Tulisan ini saya buat setelah bertemu dengan seorang teman, dia bekerja pada perusahaan kosmetik raksasa yang tak ada logo halalnya.
Beberapa bulan lalu teman saya itu ikut kajian, pembahasan disana tentang hukum halal dan haram. Dalam sesi dialog munculah banyak pertanyaan. Termasuk pertanyaan se-seibu yang mempermasalahkan tentang lipstik tanpa logo halal. Apa boleh digunakan atau tidak.

Aku dan teman yang akrab kusapa Naomi ini mulai membicarakan tentang keterkaitan hukum dan fakta tentang kosmetik non halal (tolong jangan berdebat tentang kosmetik yang sudah punya resmi kehalalannya).

Tak dapat dipungkiri perusahaan kosmetik terkenal di dunia atau dalam negeri kita masih menggunakan bahan dasar dari sesuatu yang jelas-jelas di haramkan oleh syariat.

Contoh, hampir rata-rata pondation, bedak, dan lipstik yang beredar dipasaran itu menggunakan gelatin babi. Karena gelatin atau minyak(serat) babi dipercaya bisa menghasilkan hasil yang sempurna.

Gelatin merupakan suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen hewan. Dalam proses produksi kosmetik, gelatin dimanfaatkan sebagai pembaik tekstur atau improve texture.
Gelatin sendiri banyak terdapat dalam krim wajah, body lotion, shampoo, hair spray, sun screen, busa dan garam mandi dan perawatan kuku. Gelatin babi banyak dimanfaatkan karena harganya lebih murah apabila dibandingkan dengan gelatin sapi.

Itulah kenapa peternakan babi di Indonesia semakin naik dan dibutuhkan. Bukan hanya memenuhi konsumen penikmat masakan, namun perusahaan lain pun membutuhkan untuk bahan campuran.

Fakta kedua, bahan kosmetik yang terkenal di dunia justru muncul dari plasenta janin. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Bahkan perusahan kosmetik ternama didunia jelas menyatakan bahwa, ekstrak plasenta telah lama menjadi bahan baku yang dicari untuk mengencangkan kulit dan melembapkan kulit karena protein yang terkandung di dalamnya. Senyawa protein pada plasenta dapat memompa produksi kolagen kulit menjadi lebih baik.

Fakta ketiga adalah merkuri dalam kosmetik.
Merkuri, yang disebut juga raksa (Hg), merupakan logam berat yang secara alami berada di alam. Hanya saja, zat ini berbahaya dan menimbulkan efek beracun bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dikontrol penggunaannya.

Dalam kosmetik, merkuri terbagi atas dua bentuk, yaitu an organik dan organik.
Merkuri an organik digunakan dalam sabun dan krim pemutih kulit.
Sementara itu, merkuri organik banyak dipakai untuk produk pembersih riasan dan maskara.

Dari ketiga fakta diatas, korelasi bahan dasar yang mengandung unsur keharaman tersebut pasti menghasilkan sesuatu yang haram hukumnya.

Wahai muslimah, masih maukah kalian mengejar kecantikan dengan hal-hal yang jelas keharamannya?
Dan kalian para suami, masih sudikah istri-istri kalian menggunakan kosmetik tersebut hanya untuk memuaskan pandangan mata? Sedang diakhirat kalianlah yang menanggung perbuatan mereka?

Yuk, cantik. Tapi halal.
Karena di dalam kubur cantikmu itu hanya hewan dan siksa yang menikmati, jika kau mati tanpa membawa amal.