- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
- Terima Kasih Covid-19, Akhirnya Orang Tua Tahu Susahnya Jadi Guru! 


TS
Mutimumut11
Terima Kasih Covid-19, Akhirnya Orang Tua Tahu Susahnya Jadi Guru!
Awal 2020 menjadi sebuah titik dimana secara tiba-tiba dunia berhenti beraktivitas. Virus yang dinamai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini muncul pertama kali  di kota Wuhan – Cina. Kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. 

Akibat dari Virus ini aktivitas yang membutuhkan keluar rumah menjadi berbahaya, oleh karenanya seluruh negara kompak untuk melarang warganya berkegiatan seperti bekerja, sekolah, apalagi jalan-jalan sekedar me-refresh pikiran. Dan yang lebih ekstrem ada beberapa negara dinyatakan Lockdown untuk mencegah penyebaran virus yang lebih meluas seperti Italia, dikarenakan tingkat kematian akibat Covid-19 yang sangat tinggi di negara tersebut.


Akibat dari Virus ini aktivitas yang membutuhkan keluar rumah menjadi berbahaya, oleh karenanya seluruh negara kompak untuk melarang warganya berkegiatan seperti bekerja, sekolah, apalagi jalan-jalan sekedar me-refresh pikiran. Dan yang lebih ekstrem ada beberapa negara dinyatakan Lockdown untuk mencegah penyebaran virus yang lebih meluas seperti Italia, dikarenakan tingkat kematian akibat Covid-19 yang sangat tinggi di negara tersebut.

Dari sini muncul istilah WFH atau Work From Home dimana seluruh kegiatan diusahakan untuk dilakukan di rumah saja. Para pekerja kantoran yang biasa setiap pagi ke kantor sekarang memindahkan kantornya di rumah, begitu juga para siswa yang sekarang tetap harus belajar meskipun dari rumah. Membahas anak-anak yang di masa pandemi ini belajar di rumah, seketika banyak ibu-ibu yang mengeluh di Sosial Media perihal susahnya mengajar anak-anak mereka sendiri dan mempertanyakan kapan sekolah kembali dibuka. Dari sini kita mesti lihat lagi ke  belakang dimana banyak sekali kasus orang tua memukul, menghina, menganiaya, bahkan melaporkan guru karena di mendisiplinkan anaknya.
Masih ingat kasus Nurmayani Salam? Guru Sekolah Menengah Pertama yang harus mendekam dibalik jeruji besi hanya karena mencubit salah satu siswanya saat bermain ketika Shalat Dhuha. Atau Aop Saopudin, Guru Sekolah Dasar yang diajak adu jotos oleh orang tua murid karena memotong rambut salah satu siswanya yang kelewat panjang. Cukup lucu sih kenapa hal ini bisa terjadi, padahal bukankah harusnya semakin modern berarti semakin luas pengetahuan kita dan bisa memandang segala hal dari banyak sisi. Bukan semakin arogan dan memandang diri yang paling benar. 
Hal ini membuat kita berpikir, jangan-jangan masyarakat kita ini tanpa disadari mengalami kemunduran terutama secara moral. Flashback ke jaman 90-an dimana guru itu dihormati dan disegani, dan yang utamanya lagi dipercaya orang tua mendidik anaknya. Tidak ada istilah anak mengadu dicubit guru, orang tua lapor Polisi. Yang ada malah ditambah biar si anak tahu salahnya dan memberikan efek jera. Begitupun si anak, kalau dipukul oleh guru bukan mengadu atau bahkan balik melawan. Jengkel tentu, tapi mereka tahu orang yang menghukum mereka adalah orang tua mereka juga yang mendidik mereka menggantikan orang tua di rumah.


Namun Covid-19 membalikkan keadaan, membuat mereka para orang tua harus menjadi guru untuk anak-anaknya di rumah. Mengajar selayaknya guru di sekolah agar anaknya tidak ketinggalan pelajaran walau di rumah saja. sering kita jumpai ibu-ibu curhat betapa susahnya mendidik anak mereka dan kadang sampai mencubit dan memukul mereka. Padahal sejatinya kan yang mendidik anak itu orang tua, guru itu menyempurnakan apa yang sudah dibentuk orang tua di rumah. Guru tidak mendidik seorang anak dari Nol. Sekarang para orang tua sudah tahu kan betapa susahnya mengajar itu? Itu baru satu dua anak yang di ajari orang tua di rumah. Berpikirkah bagaimana guru menghandle 30 murid dalam satu waktu? Jadi adanya Covid-19 ini tidak melulu negatif, ada sisi positif dimana jika kita bijak banyak hal yang orang lain lakukan terlihat mudah namun ternyata tidak.

Banyak yang kelihatannya tidak bernilai ternyata justru sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, semoga setelah Covid-19 menghilang nanti, hidup sudah kembali normal dan sekolah kembali seperti sedia kala. Orang tua mempunyai pemahaman baru tentang mendidik, hargai seorang guru dan bantu mereka mendidik anak-anak. Bukan ingin terima beres dan menyalahkan pihak sekolah apabila anak melakukan hal negatif. Saling berkaca diri baik orang tua maupun pihak sekolah serta anak itu sendiri. Semoga ke depan dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dengan adanya kerja sama yang kompak antara Siswa, Sekolah, dan Orang tua.






tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
652
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan