Suara.com - Belakangan, tidak sedikit destinasi wisata di Indonesia yang menawarkan segudang spot Instagramable untuk para pengunjung.
Ada yang menyuguhkan taman bunga, dinding berwarna-warni hingga bangunan menyerupai landmark dari berbagai belahan dunia seperti Menara Eiffel, Santorini dan masih banyak lainnya.
Tentu saja, banyak pengunjung merasa senang ketika bisa berfoto dengan latar belakang berbagai ikon dunia yang cukup populer tersebut.
Namun, rupanya, banyak pula masyarakat yang justru prihatin ketika melihat landmark atau atribut tersebut ditambahkan ke sebuah destinasi wisata lokal.
Baru-baru, perhatian publik jatuh pada destinasi wisata Desa Bahasa di Parakan, Borobudur, Magelang. Dari foto yang diunggah oleh akun Twitter @IniMagelangku, terlihat seorang wanita berhijab sedang berdiri dengan latar belakang landmark berupa instalasi bola dunia.
Instalasi tersebut sebenarnya merupakan salah satu landmark populer yang menjadi ciri khas dari taman rekreasi Universal Studio di Singapura.
"Nggak usah jauh-jauh ke Singapura, ke Borobudur ada hehehe," tulis admin akun @IniMagelangku.
Rupanya, beberapa orang warganet justru menyayangkan tindakan pengelola destinasi wisata yang justru menambahkan landmark dari negara lain ke tempat tersebut.
Padahal menurut mereka, tanpa atribut berbau negara lain, destinasi wisata tersebut tetap terlihat cantik dan punya daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.
"Padahal destinasi wisata yang ada di sini udah keren lho, tanpa harus meniru yang dari negara lain, coba deh rawat dulu yang ada," tulis akun @cilorconnoistre.
Rupanya, tidak sedikit warganet berpendapat sama dengan akun Twitter @cilorconnoistre tersebut. Mereka menilai, beberapa destinasi wisata di Indonesia sebenarnya cantik apa adanya tanpa harus dihias dengan atribut yang terlalu heboh.
"Jujur paling kesal kalau ada pemandangan bagus, hijau-hijau, eh ada papan bentul love buat spot selfie," sebut salah seorang warganet.
"Setuju di Harau ada miniatur Menara Eiffel, di Yogyakarta ada miniaturnya juga. Padahal Harau tetap indah tanpa miniatur, Yogyakarta pun demikian. Bukit teletubies di Bromo juga sekarang ada tulisannya dari semen," imbuh warganet lain.
"Nggak paham motivasinya apa bikin beginian," timpal warganet lainnya.
Meski begitu, ternyata beberapa warganet kurang setuju dengan pendapat tersebut. Mereka mengatakan bahwa keberadaan landmark atau spot selfie juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal.
"Seperti itu memang dibuat untuk menjaring minat wisatawan lokal, jarang-jarang lihat ada bule foto ke spot selfie replika icon dunia. Warga lokal lebih banyak main ke spot selfie daripada candi, wajar sih," ungkap warganet lain.
Hingga Rabu (9/9/2020), cuitan pendapat warganet soal tambahan landmark dunia di sejumlah destinasi wisata tersebut telah mendapatkan lebih dari 2 ribu likes.
Wah, jadi bagaimana menurut pendapat kalian? Destinasi wisata di Indonesia cukup apa adanya dan dijaga kebersihannya atau harus ditambah dengan atribut Instagramable, nih?
https://www.suara.com/lifestyle/2020...ganet?page=all
Daripada niru2 Universal Studio atau Disneyland dsb mungkin bisa menggaet studio2 lokal gtu ntr temanya naga sama elang kyk yg d tipi2 ya itu..
Ayo elang kita terbang..