- Beranda
- Komunitas
- Story
- Ask da Girls
Haruskah ku lanjut nikah atau batal?


TS
Menmen94
Haruskah ku lanjut nikah atau batal?
Hi, gua mau curhat nih, soalnya gua gak tau mau nanyain kesiapa. Mau nanya kesahabat, cerita gua ini ada sangkut pautnya dengan dia.
This is my true story.gak ada tambah2 ya guys.
Kisah ini bermula dari tahun 2011 ketika gua uda tamat sekolah dan lanjutin kuliah. Sebagai anak rantau, gua merasa gua cukup beruntung bisa kuliah di tempat yang bagus disalah satu univertas di Medan, bisa dibilang latar belakang keluarga gua lumayan berkecukupan . Pertemuan gua dengannya berawal dari tempat kuliah. Dia yang pendiam cukup menarik perhatian sekalipun dia duduk disudut kelas.
Akhir tahun 2012, gua ngambil eks-kul untuk isi waktu luang gua pas di kampus. Ternyata, dia ambil ekskul yang sama, hubungan kami saat itu hanya sebatas bertegur senyum doang. Sampai akhirnya di ujung tahun, kita jadi semakin dekat dan April 2013 kita jadian.
Pacaran dengannya bisa jadi tantangan besar untuk semua cewek, financial jadi hal utama. Saat itu dia belum ada pekerjaan tetap, pemasukan hanya dari membantu kakaknya mengajar. Keluar cuman 1 bulan sekali, itu pun makan sederhana (gak ada nongkrong di café). Kadang aku yang beliin makan.Kalau ke mall yang agak jauh, kita naik becak. Pulang kuliah kita jalan kaki dari kampus ke rumah. Ini semua gua lewatin sama dia, gua temenin dia dari 0 dan gua bangga sama diri gua klo ingat saat2 itu . karna jarang kan cewek mau diajak susah.sampai akhirnya dia punya pekerjaan tetap dan mulai sukses.
Dari awal pacaran, hubungan kita tak dikatakan mulus, orangtuanya dan kakaknya tidak menyukaiku. Pernah sekali pertemuan pertamaku dengan keluarganya, rasanya sangat senang ketika mau bertemu, tetapi, hasil pertemuan itu malah menghancurkan perasaanku. Gimana gak, keluarganya bilang gakmau lihat gua di acara keluarga mereka. Tapi,gua tetap sabar dan menerima, dan mencoba berpikir postif mereka akan berubah seiring waktu.
Dimasa pacaran gua sering nanya nanya ke dia gimana nanti kalau kita nikah, kapan kita nikah. Mungkin salah gua juga sih selalu menanyakan pertanyaan yang berulang- ulang dan terkahir responya dia bikin shock. Dia bilang dia muak, sama gua dan sama semua pertanyaan gua, karna itu dia malah mulai tertarik sama sahabat gua, dia nyimpan rasa. Disitu gua nangis, denger kejujurannya,gua ngerasa di khianatin, tapi gua yakinin diri gua klo dia bisa berubah, dia bisa hanya melihatku seorang dan gua lakukan apapun untuk dia hanya melihat gua seorang, dan gua berhasil. Dia bilang ke gua dia salah dan gak ngulangin lagi dan berencana melamarku.
Ini tahun ke 7 kita pacaran, begitu banyak memory yang kita lewatin bersama. Karna perjuangan ini 2 bulan lagi kami mau menikah.
Persiapan pernikahan kami tidak bisa dikatakan mulus, seperti kata orang pasti ada aja masalah yang mampir. Dari keluarganya pertama mau buat acara besar jadi gak mau buat acara, belum lagi undangan, kamar pengantin yang harus gimana , tamu yang mau diundang berapa orang juga belum tau padahal ini uda bener- bener mepet banget. Dan gua merasa dia berubah, gua keluhkan masalah2 ini berharap ada solusi, tetapi jadinya dia marah, bilang kalau dia cuman jadi jembatan omelan dari keluarganya dan gua. Ya gua tau posisinya, tapi klo gak ngebahas ini semua ke dia kesiapa lagi?
Dan sekarang, jujur gua uda kayak diambang batas kesabaran karna hal ini, dia diam dan ngilang, gak balas n baca wa gua. Kayak semua dipikiran gua blur, yang terlintas apa harus dilanjutin atau batal nikah? Keluarganya juga belum sepenuhnya nerima gua. Kalau gua nikah bakalan jadi babu sama keluarga mereka gak? Belum lagi, ni aja dia ngilang gitu aja, kalau uda nikah gimana?
Menurut kalian gimana gaisss?
This is my true story.gak ada tambah2 ya guys.
Kisah ini bermula dari tahun 2011 ketika gua uda tamat sekolah dan lanjutin kuliah. Sebagai anak rantau, gua merasa gua cukup beruntung bisa kuliah di tempat yang bagus disalah satu univertas di Medan, bisa dibilang latar belakang keluarga gua lumayan berkecukupan . Pertemuan gua dengannya berawal dari tempat kuliah. Dia yang pendiam cukup menarik perhatian sekalipun dia duduk disudut kelas.
Akhir tahun 2012, gua ngambil eks-kul untuk isi waktu luang gua pas di kampus. Ternyata, dia ambil ekskul yang sama, hubungan kami saat itu hanya sebatas bertegur senyum doang. Sampai akhirnya di ujung tahun, kita jadi semakin dekat dan April 2013 kita jadian.
Pacaran dengannya bisa jadi tantangan besar untuk semua cewek, financial jadi hal utama. Saat itu dia belum ada pekerjaan tetap, pemasukan hanya dari membantu kakaknya mengajar. Keluar cuman 1 bulan sekali, itu pun makan sederhana (gak ada nongkrong di café). Kadang aku yang beliin makan.Kalau ke mall yang agak jauh, kita naik becak. Pulang kuliah kita jalan kaki dari kampus ke rumah. Ini semua gua lewatin sama dia, gua temenin dia dari 0 dan gua bangga sama diri gua klo ingat saat2 itu . karna jarang kan cewek mau diajak susah.sampai akhirnya dia punya pekerjaan tetap dan mulai sukses.
Dari awal pacaran, hubungan kita tak dikatakan mulus, orangtuanya dan kakaknya tidak menyukaiku. Pernah sekali pertemuan pertamaku dengan keluarganya, rasanya sangat senang ketika mau bertemu, tetapi, hasil pertemuan itu malah menghancurkan perasaanku. Gimana gak, keluarganya bilang gakmau lihat gua di acara keluarga mereka. Tapi,gua tetap sabar dan menerima, dan mencoba berpikir postif mereka akan berubah seiring waktu.
Dimasa pacaran gua sering nanya nanya ke dia gimana nanti kalau kita nikah, kapan kita nikah. Mungkin salah gua juga sih selalu menanyakan pertanyaan yang berulang- ulang dan terkahir responya dia bikin shock. Dia bilang dia muak, sama gua dan sama semua pertanyaan gua, karna itu dia malah mulai tertarik sama sahabat gua, dia nyimpan rasa. Disitu gua nangis, denger kejujurannya,gua ngerasa di khianatin, tapi gua yakinin diri gua klo dia bisa berubah, dia bisa hanya melihatku seorang dan gua lakukan apapun untuk dia hanya melihat gua seorang, dan gua berhasil. Dia bilang ke gua dia salah dan gak ngulangin lagi dan berencana melamarku.
Ini tahun ke 7 kita pacaran, begitu banyak memory yang kita lewatin bersama. Karna perjuangan ini 2 bulan lagi kami mau menikah.
Persiapan pernikahan kami tidak bisa dikatakan mulus, seperti kata orang pasti ada aja masalah yang mampir. Dari keluarganya pertama mau buat acara besar jadi gak mau buat acara, belum lagi undangan, kamar pengantin yang harus gimana , tamu yang mau diundang berapa orang juga belum tau padahal ini uda bener- bener mepet banget. Dan gua merasa dia berubah, gua keluhkan masalah2 ini berharap ada solusi, tetapi jadinya dia marah, bilang kalau dia cuman jadi jembatan omelan dari keluarganya dan gua. Ya gua tau posisinya, tapi klo gak ngebahas ini semua ke dia kesiapa lagi?
Dan sekarang, jujur gua uda kayak diambang batas kesabaran karna hal ini, dia diam dan ngilang, gak balas n baca wa gua. Kayak semua dipikiran gua blur, yang terlintas apa harus dilanjutin atau batal nikah? Keluarganya juga belum sepenuhnya nerima gua. Kalau gua nikah bakalan jadi babu sama keluarga mereka gak? Belum lagi, ni aja dia ngilang gitu aja, kalau uda nikah gimana?
Menurut kalian gimana gaisss?


bam09 memberi reputasi
1
1.3K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan