Kaskus

News

Sleipnir9Avatar border
TS
Sleipnir9
Vape dan Rokok Sama Bahayanya, Picu Kanker Paru hingga Corona
Vape dan Rokok Sama Bahayanya, Picu Kanker Paru hingga Corona

KOMPAS.com - Ahli terus mengingatkan, penggunaan rokok konvensional maupun vape tetap menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan kapan pun, baik di tengah pandemi maupun tidak.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr Sita Laksmi Andarini PhD SpP(K).

"Itu tidak benar ya (vape lebih baik). Sama saja, beralih dari rokok ke vape itu risikonya sama saja," kata Sita dalam diskusi daring bertajuk Membuka Harapan Hidup yang Lebih Baik bagi Pasien Kanker Paru dengan Pengobatan Inovatif, Rabu (26/8/2020).

Sedari dulu selalu ditegaskan oleh banyak ahli, penggunaan vape bukanlah alternatif bagi Anda yang ingin berhenti merokok atau ingin mengurangi risiko kanker paru.

Lebih lanjut, Sita menjelaskan bahwa vape sama halnya dengan rokok konvensional sebagai produk olahan tembakau yang paling banyak digunakan.

Vape memiliki kandungan nikotin yang dapat menimbulkan adiksi atau kecanduan terhadap penggunanya.

"Pada urine yang nge-vape itu kadar nikotinnya di dalam urine sama dengan perokok (konvensional) aktif," ujarnya.

Terdapat sekitar 223 mikogram kandungan nikotin di urine pengguna rokok elektrik atau vape.

Hal ini mengkhawatirkan karena pengujian tersebut barulah pada urine, yang diduga nikotin juga menyalir di dalam darah penggunanya.

Pasalnya, nikotin merupakan zat yang berbahaya bagi sistem pernapasan, peredaran darah dan jantung.

"Apalagi kita di tengah pandemi begini, ini justru kerentanan kanker paru meningkat, juga rentan infeksi Covid-19," kata dia.

Selain itu, di dalam vape juga terkandung zat atau senyawa karsinogen yaitu tobacco specifik nitrosamine (TSNA), dan senyawa psikoaktif Tetrahydrocannabinol (THC).

Untuk diketahui, senyawa karsinogen sudah dipastikan menjadi salah satu faktor risiko penyebab dari beragam jenis penyakit kanker yang ada, tidak hanya kanker paru ini saja.

Sementara, Tetrahydrocannabinol (THC) adalah senyawa psikoaktif utama yang terdapat di dalam ganja, yang dapat memabukkan pemakainya.

Tidak hanya itu, Sita berkata, bahaya penggunaan vape ini juga terdapat dari asap yang dihasilkannya.

Kendati asap tersebut seolah mengeluarkan bau wangi-wangian yang menyegarkan, tetapi justru tanpa disadari berisiko tinggi menjadi faktor penyebab penyakit berbahaya seperti kanker ini.

Asap yang dihasilkan dari vape itu terkandung liquid Vegetable glicerine (VG) dan Prophylin glicol (PG).

Oleh sebab itu, ancaman vape dapat merusak paru-paru, merusak jantung, menyebabkan asma pada anak dan remaja, serta memicu kanker dan merusak DNA.

Diberitakan sebelumnya, temuan terbaru dari ilmuwan di AS menemukan bahwa orang yang merokok elektronik atau vape memiliki risiko besar terinfeksi Covid-19.

Dikutip dari The Independent, Jumat (14/8/2020), 4.351 responden ditanyai apakah mereka merasa ada gejala Covid-19, atau telah terinfeksi Covid-19.

Di antara responden yang telah dites Covid-19, mereka yang menggunakan rokok elektronik lima kali lipat lebih banyak terinfeksi dibanding mereka yang tidak merokok elektronik.

Angka tersebut bertambah menjadi 6,8 kali terhadap mereka yang merokok konvensional dan elektronik secara bersamaan.

sumber
entopAvatar border
nomoreliesAvatar border
areszzjayAvatar border
areszzjay dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.2K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan