- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Presiden Jokowi: Media Sosial Terlalu Demokratis


TS
User telah dihapus
Presiden Jokowi: Media Sosial Terlalu Demokratis
Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi berbagai fenomena keriuhan di media sosial yang disebutnya terlalu demokratis.
"Menurut saya, media sosial kita ini terlalu demokratis. Orang bisa bicara apa saja," kata Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin media massa di Istana Kepresidenan Bogor.
Jokowi mengatakan menyempatkan membaca media sosial di sela-sela kesibukannya. Di antaranya saat perjalanan dari Bogor ke Jakarta. Lalu, saat perjalanan pulang ke Bogor. Sebelum tidur, Jokowi juga menyempatkan melihat media sosial.
"Malam sebelum tidur saya juga baca medsos. Saya gunakan untuk mengikuti perkembangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Selain itu, Jokowi mengatakan bertemu dengan orang-orang berpengaruh di media sosial empat atau enam bulan sekali. Dia mengatakan mendengar masukan mereka tentang kondisi saat ini di media sosial.
"Saya mendengar masukan mereka, tentang kondisi saat ini, dari yang mereka lihat di medsos. Kadang-kadang mereka kan sering bertemu dengan masyarakat juga," tutur dia.
https://nasional.tempo.co/amp/138291...alu-demokratis
Saya sangat setuju jika pasal penghinaan presiden dihidupkan kembali dan semua akun media sosial dikontrol penuh oleh pemerintah, satu orang satu akun untuk semua. Ini beberapa alasan saya:
1. Presiden adalah lambang dan simbol negara, menghina presiden sama saja menghina Indonesia.
2. Presiden adalah wakil Tuhan di dunia, karena dia adalah pemimpin besar di suatu negara, jadi otomatis menghina presiden, sama juga menghina Tuhan, bisa dikenakan pasal penodaan agama.
3. Presiden tidak bisa dan tidak boleh salah, karena presiden mewakili rakyat yg jumlahnya banyak. Jadi apapun perkataan dan perbuatan seorang presiden, maka dipastikan hal tersebut adalah kebenaran mutlak.
"Menurut saya, media sosial kita ini terlalu demokratis. Orang bisa bicara apa saja," kata Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin media massa di Istana Kepresidenan Bogor.
Jokowi mengatakan menyempatkan membaca media sosial di sela-sela kesibukannya. Di antaranya saat perjalanan dari Bogor ke Jakarta. Lalu, saat perjalanan pulang ke Bogor. Sebelum tidur, Jokowi juga menyempatkan melihat media sosial.
"Malam sebelum tidur saya juga baca medsos. Saya gunakan untuk mengikuti perkembangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Selain itu, Jokowi mengatakan bertemu dengan orang-orang berpengaruh di media sosial empat atau enam bulan sekali. Dia mengatakan mendengar masukan mereka tentang kondisi saat ini di media sosial.
"Saya mendengar masukan mereka, tentang kondisi saat ini, dari yang mereka lihat di medsos. Kadang-kadang mereka kan sering bertemu dengan masyarakat juga," tutur dia.
https://nasional.tempo.co/amp/138291...alu-demokratis
Saya sangat setuju jika pasal penghinaan presiden dihidupkan kembali dan semua akun media sosial dikontrol penuh oleh pemerintah, satu orang satu akun untuk semua. Ini beberapa alasan saya:
1. Presiden adalah lambang dan simbol negara, menghina presiden sama saja menghina Indonesia.
2. Presiden adalah wakil Tuhan di dunia, karena dia adalah pemimpin besar di suatu negara, jadi otomatis menghina presiden, sama juga menghina Tuhan, bisa dikenakan pasal penodaan agama.
3. Presiden tidak bisa dan tidak boleh salah, karena presiden mewakili rakyat yg jumlahnya banyak. Jadi apapun perkataan dan perbuatan seorang presiden, maka dipastikan hal tersebut adalah kebenaran mutlak.






tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
5
1.9K
53


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan