- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jabar Hari Ini: Din Syamsuddin Didesak Dipecat dari MWA-Sejoli Ciuman di Atas Motor
TS
mimin.gadungan.
Jabar Hari Ini: Din Syamsuddin Didesak Dipecat dari MWA-Sejoli Ciuman di Atas Motor
Quote:
Kisah sepasang sejoli yang bermesraan di atas sepeda motor yang berjalan di Purwakarta menyedot perhatian netizen. Aksi yang membuat gaduh itu, kini tengah diusut pihak kepolisian.
Selain itu, kisah miris menimpa keluarga di Kabupaten Garut. Setelah minta meteran kWh listriknya diperbaiki, pasangan paruh baya ditagih sejumlah uang oleh oknum petugas PLN. Alhasil keduanya pun membayar biaya reparasi dengan seekor domba.
Apa saja yang terjadi di Jabar hari ini? berikut ulasannya:
Bercumbu di Atas Motor, Dua Sejoli Kena Getahnya
Polres Purwakarta menyelidiki sejoli muda berciuman sambil naik sepeda motor yang videonya viral di media sosial. Terlihat dalam video, sejoli tersebut tak memakai helm dan berujung jatuh di jalan raya.
Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Fitran Romajimah mengatakan video yang sudah membuat gaduh ini akan ditelusuri pihaknya. Termasuk mencari pasangan heboh itu.
"Kita akan telusuri siapa pasangan yang ada di dalam video tersebut. Kita coba cari informasi tempat tinggal yang bersangkutan," kata Fitran kepada detikcom via pesan singkat, Rabu (26/08/2020).
Penelusuran dilakukan sebagai upaya mencari fakta berkaitan aksi nekat sejoli itu. Warga menduga keduanya dalam pengaruh minuman keras.
Apakah ada pelanggaran hukum berkaitan persoalan tersebut? "Kita akan dalami penyelidikan," kata Fitran.
Video sejoli secara cepat menyebar di sosial media mulai dari WhatsApp grup, Facebook dan Instagram. Video itu diambil oleh pengendara lain yang ada di belakang muda-mudi itu.
Dalam video berdurasi 14 detik, terlihat seorang lelaki duduk di bagian belakang jok motor. Sedangkan perempuannya mengemudikan motor. Posisi kepala lelaki menunduk dan condong ke arah depan, kepala perempuan berambut pirang itu sedikit miring ke arah kiri.
Terdengar suara perekam video yang menyebutkan pria dan wanita naik motor itu tengah berciuman. Sewaktu di jalanan yang berbelok, kendaraan itu oleng ke kiri sehingga mengakibatkan sejoli muda tersebut terjatuh bersama motornya.
Kejadian itu berlangsung Minggu (24/08) dini hari. Keduanya melaju dari arah pasar Jumat menuju arah Purwakarta kota.
2 Ribu Alumni ITB Desak Din Syamsuddin Dicoret dari Majelis Wali Amanat
Sebanyak dua ribu alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Gerakan Anti Radikalisme (GAR) mendesak Prof.Dr. M. Din Syamsuddin dicoret sebagai Anggota MWA ITB.
Surat terbuka itu diteken 2.065 alumni ITB lintas angkatan dan jurusan pada Selasa (25/8/2020), yang ditujukan untuk Ketua MWA ITB. Permintaan GAR ini merupakan bentuk penegasan lebih lanjut dari permintaan serupa yang telah disampaikan sebelumnya, melalui Surat GAR tertanggal 25 Juni 2020 serta melalui Siaran Pers GAR pada 16 Juli 2020 lalu.
Dalam surat terbuka tersebut ada sepuluh poin yang disampaikan berkaitan dengan permintaan penegasan Ketua MWA ITB. Beberapa poin membahas persoalan keterlibatan Prof Din sebagai pimpinan kelompok Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Mereka menganggap hal tersebut adalah perwujudan dari sikap yang selalu menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun Pemerintah Republik Indonesia yang sah.
"Sedikit banyak ada pengaruhnnya mbak. Deklarasi KAMI hanya semakin menguatkan alasan kami untuk minta supaya pak Din diberhentikan dari MWA. Karena semakin terbukti bahwa sikapnya yang menentang pemerintahan NKRI," kata Juru Bicara GAR Alumni ITB Shinta Madesari saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (26/8/2020).
Shinta mengatakan, Ketua MWA pernah menyatakan bahwa Prof Din sudah mengundurkan diri. Namun ternyata, Prof Din masih diikutsertakan dalam kegiatan MWA ITB seperti dalam kegiatan peringatan 100 tahun ITB pada 3 Juli 2020 lalu.
"Ketua MWA harus memberikan klarifikasi resmi mengenai hal ini. Jangan hanya bicara bahwa pak Din mengundurkan diri, tetapi kenyataannya beliau masih dipertahankan di MWA ITB. Pengunduran dirinya tidak pernah dibahas secara tegas di MWA dan tidak pernah ada penjelasan secara resmi status pak Din di MWA," jelasnya.
Menurutnya ribuan alumni ITB yang menandatangani surat terbuka tersebut, keberatan keberadaan Din Syamsuddin di MWA ITB. "Apalagi pak Din beberapa waktu lalu mendeklarasikan KAMI yang jelas-jelas menentang pemerintah," ujarnya.
Alumni ITB menyayangkan tindakan Din tersebut. "Padahal pak Din juga seorang PNS Aktif. Buat kami GAR ITB, tindakan beliau sangat bertentangan dengan nilai-nilai ITB. Sehingga pak Din tidak pantas menjadi anggota MWA ITB," tambahnya.
Ganti Biaya kWh Rusak, Keluarga di Garut Serahkan Domba ke Oknum Petugas
Seorang warga Garut Yn (37) mengaku dimintai biaya saat mengganti kWh meter di rumahnya yang rusak. Gegara tak punya uang, Yn terpaksa menyerahkan domba peliharaannya kepada oknum petugas PLN.
Yn menceritakan kejadian tersebut kepada wartawan. Yn mengungkapkan, kejadian yang dialaminya terjadi beberapa bulan lalu. Kejadian bermula saat kWh meter di rumahnya, Desa Panyindangan, Cisompet rusak.
"Beberapa bulan lalu, ada masalah listrik di rumah saya. Saya kemudian bicara ke petugas PLN yang dulu pasang. Ini mau dibenerin," ucap Yn, Rabu (26/8/2020).
Yn mengatakan, dia dan sang suami Ekr (50)kemudian berniat untuk mengganti kWh meter rumah yang rusak dengan cara menghubungi petugas PLN.
Namun, Yn terkejut ketika oknum petugas PLN meminta sejumlah uang sebagai biaya penggantian kWh meter yang rusak sebesar Rp 450 ribu.
"Minta biaya Rp 450 ribu. Saat itu saya benar-benar tidak punya uang. kWh nya waktu itu kemudian dipasang langsung sama petugas. Mereka bilang biayanya sudah ditalangi dulu," katanya.
kWh meter akhirnya sudah terpasang dengan baik di rumah Yn. Namun, masalahnya, Yn belum menyerahkan uang yang diminta oknum petugas PLN tersebut.
Oknum tersebut terus menagih uang yang disebut sebagai biaya pemasangan kWh meter itu. "Nah karena saya tidak punya uang, jadi saya ngomong sama suami, udah aja bayarnya pakai domba," kata Yn.
Yn kemudian memberikan seekor anak domba ke oknum petugas PLN tersebut. Mirisnya, sang oknum petugas menerima domba yang diserahkan Yn.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Garut Fauzan mengaku belum mengetahui kejadian tersebut. Fauzan mengatakan, kejadian itu tidak bisa dibenarkan.
"Saya coba crosscheck dulu ya.... Yang jelas, ganti kWh rusak di PLN tidak dikenakan biaya," ungkap Fauzan saat dikonfirmasi detikcom, Rabu.
2 Pria Pelempar Bom Molotov Markas PDIP Cileungsi Bogor Ditangkap!
Tim khusus gabungan Polda Jabar dan Polres Bogor kembali menangkap dua tersangka kasus pelemparan bom molotov yang terjadi di markas PDIP Cileungsi, Kabupaten Bogor. Dua pria ini berperan sebagai pelempar bom molotov.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan telah menangkap 2 tersangka baru pada Selasa (25/8/2020) malam dan Rabu (26/8/2020) dini hari.
Penangkapan dilakukan di dua tempat berbeda. Inisial MTK diringkus polisi di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pukul 23.00 WIB. Sedangkan inisial DS dibekuk di Kecamatan Cibinong, Bogor, pukul 00.20 WIB.
"Peran dari dua tersangka yang baru ini sebagai pelempar bom molotov di kantor PDIP," ujar Erdi di Kabupaten Ciamis dalam kegiatan Silaturahmi Kebinekaan Anggota Wantimpres Habib Luthfi, Rabu (26/8/2020).
Erdi menjelaskan dengan adanya penangkapan dua tersangka baru itu, jumlah tersangka kasus bom molotov markas PDIP Cileungsi Bogor menjadi sembilan orang. Polisi masih mengejar pelaku lainnya yang terlibat kasus tersebut.
"Banyak, masih dikejar. Diperkirakan 15 orang. Ini masih dikembangkan. Barang bukti yang diamankan alat transportasinya, pecahan botol dengan pelaku dan alibi sudah tepat," ucap Erdi.
Cerita Relawan Vaksin COVID-19
Adly Barjadi Kusuma berjalan keluar dari dari gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (RSP Unpad) di Jalan Eyckman, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020). Di tangannya tertenteng map dokumen berwarna coklat, siang itu pengendara ojek online itu baru saja menerima suntik vaksin COVID-19 Sinovac yang kedua kalinya.
Pria jangkung berkacamata itu mengaku sedikit mengantuk setelah menerima dosis yang kedua, namun ia tak yakin jika rasa kantuk itu disebabkan karena vaksin. "Saya merasa ngantuk, ngantuknya lumayan. Pas (suntik) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuk enggak kuat, karena vaksin mungkin," ucap Fadly saat ditemui.
Fadly merupakan deretan relawan vaksin yang pertama kali mendapatkan injeksi, penyuntikan yang pertama diterimanya berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke RSP Unpad pada 11 Agustus lalu. Selama dua minggu disuntik, Fadly tak merasakan gejala atau efek samping apapun.
"Enggak ada sih, kepala pusing juga enggak ada, pembengkakan di area suntik juga enggak ada," tuturnya.
Bahkan, ucap ayah beranak tiga tersebut, ia langsung bekerja menarik orderan begitu penyuntikan pertama diberikan. Begitu pun rencananya hari ini, setelah disuntik vaksin Corona yang kedua, ia akan kembali mengekesekusi orderan.
"Kalau tadi pagi belum, mungkin setelah ini. Tapi kalau kemarin sebelum ke sini ada dua orderan, baru datang ke sini, siangnya langsung lanjut jalan lagi," paparnya yang baru pertama kali menjadi relawan uji klinis vaksin.
Pekerjaan yang menuntutnya untuk berinteraksi dengan banyak orang dalam jarak dekat menjadi motivasinya sebagai relawan. "Jadi saya butuh sesuatu yang bisa setidaknya mengurangi resiko terpapar virus itu. Insya Allah lancar enggak ada masalah, ini juga untuk kepentingan masyarakat luas," ucapnya.
SUMBER
Selain itu, kisah miris menimpa keluarga di Kabupaten Garut. Setelah minta meteran kWh listriknya diperbaiki, pasangan paruh baya ditagih sejumlah uang oleh oknum petugas PLN. Alhasil keduanya pun membayar biaya reparasi dengan seekor domba.
Apa saja yang terjadi di Jabar hari ini? berikut ulasannya:
Bercumbu di Atas Motor, Dua Sejoli Kena Getahnya
Polres Purwakarta menyelidiki sejoli muda berciuman sambil naik sepeda motor yang videonya viral di media sosial. Terlihat dalam video, sejoli tersebut tak memakai helm dan berujung jatuh di jalan raya.
Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Fitran Romajimah mengatakan video yang sudah membuat gaduh ini akan ditelusuri pihaknya. Termasuk mencari pasangan heboh itu.
"Kita akan telusuri siapa pasangan yang ada di dalam video tersebut. Kita coba cari informasi tempat tinggal yang bersangkutan," kata Fitran kepada detikcom via pesan singkat, Rabu (26/08/2020).
Penelusuran dilakukan sebagai upaya mencari fakta berkaitan aksi nekat sejoli itu. Warga menduga keduanya dalam pengaruh minuman keras.
Apakah ada pelanggaran hukum berkaitan persoalan tersebut? "Kita akan dalami penyelidikan," kata Fitran.
Video sejoli secara cepat menyebar di sosial media mulai dari WhatsApp grup, Facebook dan Instagram. Video itu diambil oleh pengendara lain yang ada di belakang muda-mudi itu.
Dalam video berdurasi 14 detik, terlihat seorang lelaki duduk di bagian belakang jok motor. Sedangkan perempuannya mengemudikan motor. Posisi kepala lelaki menunduk dan condong ke arah depan, kepala perempuan berambut pirang itu sedikit miring ke arah kiri.
Terdengar suara perekam video yang menyebutkan pria dan wanita naik motor itu tengah berciuman. Sewaktu di jalanan yang berbelok, kendaraan itu oleng ke kiri sehingga mengakibatkan sejoli muda tersebut terjatuh bersama motornya.
Kejadian itu berlangsung Minggu (24/08) dini hari. Keduanya melaju dari arah pasar Jumat menuju arah Purwakarta kota.
2 Ribu Alumni ITB Desak Din Syamsuddin Dicoret dari Majelis Wali Amanat
Sebanyak dua ribu alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Gerakan Anti Radikalisme (GAR) mendesak Prof.Dr. M. Din Syamsuddin dicoret sebagai Anggota MWA ITB.
Surat terbuka itu diteken 2.065 alumni ITB lintas angkatan dan jurusan pada Selasa (25/8/2020), yang ditujukan untuk Ketua MWA ITB. Permintaan GAR ini merupakan bentuk penegasan lebih lanjut dari permintaan serupa yang telah disampaikan sebelumnya, melalui Surat GAR tertanggal 25 Juni 2020 serta melalui Siaran Pers GAR pada 16 Juli 2020 lalu.
Dalam surat terbuka tersebut ada sepuluh poin yang disampaikan berkaitan dengan permintaan penegasan Ketua MWA ITB. Beberapa poin membahas persoalan keterlibatan Prof Din sebagai pimpinan kelompok Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Mereka menganggap hal tersebut adalah perwujudan dari sikap yang selalu menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun Pemerintah Republik Indonesia yang sah.
"Sedikit banyak ada pengaruhnnya mbak. Deklarasi KAMI hanya semakin menguatkan alasan kami untuk minta supaya pak Din diberhentikan dari MWA. Karena semakin terbukti bahwa sikapnya yang menentang pemerintahan NKRI," kata Juru Bicara GAR Alumni ITB Shinta Madesari saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (26/8/2020).
Shinta mengatakan, Ketua MWA pernah menyatakan bahwa Prof Din sudah mengundurkan diri. Namun ternyata, Prof Din masih diikutsertakan dalam kegiatan MWA ITB seperti dalam kegiatan peringatan 100 tahun ITB pada 3 Juli 2020 lalu.
"Ketua MWA harus memberikan klarifikasi resmi mengenai hal ini. Jangan hanya bicara bahwa pak Din mengundurkan diri, tetapi kenyataannya beliau masih dipertahankan di MWA ITB. Pengunduran dirinya tidak pernah dibahas secara tegas di MWA dan tidak pernah ada penjelasan secara resmi status pak Din di MWA," jelasnya.
Menurutnya ribuan alumni ITB yang menandatangani surat terbuka tersebut, keberatan keberadaan Din Syamsuddin di MWA ITB. "Apalagi pak Din beberapa waktu lalu mendeklarasikan KAMI yang jelas-jelas menentang pemerintah," ujarnya.
Alumni ITB menyayangkan tindakan Din tersebut. "Padahal pak Din juga seorang PNS Aktif. Buat kami GAR ITB, tindakan beliau sangat bertentangan dengan nilai-nilai ITB. Sehingga pak Din tidak pantas menjadi anggota MWA ITB," tambahnya.
Ganti Biaya kWh Rusak, Keluarga di Garut Serahkan Domba ke Oknum Petugas
Seorang warga Garut Yn (37) mengaku dimintai biaya saat mengganti kWh meter di rumahnya yang rusak. Gegara tak punya uang, Yn terpaksa menyerahkan domba peliharaannya kepada oknum petugas PLN.
Yn menceritakan kejadian tersebut kepada wartawan. Yn mengungkapkan, kejadian yang dialaminya terjadi beberapa bulan lalu. Kejadian bermula saat kWh meter di rumahnya, Desa Panyindangan, Cisompet rusak.
"Beberapa bulan lalu, ada masalah listrik di rumah saya. Saya kemudian bicara ke petugas PLN yang dulu pasang. Ini mau dibenerin," ucap Yn, Rabu (26/8/2020).
Yn mengatakan, dia dan sang suami Ekr (50)kemudian berniat untuk mengganti kWh meter rumah yang rusak dengan cara menghubungi petugas PLN.
Namun, Yn terkejut ketika oknum petugas PLN meminta sejumlah uang sebagai biaya penggantian kWh meter yang rusak sebesar Rp 450 ribu.
"Minta biaya Rp 450 ribu. Saat itu saya benar-benar tidak punya uang. kWh nya waktu itu kemudian dipasang langsung sama petugas. Mereka bilang biayanya sudah ditalangi dulu," katanya.
kWh meter akhirnya sudah terpasang dengan baik di rumah Yn. Namun, masalahnya, Yn belum menyerahkan uang yang diminta oknum petugas PLN tersebut.
Oknum tersebut terus menagih uang yang disebut sebagai biaya pemasangan kWh meter itu. "Nah karena saya tidak punya uang, jadi saya ngomong sama suami, udah aja bayarnya pakai domba," kata Yn.
Yn kemudian memberikan seekor anak domba ke oknum petugas PLN tersebut. Mirisnya, sang oknum petugas menerima domba yang diserahkan Yn.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Garut Fauzan mengaku belum mengetahui kejadian tersebut. Fauzan mengatakan, kejadian itu tidak bisa dibenarkan.
"Saya coba crosscheck dulu ya.... Yang jelas, ganti kWh rusak di PLN tidak dikenakan biaya," ungkap Fauzan saat dikonfirmasi detikcom, Rabu.
2 Pria Pelempar Bom Molotov Markas PDIP Cileungsi Bogor Ditangkap!
Tim khusus gabungan Polda Jabar dan Polres Bogor kembali menangkap dua tersangka kasus pelemparan bom molotov yang terjadi di markas PDIP Cileungsi, Kabupaten Bogor. Dua pria ini berperan sebagai pelempar bom molotov.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan telah menangkap 2 tersangka baru pada Selasa (25/8/2020) malam dan Rabu (26/8/2020) dini hari.
Penangkapan dilakukan di dua tempat berbeda. Inisial MTK diringkus polisi di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pukul 23.00 WIB. Sedangkan inisial DS dibekuk di Kecamatan Cibinong, Bogor, pukul 00.20 WIB.
"Peran dari dua tersangka yang baru ini sebagai pelempar bom molotov di kantor PDIP," ujar Erdi di Kabupaten Ciamis dalam kegiatan Silaturahmi Kebinekaan Anggota Wantimpres Habib Luthfi, Rabu (26/8/2020).
Erdi menjelaskan dengan adanya penangkapan dua tersangka baru itu, jumlah tersangka kasus bom molotov markas PDIP Cileungsi Bogor menjadi sembilan orang. Polisi masih mengejar pelaku lainnya yang terlibat kasus tersebut.
"Banyak, masih dikejar. Diperkirakan 15 orang. Ini masih dikembangkan. Barang bukti yang diamankan alat transportasinya, pecahan botol dengan pelaku dan alibi sudah tepat," ucap Erdi.
Cerita Relawan Vaksin COVID-19
Adly Barjadi Kusuma berjalan keluar dari dari gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (RSP Unpad) di Jalan Eyckman, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020). Di tangannya tertenteng map dokumen berwarna coklat, siang itu pengendara ojek online itu baru saja menerima suntik vaksin COVID-19 Sinovac yang kedua kalinya.
Pria jangkung berkacamata itu mengaku sedikit mengantuk setelah menerima dosis yang kedua, namun ia tak yakin jika rasa kantuk itu disebabkan karena vaksin. "Saya merasa ngantuk, ngantuknya lumayan. Pas (suntik) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuk enggak kuat, karena vaksin mungkin," ucap Fadly saat ditemui.
Fadly merupakan deretan relawan vaksin yang pertama kali mendapatkan injeksi, penyuntikan yang pertama diterimanya berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke RSP Unpad pada 11 Agustus lalu. Selama dua minggu disuntik, Fadly tak merasakan gejala atau efek samping apapun.
"Enggak ada sih, kepala pusing juga enggak ada, pembengkakan di area suntik juga enggak ada," tuturnya.
Bahkan, ucap ayah beranak tiga tersebut, ia langsung bekerja menarik orderan begitu penyuntikan pertama diberikan. Begitu pun rencananya hari ini, setelah disuntik vaksin Corona yang kedua, ia akan kembali mengekesekusi orderan.
"Kalau tadi pagi belum, mungkin setelah ini. Tapi kalau kemarin sebelum ke sini ada dua orderan, baru datang ke sini, siangnya langsung lanjut jalan lagi," paparnya yang baru pertama kali menjadi relawan uji klinis vaksin.
Pekerjaan yang menuntutnya untuk berinteraksi dengan banyak orang dalam jarak dekat menjadi motivasinya sebagai relawan. "Jadi saya butuh sesuatu yang bisa setidaknya mengurangi resiko terpapar virus itu. Insya Allah lancar enggak ada masalah, ini juga untuk kepentingan masyarakat luas," ucapnya.
SUMBER
MANTAB BETUL
bukan.bomat dan 4 lainnya memberi reputasi
-1
2.5K
Kutip
30
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan