- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apakah Budaya di Indonesia ini perlu Ditinggalkan?


TS
dirawan09
Apakah Budaya di Indonesia ini perlu Ditinggalkan?

-125 -
Selamat Datang di Threadku
Aah, Berbicara tentang Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Dari Sabang sampai Marauke ada saja kebudayaan yang istimewa dari masing-masing daerah, dan tentu saja kita (katanya) bangga dengan kebudayaan yang dimiliki ini. Akan tetapi tentu saja setiap kebudayaan akan termakan oleh zaman dan moderenisasi, tak usah berpura-pura melestarikan dengan dalih cinta budaya, karena memang ada budaya yang dalam opini ts memang perlu ditinggalkan.
Dalam hal ini maksud ts adalah budaya tradisional. Mungkin beberapa orang yang sangat konservatif akan menolak gagasan ini, namun mari kita bahas saja, karena ini adalah sebuah opini.
Tradisi Pemakaman Toraja

"Mau dikubur aja kok mahal?" setidaknya itu yang ada dipikiran ts ketika mendengar pemakaman Toraja. Tradisi Pemakaman toraja adalah sebuah tradisi yang menjadi daya tarik wisata oleh orang-orang, para turis pun berdatangan ke tempat ini untuk melihat tradisi ini. Yang menjadi menarik tentu saja salah satu upacaranya yaitu upacara Rambu Solo yang dilakukan selama lima hari dan harus menyediakan 24-100 ekor sapi dan babi, tergantung stratanya. ini karena kepercayaan orang sana yang bilang akan ada kemalangan kepada yang sudah meninggal. ini adalah kepercayaan mereka. Tak jarang sekali upacara ini biaya yang dikeluarkan bisa mencapai 4-5 milyar Rupiah.
Yap dari total biaya yang wow tersebut dapat dibilang hanya keluarga kaya yang mampu melakukannya, tapi tahu kah gansis sekalian bahwa ada loh keluarga yang tidak melaksanakan pemakaman tersebut dan mayat dari keluarga mereka tidak ditempatkan di tempat pemakamannya, yaitu sebuah gua, hanya karena tidak ada biaya. Jadinya yah mayat yang diawetin tersebut nongkrong di rumah mereka, ts tahu dari stand up nya si pandji, coba cari aja dah.
Tapi ini adalah kepercayaan mereka yang masih percaya dengan roh nenek moyang dan adat-istiadat luhur.
Belis

Yap dari Sulawesi kita beranjak nih ke NTT. Di daerah ini ada tradisi bernama belis. Belis merupakan salah satu budaya yang terkenal di sana. Belis adalah bentuk mahar yang sangat mahal yang ditujukan kepada pihak perempuan ketika lelaki melamarnya. ts masih kurang begitu paham sih, mahar yang gansis pikirkan mungkin seperangkat alat sholat dan uang sekian, tapi di NTT belis memiliki nilai yang cukup tinggi dan mampu mencapai ratusan juta atau dapat berupa hewan kuda, kerbau ataupun sapi. sehingga beberapa orang berpikir bahwa belis cuma menjadikan wanita sebagai objek bisnis belaka. Orang NTT nya menganggap ini sebagai penghargaan kepada wanita karena wanita adalah yang hamil dan melahirkan dan merawat anak-anak.
Terdapat rumor yang mulai tidak enak didengar di NTT sendir gansis sekalian. Semakin seorang wanita itu berpendidikan yah semakin tinggi pula belisnya, jadi kaya biaya timbal balik lah belis itu. yap wanita jadi sepert barang komoditas gitu, yang dinilai dengan uang, kalau lulusan SMA segini, kalau S3 yah segini. iya, iya ts ngerti kalau merawat anak perempuan baik itu perjuangannya minta ampun dan ngehabisin biaya, tapi apa gak lihat juga kah seorang lelaki juga pastinya akan banting tulang untuk kehidupan rumah tangganya. dan juga lelaki yang berkualitas juga dirawat dan dibesarkan pakai uang dong. Jadi penilaian seorang wanita itu baik atau buruk berdasarkan nilai uang/belis kayaknya sudah tidak layak, karena kepribadian seseorang itu tak pernah dapat dinilai dengan harta. Tapi kalau pihak lelaki merasa itu pantas-pantas saja yah silahkan lah, toh itu budayamu.
Koteka

Mari ke papua, tanah kaya yang katanya pengen pisah dari Indonesia. whatever dude. Koteka adalah salah satu benda dari papua yang digunakan untuk menutupi kemaluan lelaki di sana. bukan cuma itu gansis sekalian, selain penggunaan koteka pun, di papua sana masih ada loh wanita yang bertelanjang dada berjalan, mari sebut saja cara berpakaian mereka masih kuno.
Di zaman yang di mana penggunaan pakaian secara utuh dari kepala sampai kaki rasa-rasanya menggunakan koteka dirasa sudah terlalu ketinggalan zaman, mungkin orang-orang masih berpikir bahwa ini demi menjaga kelestarian tapi sepertinya sudah tidak relevan lagi dengan zaman globalisasi di mana semuanya membaur. tapi penggunaan koteka di papua sudah mulai berkurang sih dan sangat banyak berkurang, hanya di wilayah terpencil saja yang masih menggunakannya. Seperti di Wamena. Agan mau pake?
Penutup
Dari sudut pandang orang luar seperti ts ini mungkin budaya-budaya di atas sudah tidak relevan dan tidak perlu dipertahankan karena hanya merugikan diri sendiri apalagi di zaman modern dengan keterbukaan pikiran akan hal-hal yang baru, pemikiran-pemikiran konservatif adat ini dirasa tak perlu dipertahankan. Akan tetapi namanya kepercayaan yang sudah diwariskan turun menurun dan menurut mereka luhur, ketika minta dihilangkan begitu saja pastinya merupakan sebuah penghinaan yang teramat sangat.

Terima kasih sudah menyimak
Sumber
Toraja
koteka
Belis
Diubah oleh dirawan09 23-09-2020 13:19
0
745
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan