Hai agan dan sista semua!

Siapa sih yang gak suka punya hewan peliharaan?

Saya aja bergonta-ganti hewan peliharaan sejak kecil.



Kucing,
(masih ada keturunan ke sekian sekian yang sliwar sliwer di rumah, meski dulu berganti-ganti ada kucing kampung ada jenis anggora sempat beranak-pinak juga),

Kura-kura
(entah kemana, kabur dia, kabur ke alam baka),

Hamster (keingat jelas di benak ketika ada nama hewan ini ya bau pesing nya),

Burung (sama juga seperti kura-kura udah lepas, ke alam bebas),

Ikan tertentu dengan ukuran agak besar (ada yang mati, ada yang ke goreng nyokap di dapur),

Kelinci (ada yang kemakan kucing, meninggal kelindas kendaraan bermotor, dan ada yang kabur ke sawah),

Dan berbagai hewan lain yang tidak saya sebutkan satu persatu.

Wajar sih orang mempunyai hewan peliharaan tertentu. They are so cute. Pemilihan jenis satwa pun sesuai selera masing-masing orang.

Misalkan Amerika saja. Hewan peliharaan paling favorit di sana adalah anjing. Terbukti hasil survei, di sana anjing bertuan hampir 50 juta. Menyusul nomor kedua adalah kucing. Tercatat hampir 30 juta pemilik. Sumber di sini.

Kepo kah hewan apa yang bersarang di nomor 3 terbesar sebagai hewan peliharaan favorit di Amerika? Ikan. Fish. Nominal pemelihara mereka sekitar 1 jutaan orang.



Bukan mamalia bukan papalia. Hewan air tapi bisa menggeser interest orang terhadap aneka hewan lain.

Kalau berbicara dengan publik Amerika sendiri, The American Pet Products Association (APPA) menyebutkan berangkat dari hasil penelitian mereka, sekitar 68% dari keseluruhan masyarakat Amerika mempunyai hewan peliharaan. Sumbernya di sini.

Data tersebut kumpulkan pada tahun 2016. Nominalnya sekitar 90 juta orang interest ke anjing dan 94 juta orang memelihara kucing.

Berbeda dengan The American Veterinary Medical Association, pada tahun 2016 akhir mereka menyimpulkan sekitar 57% masyarakat Amerika mempunyai hewan peliharaan di rumah.



Kalau agan dan Sista pada mempunyai hewan peliharaan apa?



Kalau boleh jujur saat ini saya menambatkan hati pada salah satu hewan peliharaan. Dimana terdapat banyak segi positif ketika saya memelihara dan berinteraksi dengan spesies tersebut. Unggul mengalahkan beberapa hewan lain.

Kucing?

Bukan kucing yang menjadi tambatan hati saya hingga saat ini. Meskipun masih ada kucing yang suka sliwar sliwer ke rumah dan diberi makan oleh adik. Lama lama nyokap merasa terganggu dengan hewan ini. Bukan bermaksud mendiskreditkan spesies terkait, tapi memang kondisional yang tidak memungkinkan.

Bulunya suka hinggap kemana-mana. Nggak pilih-pilih tempat.
Baju yang udah rapi di ruang setrika, boneka, tempat tidur nyokap, saya sendiri dan adik, sofa ruang tamu, karpet ruang keluarga, hingga ada yang tertinggal di meja belajar.

Nyokap yang kasihan. Rasa jengkel suka muncul. Saya jadi nggak tega. Hehe.

Sebenarnya bisa diminimalisir hal beginian. Seperti kucing yang nggak boleh masuk rumah sama sekali (meskipun susah), ataupun alokasi ruangan tersendiri untuk mereka seperti salah satu sahabat saya lakukan.

Lauk pauk yang udah dimasak nyokap di dapur suka diculik.
Dulu sering seperti ini. Kami sekeluarga pikir, karena telat memberi makan. Tapi ternyata kembali ke kucing masing-masing. Terkadang meskipun sudah diberi makan mereka tergiur juga sama lauk pauk daging atau ikan yang ada di dapur.

Terlebih kalau telat memberi makan. Siap-siap aja.

Anggota keluarga ada yang alergi bulu dan debu.
Inilah faktor mengapa saya meninggalkan kucing sebagai hewan favorit peliharaan di rumah. Nyokap alergi debu. Adik kandung saya alergi bulu.


Bulunya banyak. Sumpah. Ambil gambar dari sini.

Nyokap aja suka batuk-batuk ketika ada kucing yang bulunya tiba-tiba rontok (seperti kucing anggora dan dia salah makan, alhasil dominan dulunya suka rontok beterbangan kesana kemari, maupun kucing biasa yang suka menggaruk-garuk memakai kakinya, bulunya suka beterbangan).

Belum lagi adik kandung. Sekiranya nggak masalah jika hanya berinteraksi ringan seperti mengelus memeluk badan kucing. Tapi jika sudah berurusan dengan bulunya yang suka melambung di udara bertebaran, langsung dia bersin-bersin. Dalam kondisi tertentu mata memerah, dan membengkak sedemikian rupa.

Momentum kebersihan rumah agak terganggu: ketika sang kucing beranak pinak banyak.
Kalau kucing emang penyuka kebersihan. Apalagi jika dilatih sejak dari dini, utamanya di mana tempat dia buang air kecil maupun besar. Mudah kok. Kucing-kucing kami terbiasa demikian. Kalau mau buang air mereka pasti di luar kecuali hujan deres banget keluar rumah.

Tapi....

Anak-anaknya yang masih kecil itu yang kadang menggugah kesabaran penghuni rumah. Pipisnya, buang air besarnya nggak bisa kemana-mana hanya di sekitaran tempat mereka tidur. Belum lagi kalau udah bisa jalan, seliweran kesana kemari sambil buang air besar maupun kecil.

Coba ada pampers for kittenya?



Lalu hewan apa yang jadi tempat saya menambatkan hati?

Bukan burung.Selain nggak tega dia di dalam sangkar terus, bab-nya harus diganti rutin.

Not hamster too. Gak bisa diajak interaksi. Mau satu aja bisa bisa digigit kalau dia lagi nggak mood. Belum lagi pipisnya yang bau gak enak.

Bukan juga kelinci. Selain pipisnya bau, nyokap mempunyai taman yang banyak ditumbuhi tanaman di depan rumah. Mulai sayur-mayur, bunga, dan tanaman hias lain. Kalau ada kelinci termasuk disaster. Bisa bisa dimakan semuanya.

Bukan kura-kura juga. Selain minim interaksi, memang hewan ini lucu. Tapi entahlah, antara cute dan agak seram. Apalagi kalau suatu hari dia makin besar, dan ukurannya sebesar 1 sofa ruang tamu. Payah. Enggak deh.

Akhirnya, singkat cerita saya menambahkan hati kepada ikan. Ikan ikan hias air tawar (kalau ikan hias air laut agak ribet).



Ini tampang ikan peliharaan saya. Akuariumnya yang dulu. Sebelum berubah.



Sedangkan ini tampang yang sekarang. Cukup berbeda secara visual.

Kenapa saya memilih memelihara ikan?

Ada beberapa sebab mengapa akhirnya saya menambahkan hati di spesies ini.

Jenis hobi yang unlimited.
Saya bisa bahasakan demikian karena beberapa sebab.

Dalam merancang habitat ikan, kita bisa berkreasi. Baik itu pemilihan jenis ikan yang hidup disana, perpaduan warna, memilih jenis tanaman air tertentu, penambahan barang lain di akuarium sehingga mampu menunjang estetika visual, serta pemilihan filter.

Filternya pun tidak terbatas yang itu-itu saja. Kita bisa berkreasi merancang sendiri sesuai keinginan.



Bebas bereksperimen.



Lagian banyak cara kreatif yang bisa kita dapatkan di dunia maya. Baik itu ulasan di sosial media, YouTube, maupun website umum.

Berkreasi pada tanaman air.
Identik dengan aquascape. Tidak hanya ikan, air, pasir sebagai dasaran dengan warna-warni yang bisa kita tentukan sendiri, bebatuan, dan kotak kaca. Tapi secara estetika, bisa di boosting view keindahannya memakai keanekaragaman tanaman air.



Seperti kreasi tanaman air dan aquarium aquascape di store langganan saya. Bagus, kan?

Membuat hati tenang dan tentram.
Melihatnya aja adem, gan dan sis. Apalagi jika nyala lampunya kita atur sedemikian rupa sesuai selera, setelah kita tahu juga bagaimana match tanaman air dan ikan yang di dalamnya.

Melihatnya aja kita berasa tenang.



Merasa damai.



Melihat keindahan alam. Sekaligus satu sisi merasakan hasil karya kita sendiri.

Tidak berisik.
Sama sekali tidak berisik. Kalau settingannya tepat, malah gemericik air yang menenangkan indra pendengaran.

Nggak ada namanya hewan tengkar seperti kucing, entah membuat berantakan ruangan tertentu, dan polusi suara meong meong lagi tengkar. Kalau ikan damai. Dia nggak bersuara.

Menguntungkan dalam segi kesehatan.
Kata expert barat di bidang medis, memelihara ikan di akuarium bisa membantu menjaga kesehatan. Sumbernya bisa dilihat di sini.





Nggak main-main gan and sist, yang mengatakannya adalah institusi internasional yang bertempat di Inggris, National Marine Aquarium. Keren gak?

Mengurangi tingkat stres.
Saya mengutip perkataan salah satu dokter dari barat, Dr. Schwartz,



Nggak butuh banyak tempat.
Paling-paling sebesar akuarium doang. Dia juga nggak jalan-jalan ke seantero rumah atau merusak tanaman di kebun.

Hobi memelihara hewan lebih murah daripada spesies yang lain.
Kalau memang ada aquascape, atau persiapan akuarium serta filter, paling dana awal yang agak kerasa. Tapi untuk kelanjutannya, dananya benar-benar minim bila dibandingkan dengan hewan lainnya.

Berkaca dari hasil penelitian American Society for the Prevention of Cruelty to Animals di sini,tersebut bahwa di Amerika para pemelihara anjing bisa menghabiskan hampir ribuan dollar per tahun. Kalau memelihara ikan hanya ratusan dolar. Per tahun.

Amazing.

Keunggulan lainnya bisa menambah keindahan ruangan (estetika)
Pastinya. Melihat aja jadi adem, apalagi kalau akuariumnya bagus, ada tanaman air sedemikian rupa serta ikan tertentu warna-warni berlarian kesana kemari.

Otomatis memperindah interior ruangan di mana akuarium tersebut bertengger. Terlebih saat ruangan gelap dan akuarium menjadi sumber utama pencahayaan.



Nah, itulah hewan peliharaan saya hingga sekarang, beserta beberapa manfaat yang diungkap secara medis, serta keunggulan lain di segi "ringan dalam costperawatan".

Dari ulasan di atas apakah anda cukup tertarik?

Jadi pengen?

Kuy melihara ikan!

Semoga mendapat manfaat.




Furqon643