patma62Avatar border
TS
patma62
Dilema Istri ABK
Kisah ini diambil saat awal Covid 19. Cerita dari salah seorang teman duta, berikut kisahnya.

sumber google

Dilema istri ABK
Hai, namaku Vio. Aku akan berbagi kisah tentang masa-masa pandemi covid-19 selama 5 bulan ini. Di mana suamiku adalah seorang ABK yang bekerja di salah satu kapal longline beroperasi di Taiwan. Sejak Mei 2019. Dari Januari hingga Juni aku belum juga ada kabar apalagi sistem gajinya di atas kapal yang artinya dia menerima gaji kalau sudah di darat.

Sejak adanya pandemi Covid-19 atau virus corona yang terjadi di Wuhan, China bulan Desember tahun 2019 menjadi sebuah ancaman untuk dunia termasuk di Indonesia. Terlebih lagi korban yang semakin banyak.
Pada bulan Februari virus corona sudah mulai merambat di indonesia. Dari yang hanya 1 (satu) korban bertambah menjadi banyak, kota Jakarta pun menjadi zona merah. Yang akhirnya pemerintah mengeluarkan aturan stay at home (di rumah saja), social distancing (jaga jarak), dan work to home (kerja dari rumah). Segala aktivitas menjadi terbatas, sekolah diliburkan, banyak sekali para pekerja dirumahkan. Dengan kondisi seperti ini aku jadi kepikiran keadaan suamiku di sana, bagaimana kabarnya? Aku jadi was was. Semoga saja baik-baik di sana.

Tepat di bulan Maret aku bisa komunikasi dengan suamiku tapi hanya 2 hari, sayangnya kabar dia sedang tidak sehat. Aku semakin khawatir, apalagi keadaannya belum membaik, dan kondisi keuanganku pun mulai turun. Aku yang Cuma mengandalkan penghasilan dari gaji suami, membuat aku harus berhemat apalagi saat itu keadaan anakku sedang sakit, anakku menderita Tb, setiap bulan sekali cek up. Aku bingung, di saat seperti ini aku jauh dari suami. Tapi mau bagaimana lagi, semua harus aku jalani. Aku pun berusaha untuk bisa berpenghasilan dengan cara berjualan gamis muslim lewat online, meskipun hasilnya belum memadai tapi aku berusaha semaksimal mungkin.

Hari demi hari kondisi semakin memburuk, finansialku benar-benar ambruk tidak ada penghasilan sama sekali. Mau tak mau aku berhutang ke sana kemari, demi bisa makan sehari-hari. Mulai dari warung sembako, tukang sayur sampai tetangga dan saudara. Tidak ada jalan lain selain berhutang karena kedua orang tuaku yang sudah meninggal dunia, aku tinggal hanya dengan adik laki-laki dan kakak perempuan. Sementara aku jauh dari ibu mertua. Apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan sementara kabar dari suami pun belum juga ada, sungguh kondisi ini membuat aku semakin terpuruk, aku hampir putus asa mau sampai kapan aku terus begini? Lagi dan lagi aku kesusahan sendiri. Tapi aku berusaha untuk tetap kuat, bertahan demi anakku.
Selama masa-masa sulit ini aku berusaha untuk tetap produktif, menjalankan hobiku “menulis” meski penghasilan dari menulis belum aku rasakan, setidaknya dengan menulis pikiranku menjadi tenang, menulis aku jadikan sebagai self healing saat kondisi tak menentu. Berharap juga aku bisa berpenghasilan dari menulis untuk mengurangi kondisi keuanganku yang ambruk.

Menjelang Idul Fitri kondisi masih sama, kabar tak kunjung datang dan gaji belum juga turun. Sungguh Idul Fitri tahun ini sangat berbeda, biasanya setiap menjelang Idul Fitri sanak saudara pulang rantau, merayakan Lebaran bersama. Tradisi makan ketupat hanya dinikmati berdua bersama adiku. Dan tradisi salam-salaman pun sementara dihilangkan, lingkungan rumah juga menjadi sepi. Sungguh hati teriris, sedih sekali Lebaran tahun ini.

Hari berganti hari masa-masa Ramadhan dan Idul Fitri sudah terlewati, kondisi pun masih sama dalam masa PSBB (Pembatasan wilayah berskala besar) meski di Tegal sudah memasuki zona hijau, tetap saja kita tetap diharuskan jaga jarak (social distancing). Kabar suami juga belum ada, aku semakin cemas memikirkannya, apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Kenapa sampai saat ini belum juga ada kabar, lalu bagaimana dengan nasib anakku? Anakku yang masih butuh biaya, untuk mengatasi keterlambatan tumbuh kembangnya, anakku yang masih butuh makanan bergizi, vitamin, dan susu demi menunjang kesehatannya. Tapi apalah daya semua terhenti begitu saja, hatiku teriris, hancur sekali. Dia masih kecil harus mengalami semua ini. Sampai kapan kondisi ini akan terus berlanjut? Lelah rasanya. Sungguh, hati ingin sekali merubah kondisi ini, aku berdo’a semoga kondisi ini cepat berlalu, keuanganku cepat membaik, kabar dia baik-baik saja, dan diberikan kemudahan dalam segala urusan. Aamiin
adityadwi73
delia.adel
tien212700
tien212700 dan 35 lainnya memberi reputasi
34
7.4K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan