" jaman sekarang itu banyak sekali orang yang masih sehat ngemis, ogah aku ngasih." Kata wanita ABG itu kepada temannya sembari menyeruput jus stroberi.

Aku hanya melihat kedua ABG yang melintas di depanku. Hari ini aku janjian dengan temanku untuk belanja bulanan bersama. Kali ini gantian dia yang menjemputku.
 
Sebelumnya aku meminta dia mejemput di jalan raya yang tak jauh dari kediamanku.
" ehmm si mariati lama bener yak, janji jam 9 kok sampai jam 9.30 belum juga datang."gerutuku sambil memainkan telapak kaki ke kanan ke kiri.

Seketika aku keingat omongan gadis ABG tadi dan langsung menoleh pada lelaki paruh baya. Lelaki pengemis itu terlihat masih bugar walo terlilit pakaian kumuh sambil menenteng tas yang mungkin itu berisi beberapa baju dan botol air putih yang terkihat dikantong tas sebelah kiri.
Entah mengapa aku merasa iba, ku buka dompet hitamku, kuambil uang lima puluh ribuan. Bismillah niat saya memberi..

" pak ini semoga bermanfaat" kataku sambil menyalami pak pengemis itu yang lagi duduk, mungkin dia capek karena tadi kulihat dia terus menenteng tas hitamnya.
Entah kenapa aku pengin sekali memberikan dia uang. Teringat kata guru ngaji, niat baik harus disegerakan. Niatkan untuk Allah jangan mikir yang lain.

" ini terlalu besar mbak untuk seorang pengemis, saya gak punya kembaliannya mbak." Jawab pengemis yang sedang sibuk mencari uang receh di tas hitamnya, mungkin untuk uang kembali.

" tidak usah pak, saya ikhlas. Ambil ini buat makan pak. Mungkin tidak seberapa tapi tolong diterima."

" alhamdulillah matur suwun mbak" si bapak pengemis berkaca-kaca

Melihat mata si bapak pengemis, tak berasa keliar air mata kedua netraku. Aku merasa kan bahagia hati.

" saya permisi dulu ya pak"

" eh..tunggu cah ayu ada yang mau bapak berikan sebagai ucapan terima kasih"

" ada apa ngih pak, ndak usah pak saya benar-benar ikhlas"

Si bapak pengemis itu membuka dan merogoh resleting depan di bagian depan tas hitamnya.
" ini buat mbak saya yakin ini bermanfaat" kata nya sembari mengulurkan benda putih berbentuk sabuk mirip dengan sabuk karate namun sabuk ini beraroma dupa yang menyengat.

"Maturnuwun pak.. bukannya saya menolak tapi saya tidak membutuhkan benda itu. Saya tidak bisa beladiri"

" mbak kan tinggal sendiri hanya dengan putri mbak. Saya takut terjadi hal negatif pada mbak. Terimalah mbak sabuk ini insyaallah akan bisa melindungi mbak dari bahaya. Sabuk ini anti bacok anti begal, yang berniat jahat dan mau membunuh mbak tidak akan bisa karena saat mbak pakai ini tubuh mbak akan kebal. Saya tahu cah ayu orang baik bisa menjaga amanah saya dan tidak akan menyalah gunakannya"

Deg...jatungku berdetak cepat, mengapa si bapak pengemis ini tahu semua?? Apa dia hantu l, tiba tiba tubuhku begedik. Sereem

" tenang aja mbak saya bukan hantu" dia tersenyum menyakinkan.

" loh bapak..." aku terpelongoh heran kenapa si bapak tahu suara batinku.

" aku memang dari dulu sudah mempunyai kelebihan ini mba"

" terima kasih pak.. tapi mohon maaf kalau saya tidak bisa menerima, takut barang ini bisa melemahkan iman saya. Lagipula jenengan belum kenal saya kan?? Bisa jadi suatu saat saya menggunakan ini untuk hal yang tidak baik, ngapunten pak" jawabku seraya menyodorkan sabuk itu.

" mbak orang baik kok, bukannya mbak pernah mimpi diajak ke istana laut. Diberikan mutiara tapi mbak menolak?? Disaat yang lain megorbankan imannya untuk mendapat permata agar di dunia mereka bergelimang harta. Mbak beda, karna mbak menolak itu yang menjadikan mbak hidupnya berkah dan berkecukupan. Mbak orangnya sederhana beda dari yang lain yang selalu ingin tampak mewah."

Aku tertegun tak berdaya, sekujur tubuhku berasa kaku. Sebenarnya siapa sosok lelaki paruh baya ini???
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Akankah pemberian bapak pengemis di tolak???
Penasaran kan?? Cendolnya dolo dong..hhh
Terima kasih gan..
Mohon krisannya bagi saya yang pemula ini.
Cerita ini fakta dibalut fiksi agar lebih greget..
Maaf jika setiap partnya kurang panjang, nulis thread dengan ke dua bocah kesayangan.

 Sumber gambar by google