- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menangkal Penyebaran Covid-19 dengan Sinar Ultraviolet-C


TS
bambang1203
Menangkal Penyebaran Covid-19 dengan Sinar Ultraviolet-C
Saat ini kita sebisa mungkin menghindari penyebaran Covid-19. Baik itu dengan memakai masker, cuci tangan, dan juga jarak.
Bila ingin perlindungan pertambahan, kali ini Anda bisa mencoba sinar ultraviolet-C (UV-C) sebagai disinfeksi. Sinar ini adalah hasil rekayasa teknologi pencahayaan, sehingga Anda bisa memanfaatkanya untuk kepentingan positif.
Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan bahwa, teknologi UV-C ini sangat diperlukan di area-area publik. Seperti di pusat perbelanjaan, hotel, kantor, sekolah, tempat ibadah, bandara, dan lainnya. Hal itu karena tempat-tempat tersebut menyimpan banyak mikroorganisme yang bisa merugikan kita.
Dr, Hermawan menyebut, ada empat faktor utama dalam permasalahan kesehatan masyarakat. Berikut di antaranya:
- Kapasitas layanan kesehatan
- Tingkat kesadaran perilaku publik
- Kebersihan lingkungan
- Permasalahan bawaan atau turunan.
"Dari keempat faktor ini, lingkungan menyumbang variabel yang cukup besar dalam menentukan kesehatan seseorang. Sebab terkait langsung dengan kebersihan lingkungan sekitar dan kesadaran kita dalam berperilaku hidup sehat,” jelas Dr. Hermawan dalam Diskusi Virtual oleh Signify.
“Ada jutaan, bahkan puluhan juta mikro- organisme di sekitar kita. Kalau kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), maka kita bisa hidup berdampingan dengan mikro-organisme ini,” lanjutnya.
Cara kerja sinar ultraviolet-C
Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika menyebutkan bahwa, teknologi UV-C yang banyak dipasarkan sebagai produk germicidal atau pembunuh kuman berada pada gelombang 254nm, rentang gelombang yang efektif untuk membunuh mikro-organisme.
Mekanisme de-aktivasi mikro-organisme adalah ketika sinar UV-C itu diserap secara maksimum oleh jaringan sel, maka akan memutus rantai DNA dari sel tersebut. Sehingga sel gagal melakukan replikasi.
Akibatnya sel tersebut tidak bisa membelah dan menduplikasikan dirinya, yang mengakibatkan jumlahnya akan terus berkurang. Namun agar efektif, penggunaan sinar UV-C ini harus dalam dosis yang tepat.
Dr. rer. nat. Aulia juga mengatakan bahwa sinar UV-C secara umum bisa digunakan untuk mendesinfeksi udara dan permukaan dalam ruangan seperti dinding, lantai, meja kerja, dan benda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa deaktivasi mikro-organisme yang efektif sangat dipengaruhi oleh dosis paparan yang tepat, dengan parameter dosis paparan (dosimetry) sebagai berikut:
-Banyak cahaya (iradiansi yang diterima permukaan yang akan disinari)
-Jarak sumber cahaya dengan obyek penyinaran
-Lama penyinaran.
Sumber : [url=https://www.lamposS E N S O Rberita-menangkal-penyebaran-covid-19-dengan-sinar-ultraviolet-c.html]Lampost.co [/url]
Baca Juga : [url=https://www.lamposS E N S O Rkategori-kesehatan]Info Kesehatan [/url]
Baca Juga : [url=https://www.lamposS E N S O R]Info Lainnya [/url]
Bila ingin perlindungan pertambahan, kali ini Anda bisa mencoba sinar ultraviolet-C (UV-C) sebagai disinfeksi. Sinar ini adalah hasil rekayasa teknologi pencahayaan, sehingga Anda bisa memanfaatkanya untuk kepentingan positif.
Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan bahwa, teknologi UV-C ini sangat diperlukan di area-area publik. Seperti di pusat perbelanjaan, hotel, kantor, sekolah, tempat ibadah, bandara, dan lainnya. Hal itu karena tempat-tempat tersebut menyimpan banyak mikroorganisme yang bisa merugikan kita.
Dr, Hermawan menyebut, ada empat faktor utama dalam permasalahan kesehatan masyarakat. Berikut di antaranya:
- Kapasitas layanan kesehatan
- Tingkat kesadaran perilaku publik
- Kebersihan lingkungan
- Permasalahan bawaan atau turunan.
"Dari keempat faktor ini, lingkungan menyumbang variabel yang cukup besar dalam menentukan kesehatan seseorang. Sebab terkait langsung dengan kebersihan lingkungan sekitar dan kesadaran kita dalam berperilaku hidup sehat,” jelas Dr. Hermawan dalam Diskusi Virtual oleh Signify.
“Ada jutaan, bahkan puluhan juta mikro- organisme di sekitar kita. Kalau kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), maka kita bisa hidup berdampingan dengan mikro-organisme ini,” lanjutnya.
Cara kerja sinar ultraviolet-C
Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika menyebutkan bahwa, teknologi UV-C yang banyak dipasarkan sebagai produk germicidal atau pembunuh kuman berada pada gelombang 254nm, rentang gelombang yang efektif untuk membunuh mikro-organisme.
Mekanisme de-aktivasi mikro-organisme adalah ketika sinar UV-C itu diserap secara maksimum oleh jaringan sel, maka akan memutus rantai DNA dari sel tersebut. Sehingga sel gagal melakukan replikasi.
Akibatnya sel tersebut tidak bisa membelah dan menduplikasikan dirinya, yang mengakibatkan jumlahnya akan terus berkurang. Namun agar efektif, penggunaan sinar UV-C ini harus dalam dosis yang tepat.
Dr. rer. nat. Aulia juga mengatakan bahwa sinar UV-C secara umum bisa digunakan untuk mendesinfeksi udara dan permukaan dalam ruangan seperti dinding, lantai, meja kerja, dan benda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa deaktivasi mikro-organisme yang efektif sangat dipengaruhi oleh dosis paparan yang tepat, dengan parameter dosis paparan (dosimetry) sebagai berikut:
-Banyak cahaya (iradiansi yang diterima permukaan yang akan disinari)
-Jarak sumber cahaya dengan obyek penyinaran
-Lama penyinaran.
Sumber : [url=https://www.lamposS E N S O Rberita-menangkal-penyebaran-covid-19-dengan-sinar-ultraviolet-c.html]Lampost.co [/url]
Baca Juga : [url=https://www.lamposS E N S O Rkategori-kesehatan]Info Kesehatan [/url]
Baca Juga : [url=https://www.lamposS E N S O R]Info Lainnya [/url]
0
427
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan