- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Buku yang Mengkritik Kapitalisme dan Ketimpangan di China Kena Sensor


TS
BPLN.god
Buku yang Mengkritik Kapitalisme dan Ketimpangan di China Kena Sensor

Beijing -
Otoritas China menyensor buku kajian ekonomi yang mengkritik sistem kapitalisme. Buku berjudul 'Capital and Ideology' disensor karena mengungkap fenomena ketimpangan ekonomi di China.
Seperti dilansir South China Morning Post, Minggu (30/8/2020), ketika ekonom Prancis Thomas Piketty menerbitkan buku 'Capital in the 21st Century' pada 2013, yang mengkritik kapitalisme dan ketimpangan modern, buku itu langsung menjadi hit saat dirilis di China, terjual ratusan ribu eksemplar.
Buku setebal 700 halaman itu bahkan mendapat pujian dari Presiden China Xi Jinping dalam pidatonya tahun 2015. Xi memuji buku itu yang meneliti ketidaksetaraan di Amerika Serikat dan Eropa untuk mengklaim bahwa ekonomi politik Marxis masih relevan seperti sebelumnya.
Namun, buku terbaru Piketty, Capital and Ideology, yang juga membahas tema ketimpangan, tampaknya semakin tidak mungkin untuk meraih kesuksesan yang sama setelah melanggar sensor China.
Diterbitkan di luar China tahun lalu, buku tersebut belum diluncurkan di China karena tuntutan dari penerbit, Citic Press Group, agar semua bagian dari buku yang terkait dengan ketimpangan di China dipotong.
"Saya menolak persyaratan ini, jadi pada tahap ini sepertinya Capital dan Ideology tidak akan dipublikasikan di China," kata Piketty kepada South China Morning Post melalui email.
Menanggapi hal tersebut, Citic Press Group mengatakan bahwa mereka merasa terhormat dapat bekerja sama dengan Piketty pada buku 'Capital in the 21st Century', dan hak cipta buku barunya masih dalam negosiasi.
Sensor buku sering kali menjadi prasyarat agar bisa terbit di China, di mana Partai Komunis yang berkuasa mengontrol ketat apa yang dapat diterbitkan, disiarkan, atau dibagikan secara online.
Meskipun buku baru Piketty sama sekali tidak menargetkan China, beberapa halamannya membahas tentang toleransi partai terhadap meningkatnya ketidaksetaraan, keburaman data resmi tentang pendapatan dan distribusi kekayaan, dan paradoks antara sistem politik sosialis dan masyarakat yang sangat tidak setara.
Porsi kekayaan China yang dipegang oleh 10 persen penduduk terkaya adalah sekitar 40 persen hingga 50 persen pada awal 1990-an, tingkat ketimpangan di bawah Swedia. Tetapi pada 2018, angka itu telah tumbuh hingga hampir 70 persen - mendekati masyarakat yang sangat tidak setara seperti AS, menurut data yang dikutip oleh Piketty.
Ekonom Prancis itu menambahkan bahwa informasi publik tentang pendapatan dan distribusi kekayaan di China bahkan lebih langka daripada di Rusia, negara lain yang sangat tidak setara.
"Tapi sekarang dua pertiga dari modal China berada di tangan swasta, sungguh mengejutkan bahwa mereka yang paling diuntungkan dari privatisasi dan liberalisasi ekonomi diizinkan untuk mewariskan semua kekayaan mereka kepada anak-anak mereka tanpa pajak, bahkan yang minimal," tulis Piketty dalam buku itu.
Piketty juga menulis bahwa hanya ada sedikit tanda reformasi konkret untuk mengatasi ketidaksetaraan di bawah kepemimpinan Xi.
Ketidaksetaraan dan penyebabnya adalah topik sensitif di China, bahkan saat Beijing bersiap untuk menyatakan akhir tahun ini bahwa ia telah mencapai tujuannya untuk mencapai "masyarakat yang sangat makmur" di mana orang pada umumnya merasa aman dan makmur.
https://news.detik.com/internasional...-kena-sensor/1
rakyat cina banyak yang menderita dibawah bajingan komunis cina
nampak jelas bajingan provokator itu komunis cina.
komunis cina ingin kuasai dunia tapi itu hanyalah mimpi basah
asia sudah di obrak abrik lewat hutang dan virus.
sekarang amerika dan dunia yang diobrak abrik
keleng paok itu diadu domba oleh komunis paok cina
semoga saja komunis laknat biadab segara punah
persetan sama bajingan anak asia radikal pemuja komunis di bpln
0
592
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan