemi ini mendorong sebagian besar orang menjadi lebih sering memikirkan dan merencanakan hal-hal baik dan bermanfaat. Selain lebih memprioritaskan kesehatan, hobi pun menjadi lebih ditekuni. Ini berdasarkan orang-orang yang aku lihat di sekelilingku, termasuk aku. Bahkan, hobi baru pun bermunculan seiring hadirnya tren di tengah masyarakat. Mulai dari tren bersepeda hingga bercocok tanam.
Beragam varietas tanaman banyak digandrungi oleh masyarakat. Tak sedikit orang yang mengalihkan diri dari hiruk pikuk berita di media sosial ke tanaman yang menyejukkan pikiran ini. Bersahabat dengan tanaman memang menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari kemungkinan stres dari adanya dampak negatif pandemi. Tanaman bisa memberikan kebahagiaan, kesenangan, dan keseruan tersendiri. Entah saat menanam, merawat, melihat pertumbuhannya, atau menikmati manfaatnya.
Bercocok tanam merupakan salah satu bentuk dari ekoterapi, yaitu istilah yang diberikan untuk berbagai program perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik melalui aktivitas luar ruangan di alam (Smith, 2015).
Makhluk hidup yang berinti sel dan berklorofil ini biasa ditanam karena memiliki fungsi estetis dan fungsi konsumsi. Tak heran, banyak orang yang berani merogoh kocek hingga jutaan untuk sebuah tanaman. Tingginya harga bisa dikarenakan langkanya suatu tanaman, perawatannya, atau bahkan karena asal muasalnya. Tumbuhan pun bisa ditanam di dalam maupun luar rumah. Di mana pun penempatannya, jika kita lihai merawatnya, maka fungsi dari tanaman itu pun akan optimal dan manfaatnya akan maksimal.
Salah satu tujuan menanam tumbuhan tentunya sebagai peneduh di kala terik matahari menyinari bumi di siang hari. Terutama jika yang ditanam adalah tumbuhan hijau. Ia akan menyerap karbon dioksida di lingkungan sekitar untuk berfotosintesis dan kemudian memproduksi oksigen. Alhasil, kesejukkan pun dapat dirasakan. Seperti tanaman-tanaman di pekarangan rumahku yang memberikan rasa adem ketika
. Penasaran, tumbuhan apa saja yang aku tanam? Mari
For your information, tanaman-tanaman ini tidak aku beli. Tetapi, dulu pamanku sering meminta bibit bermacam tumbuhan dari teman-temannya untuk ditanam di pekarangan rumahku. Tujuannya agar ada kehidupan dan adem saat dipandang. Aku pun merasakan hawa positif setiap kali bangun dan berolahraga di pagi hari sambil melihat ke pekarangan rumah. Benar-benar menyegarkan dan menenangkan pikiran.
So, dari sekitar delapan jenis tanaman yang ada, aku akan membahas tanaman hias yang paling menarik sebagai berikut.
1. Dieffenbachia(Daun Bahagia)
Tanaman hias ini juga dikenal dengan nama sri rejeki (
btw, ini nama guru matematikaku😁), beras wutah,
dumb cane, atau pisang tanah. Keindahannya berasal dari bentuk tajuk dan juga warna daunnya yang bervariasi: hijau dengan bercak-bercak hijau muda atau kuning. Tanaman hias ini berasal dari Kenya, Rwanda, dan Uganda serta tumbuh subur di daerah yang beriklim tropis.
Nama umumnya sih daun bahagia, tapi tidak sepenuhnya memancarkan kebahagiaan loh, Gan Sist. Karena tumbuhan ini memiliki bahaya terselubung yang jarang diketahui banyak orang. Yups, tanaman ini merupakan tumbuhan beracun. Bahkan, beberapa waktu lalu ada kasus anak keracunan yang disebabkan keisengannya memakan daun dari tumbuhan ini. Entah bagaimana detail kejadiannya. Namun, hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak ceroboh menggosokkan tangan atau bahkan memakan dedaunan dari tumbuhan yang kita tidak tahu pasti status keamanannya.
Sentra Informasi Keracunan Nasional (Siker) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun membenarkan bahwa tanaman hias ini berpotensi menyebabkan keracunan. Karena tanaman tersebut mengandung zat aktif kristal kalsium oksalat berbentuk jarum tajam. Selain itu, ada juga kandungan enzim proteolitik yang dapat menyebabkan gatal dan bengkak. Maka dari itu, saat melakukan perawatan disarankan memakai sarung tangan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Tanaman ini memang bisa menyebabkan gatal apabila bagian tubuh manusia terkena getahnya, tapi akan hilang dalam beberapa waktu. Dulu, aku pun pernah iseng merobek daun bahagia ini dan getahnya terkena kulit tangan, sehingga menyebabkan gatal yang lumayan mengganggu. Tapi, tenang Gan Sist. Karena jika kulit terkena getah, cara penanganannya mudah, kok. Cukup dengan membasuh area yang terkena getah selama 15 menit menggunakan air mengalir dan sabun, lalu bilas hingga bersih. Gatal pun akan mereda.

Tanaman ini sudah ada di pekarangan rumahku sejak SD dan jumlahnya lumayan banyak. Tetapi, karena beberapa waktu tidak disiram. Jadi, daun bahagia ini layu dan kering. Akhirnya, tanaman yang ada di pot terbuang dan hanya tersisa yang ada di tanah halaman rumah.

Untuk harga, aku tidak tahu pasti harga di pasar konvensional. Tetapi, di
e-commerce, daun bahagia ini dijual dengan kisaran harga dari Rp5.000 hingga Rp25.000. Jika berminat merawat, Agan Sista bisa membelinya
di sini.
2. Pilea Cadierei (Daun Mutiara)
Nah, tanaman ini disebut juga tanaman aluminium atau semangka pilea yang merupakan jenis tanaman
indoor berbunga dalam keluarga jelatang Urticacea yang banyak ditemukan di Cina dan Vietnam. Nama
Cadierei ini mengacu pada ahli botani yang menemukannya pada abad ke-20, yaitu R.P. Cadière. Bunga mungil dan berwarna muda terkadang muncul di musim panas. Kalau musim hujan seperti saat ini sih, bunganya pun berhibernasi (😅😂
just kidding✌). Eh, tapi ada satu bunga yang tumbuh, nih👇.
Tanaman ini disebut tanaman aluminium karena ada bercak putih perak di antara hijau daun, layaknya logam aluminium. Tanaman yang juga punya sebutan
Chinese Money ini sering menjadi ornamen masyarakat Eropa Utara atau Skandinavia. Disebut
Chinese Money atau uang cina sebab bentuknya menyerupai mata uang koin Negeri Tirai Bambu tersebut. Selain itu, tanaman ini memang berasal dari Cina, tepatnya di Provinsi Yunnan.
Cara merawat tanaman ini terbilang susah-susah gampang. Pilea tidak membutuhkan banyak air untuk bisa terus hidup. Namun, di sisi lain juga membutuhkan pencahayaan atau sinar matahari langsung yang intens. Tanaman ini disiram tiga hari sekali. Tetapi, karena tanaman ini tumbuh di antara tanaman-tanaman lain di rumahku yang beberapa di antaranya membutuhkan penyiraman air yang lebih sering. Jadi, untuk menghemat waktu dan meminimalisir kelupaan, aku siram saja bersamaan dengan tanaman lainnya di pagi dan sore hari😆.
Harga tanaman hias ini pun cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp8.000 hingga Rp15.000. Jika tertarik untuk menambah koleksi tanaman hias, Gan Sist bisa membeli daun mutiara ini
di sini.
3. Syngonium Podophyllum
Tanaman
Syngonium adalah tanaman merambat dengan bentuk daun yang menyerupai anak panah. Nama lain dari tanaman ini meliputi tanaman panah, anggur panah,
philodendron panah, bulu angsa,
evergreen Afrika, dan
evergreen Amerika. Spesies ini berasal dari wilayah luas Amerika Latin mulai dari Meksiko hingga Bolivia, dan dinaturalisasi di Hindia Barat, Florida, Texas, Hawaii, dan tempat-tempat lain. Julukan khusus latin
podophyllum berarti "dengan daun bertangkai gagah".
Tanaman anak panah yang ada di pekarangan rumahku ini memiliki daun dengan berbagai warna hijau. Dari mulai gradasi warna hijau tua hingga muda dengan tanin yang lebih terang. Bentuk daunnya yang seperti hati, membuatnya terlihat lebih unik dibandingkan daun tanaman lain. Terlebih, warna putih yang menyebar dari tengah ke seluruh permukaan daun menjadikannya tidak terlihat monoton. Karena warna hijau yang tercampur oleh garis-garis putih, membuat daunnya memiliki perpaduan warna hijau yang tidak membosankan.

Tanaman
Syngonium ini dibandrol dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp25.000. Jika Agan Sista berminat menambah tanaman hias di rumah dan
Syngonium menjadi pilihan Gan Sist, kalian bisa membelinya
di sini.
4. Schefflera Arboricola (Daun Walisongo)
Schefflera arboricola adalah tanaman berbunga di keluarga Araliaceae, asli Taiwan serta Hainan. Dikenal juga dengan julukan pohon payung kerdil karena visualnya yang versi lebih kecil dari pohon payung,
Schefflera actinophylla. Secara umum, tanaman ini dikenal dengan nama walisongo karena pada bagian daunnya rata-rata berjumlah 9 helai dengan bentuk yang menjari. Daunnya cukup tebal dan berwarna hijau dengan perpaduan putih kekuning-kuningan. Untuk tanaman walisongo yang aku pelihara ini berwarna hijau.
Tanaman ini berfungsi untuk menetralisir udara sekitar, terutama dari polusi yang disebabkan asap rokok. Aku baru mengetahui
fun factnya sekarang, sih. Pantas saja ketika ada orang yang merokok di sekitar rumah, asap rokoknya tidak meninggalkan bau yang berarti. Ya iya sih, asap rokok dan kepulan asap lainnya akan menghilang tanpa ada tanaman ini sekalipun. Tetapi, perbedaan udara dengan dan tanpa adanya daun walisongo ini cukup terasa. Selain itu, tanaman ini mampu menyerap racun di sekitar rumah dan sekaligus sebagai peneduh. Jadi, benar-benar bermanfaat.
Penyiraman tanaman ini bisa dilakukan dua kali sehari dengan air yang tidak terlalu banyak. Aku pun menyiram tanaman ini sekaligus dengan tanaman lainnya seperti yang sebelumnya aku katakan. Perawatannya tidak terlalu sulit. Cukup disiram dan terkena sinar matahari langsung, tanaman ini pun tumbuh merambat dengan baik. Hanya saja, jika Agan Sista mau tata letak dan proses merambatnya lebih teratur dan rapi, Gan Sist bisa memangkas beberapa daun dan meletakkan penyangga agar arah pertumbuhannya sesuai keinginan Agan Sista.
Terlepas dari fungsi tanaman ini yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar rumah, terdapat satu mitos yang dipercaya sebagian orang. Bahwa tanaman ini diyakini mampu menangkal roh halus yang jahat. Aku pun baru mengetahui mitosnya sekarang😁. Benar atau tidak, yang pasti sih perbanyak beribadah kepada Allah SWT. saja. Mungkin, mitos itu akan benar ketika kita memercayainya. Jadi, kebenarannya tergantung sugesti masing-masing. Eits,
back to the topic. Ya, intinya yang paling utama dari tanaman ini adalah sebagai tanaman hias untuk menetralisir udara.
Tak sedikit yang tertarik untuk merawat tanaman ini di rumah. Oleh karena itu, tanaman walisongo ini banyak dijual di pasaran dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp7.500 sampai Rp15.000. Agan Sista bisa membelinya di
online shop agar tidak harus keluar rumah. Gan Sist bisa membelinya
di sini.
5. Sansevieria (Lidah Mertua)
Sansevieria merupakan jenis tanaman hias yang berasal dari daratan Afrika, Madagaskar, dan Asia Selatan.
Sansevieria memiliki sekitar 70 spesies, dimana si penemu tanaman hias satu ini adalah Pietro Antonio Sanseverino. Nama lain dari
Sansevieria adalah bunga lidah mertua. Bukan karena terinspirasi dari omongan mertua yang tajam ya, Gan Sist😁. Tetapi, alasannya karena tanaman ini memiliki bentuk daun yang tajam di ujungnya. Tanaman ini pun populer sebagai tanaman hias
indoor karena perawatannya yang mudah, tidak membutuhkan terlalu banyak air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Tanaman lidah mertua ini ditanam langsung di tanah depan rumahku. Untuk tanaman yang satu ini, aku jarang memperhatikannya karena sudah tergiur dengan keempat tanaman di atas, terutama oleh daun aluminium yang jumlahnya banyak. Jadi, lebih dominan terlihat ketika penyiraman dan perawatan lainnya. Sehingga, pertumbuhan tanaman lidah mertua ini jadi tidak terarah karena baru kusadari, ternyata posisinya tidak semua berdiri tegak. Kemungkinan terinjak oleh kucing dan tertimpuk benda berat. Jadi, agak sulit membetulkannya. Terlebih, tanaman ini cukup keras juga.
So, maafkan jika di foto terlihat acak-acakan😁.
Tak hanya tanaman walisongo, ternyata
Sansevieria pun dapat menyerap polusi udara. Selain itu, tanaman ini pun dapat mengurangi radiasi dengan mereduksi gelombang radiasi yang dihasilkan oleh barang-barang elektronik, sehingga mata pun akan terjaga kesehatannya. Oleh karena itu, banyak orang yang lebih suka meletakkan tanaman ini di dalam ruangan. Terutama bagi orang yang sering merokok, tanaman ini sangat
recommended untuk ditaruh di ruangan kerja atau spot favorit Agan Sista. Untuk mengurangi radiasi, Gan Sist bisa menempatkan lidah mertua ini di dekat TV, laptop, komputer, dan barang elektronik lainnya.
Tanaman pedang-pedangan ini cukup laris di pasaran. Harganya dipatok mulai dari Rp4.000 hingga Rp20.000. Agan Sista bisa mencari, memilih, dan membeli tanaman lidah mertua ini dengan beragam harga dan jumlah per
pieces di
online shop. Kalau tidak mau ribet, Gan Sist bisa klik
ini.
, itulah lima di antara lebih dari delapan jenis tanaman yang tumbuh di pekarangan rumahku. Setelah memahami lebih dalam tentang varietas tanaman yang selama ini hanya aku siram tanpa memperhatikan perawatan detailnya. Aku jadi sangat tertarik untuk bercocok tanam. Aku pun jadi lebih mengagumi tanaman dan lebih menyadari bahwa Allah SWT. tidak hanya menciptakan kita saja, tapi juga tumbuhan dengan berbagai macam jenisnya yang luar biasa menakjubkan. Kepedulianku terhadap tanaman pun meningkat.
Selain menjadi tertarik untuk bercocok tanam, aku pun menyadari bahwa hobi ini bisa menjadi peluang usaha di tengah pandemi yang menurunkan perekonomian ini. Karena jika diselisik lebih dalam, orang-orang memang sedang hobi bercocok tanam. Akibatnya, penjualan benih dan bibit tanaman pun meningkat, hingga hadirlah tren
. Entah orang-orang memang hobi bercocok tanam, baru menyukai tanaman, atau malah mengikuti tren. Namun, yang pasti tren ini memberikan dampak positif.
Terutama jika yang ditanam itu sayuran dan buah, hal itu dapat membantu dan memudahkan kita untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi di tengah pandemi yang cukup menghambat pendistribusian hasil perkebunan. Selain itu, tentunya bercocok tanam juga dapat meningkatkan kualitas udara dan membantu mengurangi pemanasan global. Meski yang kita coba tanam itu tidak seberapa. Tetapi, percayalah bahwa sedikit orang yang melakukannya dengan sungguh-sungguh itu lebih baik dibandingkan sejuta orang yang melakukannya dengan setengah-setengah😇.
Sebenarnya, aku jarang menyiram tanaman-tanaman di pekaranganku ini dan hanya mengandalkan air hujan jika aku lupa atau malas menyiramnya😆. Tetapi, sekarang aku akan kembali lebih rajin lagi merawat tanamanku. Apakah Agan Sista sudah bercocok tanam? Atau baru mau mulai menanam? Mari bercocok tanam bersama (secara daring😉)!
dong pengalaman Gan Sist selama bercocok tanam dan perlengkapan apa saja sih yang harus disiapkan untuk bercocok tanam.
di kolom komentar, yaa! Aku tunggu😄.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan pemilihan dan penulisan kata atau istilah ekologi tumbuhan dalam
ini. Terima kasih sudah berkunjung.
Sumber Referensi: Wikipedia, Kompas Sains, Detik Health, CNN Indonesia Gaya Hidup, dan beberapa situs lainnya)