Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Agustus terjadi deflasi 0,05%. Deflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,86% dengan andil 0,22%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan deflasi Agustus didominasi oleh penurunan harga daging ayam ras dengan andil 0,09%. Kemudian ada penurunan harga bawang merah dengan andil 0,07%.
"Harga tomat andilnya 0,02%, telur ayam ras dan beberapa jenis buah-buahan seperti jeruk dan pisang masing-masing 0,01%," tuturnya, Selasa (1/9/2020).
BPS mencatat harga daging ayam ras turun di 83 kota. Penurunan tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 27% dan Tanjung Selor 23%. Sementara bawang merah harganya turun di 90 kota, terbesar di Tasikmalaya 32% dan Palangka Raya 30%.
Pada bulan kemarin, ada komoditas yang mengalami kenaikan harga meski tipis yaitu minyak goreng dan rokok dengan andil 0,01%. Sedangkan transportasi tercatat deflasi 0,14% dengan sumbangan 0,02%.
"Yang dominan adanya oenurunan tarif angkutan udara andlinya 0,02%. Penurunan tarif ini terjadi di 25 kota IHK, terbesar di Ternate turun sebesar 20% dan Sintang yang sebesar 17%," tuturnya.
Kemudian, kelompok pendidikan pada Agustus mengalami inflasi 0,57% dengan sumbangan 0,03%.
"Kita tahu Juli-Agustus memasuki tahun ajaran baru dan komoditas yang memberikan andil karena kenaikan uang sekola SD, SMA, dan kuliah atau perguruan tinggi masing-masing andilnya 0,01%," katanya.
Selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi paling tinggi 2,02% dengan andil 0,13%. Komoditas paling dominan adalah kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,12%.
Kenaikan harga emas terjadi di 90 kota, tertinggi di Pangkal Pinang 31% dan Palangka Raya 22%.
SUMBER