JAKARTA, HALUAN.CO -Politikus PDIP Prof Hendrawan Supratikno menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia simbol dari kantong-kantong kemiskinan.

Mengapa demikian: Banyak orang terlibat dalam UMKM hanya karena tidak bisa masuk bekerja ke sektor formal. Mereka menggeluti UMKM bukan karena entrepreneur atau punya semangat kewirausahaan yang tinggi, tetapi karena kepepet.

Konteks: Berdasarkan penelitiannya puluhan tahun ketika dia aktif di kampus, banyak usaha UMKM itu tidak berkembang. Padahal berdasarkan teori ekonomi, kalau pasar berkembang bisa membuat usaha menjadi besar.

Apa katanya: "Semakin banyak UMKM semakin menggembirakan, tidak. Justru kita khawatir jangan-jangan kemiskinan semakin berat," kata Hendrawan dalam diskusi "Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi”, di Media Center Parlemen Senayan, Selasa (31/8/2020).

Namun dia mengakui, dibandingkan usaha besar, UMKM lebih lincah dan pandai beralih usaha dengan cepat ketimbang usaha besar. Untuk pindah usaha perlu modal.

Bagaimana di masa pandemi:

• Mengoptimalisasi pemberdayaan UMKM dengan stimulus yang dianggarkan pemerintah.

• Mereka harus dipermudah untuk mendapat bantuan, tidak harus punya NPWP dan syarat lainnya.

Masalah data: Sekarang ini ada bantuan lagi Rp2,4 juta untuk UMKM, tapi tidak bisa disalurkan secara efektif karena masalah data. Tiap kementerian punya data sendiri dan koordinasi susah dilakukan.



Berita Politik, Hukum dan Ekonomi Lainnya:
1. Seratusan WNI Meninggal di Luar Negeri Terpapar Korona
2. Selandia Baru Sebut Penyerang Dua Masjid sebagai Teroris
3. Mulai Senin Depan, WNI Dilarang Masuk Malaysia
4. Mantan Pegawai Telkom Jadi Otak Pencurian Alat Penguat Sinyal di Berbagai Daerah
5. Faisal Basri Sebut Pemahaman Menko Airlangga Soal Resesi, Nol Besar