- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Health
Beradaptasi Dalam Menjalani Organisasi Ditengah Pandemi Yang Harus Serba Online


TS
edwin.81
Beradaptasi Dalam Menjalani Organisasi Ditengah Pandemi Yang Harus Serba Online

Sejak masuk kuliah ane menjadi sangat tertarik untuk terjun ke dalam dunia organisasi. Yang awalnya hanya iseng dan coba-coba berubah menjadi sebuah hobi. Karena melalui organisasi ini ane bisa melatih softskill dan juga menambah relasi. Dari yang awalnya hanya menjadi pendengar lambat laun ane bisa memberikan ide-ide kreatif di dalam kepala. Yang awalnya hanya berteman dari satu jurusan berkembang menjadi satu kampus hingga akhirnya berteman dengan orang-orang dari kampus yang berbeda.

Ketika banyak mahasiswa yang memanfaatkan waktu libur untuk bersenang-senang dan bersantai-santai, ane malah memanfaatkannya untuk mengisi waktu libur itu dengan kegiatan organisasi. Termasuk pada libur semester ganjil lalu yang ane pakai untuk bergabung pada organisasi kampus dimana salah satu event yang diadakan adalah seminar nasional.
Sebelum adanya pandemi, kita masih bisa melakukan rapat dengan tatap muka, merundingkan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya dan bagaimana bisa menarik banyak orang yang hadir di seminar kita nantinya. Namun karena pandemi, semua berubah, segalanya dilakukan secara online, banyak acara yang akhirnya terpaksa dihentikan. Bahkan event-event besar turut terkena imbasnya seperti konser BTS, Green Day serta festival musik lainnya seperti yang dikutip oleh tirto.id disini. Semua acara tersebut tentu sangat tergantung oleh pihak Event Organizer (EO). Bahkan mereka yang bergerak dibidang EO pun mengeluhkan pandemi ini seperti yang dikutip oleh vivo.id disini. Tapi mau bagaimana lagi, the show must go on dan tidak salahnya untuk mencoba sesutu yang baru.

[url=https://ekrutassets.s3.ap-southeast-1.amazonaws.comS E N S O Rimages/000/002/796/original/rapat-online---EKRUT.jpg][size=2]ekrut.com[/size][/url]
Semua strategi yang sudah dipersiapakanpun harus dirombak, semua kita siasati untuk dirubah menjadi serba online. Yang awalnya ingin menyebarkan pamflet ke tiap kampus berubah dengan penyebaran via online ke jurusan dan himpunan kampus lain. Yang awalnya sudah menghitung pengeluaran untuk dekor, sound, konsumsi, pamflet dan sertifikat semua dihitung kembali dari awal.
Katering, dekorasi dan souvenir terpaksa dihentikan karena sama sekali tidak digunakan. Meskipun souvenir akhirnya tidak bisa sepenuhnya dibatalkan karena sudah ada beberapa yang selesai dibuat. Jumlah komposisi anggotapun ikut berubah, divisi logistik dan keamanan yang awalnya dianggap penting saat hari H disebar ke beberapa divisi lainnya seperti divisi humas dan divisi social media.
Semua itu harus kita adaptasi mengikuti kondisi terkini yang sebisa mungkin dilakukan secara online agar seminar nasional bisa tetap terselenggara. Seminar nasional sendiri berubah menjadi semubah webinar lantaran tidak mungkin diadakannya aktivitas di dalam ruangan yang diikuti oleh banyak orang. Yang awalnya hanya dijadikan satu sesi dirombak menjadi beberapa sesi lantaran tidak memungkinkan untuk melakukan webinar selama seharian. Karena webinar sendiri tidak bisa disamakan dengan seminar pada umumnya.

Perubahan ini jelas ada dampaknya. Jumlah pesertanya menjadi terbatas ditambah banyak pemateri yang enggan memberika materi dalam bentuk virtual karena berbagai alasan. Selain itu seminar menjadi dibagi beberapa sesi. Dan terlebih sinkornisasi juga tergolong sulit, karena dilakukan secara online sehingga sering terjadi miss komunikasi baik antar panitia maupun terhadap pemateri. Semua itu tentu menjadi resiko bagi kami para panitia yang bekerja dibalik layar.

Tapi lama kelamaan semua masalah mulai bisa diatasi. Berabagai kesalahan yang muncul akhirnya berhasil ditemukan solusinya. Wajar karena kita masih perlu beradaptasi dengan perubahan baru ini. Adaptasinya bisa dibilang cukup sulit dan membutuhkan waktu, namun memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi kami para panitia. Tidak hanya memberikan pengalaman baru, tapi juga memberikan wawasan baru tentang langkah kedepannya yang bisa diterapkan pada organisasi tatap muka.
Bila dilihat dampak dari organisasi yang dilakukan serba online ini mungkin peluang miss komunikasi menjadi lebih tinggi karena yang tatap mukapun masih sering terjadi miss komunikasi. Selain itu organisasi online menjadi tidak efektif bila dijalnkan oleh banyak orang, karena tiap divisi hanya memerlukan 1-2 orang. Belum lagi ada beberapa divisi yang dihilangkan sehingga jumlah panitianya akan menjadi sedikit. Kalo begini akan banyak orang yang tidak bisa mengikuti kegiatan organisasi yang berdampak mereka jadi tidak memiliki pengalaman dalam acara organisasi. Terutama bagi para freshgraduated yang memanfaatkan pengalaman organisasinya sebagai acuan dalam melamar pekerjaan.






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan