- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
‘Gaya Ugal-ugalan Anies Sebabkan Jakarta Darurat 1.000/Hari Kasus Covid-19‘


TS
physch00
‘Gaya Ugal-ugalan Anies Sebabkan Jakarta Darurat 1.000/Hari Kasus Covid-19‘
Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyoroti kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kerap berbeda dengan Pemerintah Pusat.
Menurut Ferdinand, gaya 'ugal-ugalan' Anies Baswedan inilah yang menjadikan Ibu Kota Jakarta meningkatkan status menjadi darurat Covid-19. Tak hanya itu, menurutnya, dampak kerusakan ulah ugal-ugalan Anies terhadap Jakarta dan Indonesia jauh lebih berbahaya dari dampak kerusakan oleh virus Corona.
"Jangan-jangan dampak kerusakan akibat ulah ugal-ugalan Gubernur Jakarta ini terhadap Jakarta dan Indonesia jauh lebih berbahaya daripada dampak kerusakan oleh virus corona yang menakutkan," kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/9/2020).
Dikatakannya, Covid-19 telah menjadi musuh dunia sejak mulai muncul akhir tahun lalu. Wuhan yang menjadi daerah munculnya virus mematikan ini, kini telah bebas dari masker dan tidak ada lagi virus corona terdeteksi disana. Berbeda dengan Jakarta, kota yang cukup besar, tapi lebih kecil dari Wuhan yang luas wilayahnya 13 kali kota Jakarta.
Dirinya mempertanyakan, ada apa dengan Jakarta yang mengaku telah mengetahui awal akan bahaya virus Corona dan mengaku paling siap menghadapi Corona.
Apalagi kata dia, Anies merupakan satu-satunya gubernur di dunia yang bersyukur menemukan banyak kasus positif Covid-19, seolah dia dengan meniup saja bisa menyembuhkan korban positif makanya temuan banyaknya positif covid patut disyukuri.
"Nies.., bersyukur koq ugal-ugalan ?" tanyanya.
Dikatakannya, PSBB Transisi yang mengganti istilah New Normal ala pemerintah pusat pun berlaku sejak Juni di Jakarta. Tampaknya memang Anies selalu ingin berbeda dari Pusat, soal istilah saja tak mau sama meski esensinya sama saja, atau mungkin Anies yang jago meracik kata-kata ini ingin menyalurkan kemampuannya sebagai ahli kata-kata. PSBB Transisi ternyata kebablasan dan berjalan ugal-ugalan di Jakarta.
"Bukannya melakukan hal-hal yang menekan penyebaran Covid-19 malah gubernur menciptakan cluster-cluster baru covid dengan kebijakannya yang ugal-ugalan," ujar Ferdinand.
Mungkin saja Gubernur tak tau atau bahkan merasa pintar dengan kebijakannya bahwa itu tak akan menjadi cluster besar penyebaran covid. "Nies.., saya kasitau lagi ya, kenapa saya pake kata lagi? Karena hal ini sudah saya kasih tau sejak lama tapi kamu yang bandel".
Pembukaan Car Free Day, mengijinkan demo kaum pendukungmu 212, memberi ijin kerumunan politik kaum yang mengklaim diri KAMI, membuka UMKM secara berkerumun, memberlakukan ganjil genap dan membiarkan kerumunan sosial menurutnya, adalah contoh nyata kebijakan yang menciptakan cluster besar Covid-19.
"Gaya ugal-ugalan Gubernur Jakarta kemudian mendadak merasa Jakarta Darurat penyebaran Covid-19. Dengan gaya ugal-ugalan pula Gubernur mendadak menarik rem darurat katanya. Sialnya rem itu blong hinga menabrak kesana kemari dan menabrak lumbung ekonomi bangsa ini, brukkkk....!! 300 Trilliun terbang pergi karena takut jadi korban ugal-ugalan sang Gubernur. Sial betul nasib lumbung ekonomi karena Jakarta dipimpin oleh orang yang sok pintar, merasa hebat, merasa sukses diatas segala kegagalannya," jelasnya.
Kekonyolan tidak berakhir sampai disitu, gaya ugal-ugalan sang Gubernur pun ditiru oleh para pendukungnya yang serba ugal-ugalan dalam berbicara, berpikir dan bertindak. Serempak mereka mendukung PSSB menutup kota menghentikan aktivitas ekonomi padahal merekalah terduga kaum pencipta cluster covid dengan demo-demo dan kerumunan politiknya.
"Hei bung..!! Ini bukan soal kata-kata manis rajutan sang Gubernur yang membingkai kebijakan ugal-ugalannya dengan kata demi keselamatan nyawa warga Jakarta. Hmmmm..!! Andai saja Anies perduli dengan nyawa warga Jakarta, maka kita tak akan melihat demo di Jakarta, tak melihat kerumunan politik, tak melihat kerumunan sosial, tak melihat ganjil genap dan tak melihat Pemda yang membiarkan warga tanpa protokol kesehatan beraktivitas," Tuturnya
"Nies..!! Rem darurat yang kau tarik itu ternyata blong..! Tak menghentikan laju tapi malah menabrak kesana kemari. Apa tidak sebaiknya anda mundur? Biar Jakarta diurus orang yang mampu bekerja. Karena Jakarta memang tak butuh kata-kata tapi butuh kerja nyata. Sepertinya saya lebih mampu urus Jakarta dari anda. Hahahahahah Ini candaan kesal Nies..!," ungkapnya.
https://www.netralnews.com/peristiwa...rat-covid-19--
Yap betul, abud sebaiknya menepi aja jadi pajangan. Selama ini terbukti kebijakan diluar akal sehat, sebaiknya diambil alih mendagri TITO. Wan total 300 triliun tak dipecat kok, santai ja wan tolol duduk2. Kan udah puas hancurkan ibukota negara pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan dibikin main2 coba2 eksperimen ma wan tolor

Menurut Ferdinand, gaya 'ugal-ugalan' Anies Baswedan inilah yang menjadikan Ibu Kota Jakarta meningkatkan status menjadi darurat Covid-19. Tak hanya itu, menurutnya, dampak kerusakan ulah ugal-ugalan Anies terhadap Jakarta dan Indonesia jauh lebih berbahaya dari dampak kerusakan oleh virus Corona.
"Jangan-jangan dampak kerusakan akibat ulah ugal-ugalan Gubernur Jakarta ini terhadap Jakarta dan Indonesia jauh lebih berbahaya daripada dampak kerusakan oleh virus corona yang menakutkan," kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/9/2020).
Dikatakannya, Covid-19 telah menjadi musuh dunia sejak mulai muncul akhir tahun lalu. Wuhan yang menjadi daerah munculnya virus mematikan ini, kini telah bebas dari masker dan tidak ada lagi virus corona terdeteksi disana. Berbeda dengan Jakarta, kota yang cukup besar, tapi lebih kecil dari Wuhan yang luas wilayahnya 13 kali kota Jakarta.
Dirinya mempertanyakan, ada apa dengan Jakarta yang mengaku telah mengetahui awal akan bahaya virus Corona dan mengaku paling siap menghadapi Corona.
Apalagi kata dia, Anies merupakan satu-satunya gubernur di dunia yang bersyukur menemukan banyak kasus positif Covid-19, seolah dia dengan meniup saja bisa menyembuhkan korban positif makanya temuan banyaknya positif covid patut disyukuri.
"Nies.., bersyukur koq ugal-ugalan ?" tanyanya.
Dikatakannya, PSBB Transisi yang mengganti istilah New Normal ala pemerintah pusat pun berlaku sejak Juni di Jakarta. Tampaknya memang Anies selalu ingin berbeda dari Pusat, soal istilah saja tak mau sama meski esensinya sama saja, atau mungkin Anies yang jago meracik kata-kata ini ingin menyalurkan kemampuannya sebagai ahli kata-kata. PSBB Transisi ternyata kebablasan dan berjalan ugal-ugalan di Jakarta.
"Bukannya melakukan hal-hal yang menekan penyebaran Covid-19 malah gubernur menciptakan cluster-cluster baru covid dengan kebijakannya yang ugal-ugalan," ujar Ferdinand.
Mungkin saja Gubernur tak tau atau bahkan merasa pintar dengan kebijakannya bahwa itu tak akan menjadi cluster besar penyebaran covid. "Nies.., saya kasitau lagi ya, kenapa saya pake kata lagi? Karena hal ini sudah saya kasih tau sejak lama tapi kamu yang bandel".
Pembukaan Car Free Day, mengijinkan demo kaum pendukungmu 212, memberi ijin kerumunan politik kaum yang mengklaim diri KAMI, membuka UMKM secara berkerumun, memberlakukan ganjil genap dan membiarkan kerumunan sosial menurutnya, adalah contoh nyata kebijakan yang menciptakan cluster besar Covid-19.
"Gaya ugal-ugalan Gubernur Jakarta kemudian mendadak merasa Jakarta Darurat penyebaran Covid-19. Dengan gaya ugal-ugalan pula Gubernur mendadak menarik rem darurat katanya. Sialnya rem itu blong hinga menabrak kesana kemari dan menabrak lumbung ekonomi bangsa ini, brukkkk....!! 300 Trilliun terbang pergi karena takut jadi korban ugal-ugalan sang Gubernur. Sial betul nasib lumbung ekonomi karena Jakarta dipimpin oleh orang yang sok pintar, merasa hebat, merasa sukses diatas segala kegagalannya," jelasnya.
Kekonyolan tidak berakhir sampai disitu, gaya ugal-ugalan sang Gubernur pun ditiru oleh para pendukungnya yang serba ugal-ugalan dalam berbicara, berpikir dan bertindak. Serempak mereka mendukung PSSB menutup kota menghentikan aktivitas ekonomi padahal merekalah terduga kaum pencipta cluster covid dengan demo-demo dan kerumunan politiknya.
"Hei bung..!! Ini bukan soal kata-kata manis rajutan sang Gubernur yang membingkai kebijakan ugal-ugalannya dengan kata demi keselamatan nyawa warga Jakarta. Hmmmm..!! Andai saja Anies perduli dengan nyawa warga Jakarta, maka kita tak akan melihat demo di Jakarta, tak melihat kerumunan politik, tak melihat kerumunan sosial, tak melihat ganjil genap dan tak melihat Pemda yang membiarkan warga tanpa protokol kesehatan beraktivitas," Tuturnya
"Nies..!! Rem darurat yang kau tarik itu ternyata blong..! Tak menghentikan laju tapi malah menabrak kesana kemari. Apa tidak sebaiknya anda mundur? Biar Jakarta diurus orang yang mampu bekerja. Karena Jakarta memang tak butuh kata-kata tapi butuh kerja nyata. Sepertinya saya lebih mampu urus Jakarta dari anda. Hahahahahah Ini candaan kesal Nies..!," ungkapnya.
https://www.netralnews.com/peristiwa...rat-covid-19--
Yap betul, abud sebaiknya menepi aja jadi pajangan. Selama ini terbukti kebijakan diluar akal sehat, sebaiknya diambil alih mendagri TITO. Wan total 300 triliun tak dipecat kok, santai ja wan tolol duduk2. Kan udah puas hancurkan ibukota negara pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan dibikin main2 coba2 eksperimen ma wan tolor

Diubah oleh physch00 13-09-2020 16:29






knoopy dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan