Kenangan 17an Paling Berkesan



Tahun 2015, adalah tahun yang sangat berkesan yang pernah saya rasakan dalam perayaan hari bersejarah negara Indonesia, yaitu hari merdeka pada tanggal 17 Agustus. Biasanya, dari zaman sekolah dulu bagi saya, 17 Agustus identik dengan upacara. Tentu saja, di zaman itu saya termasuk orang yang malas menyambutnya. Berdiri pada barisan paling belakang pada saat upacara, apabila guru lengah dalam mengawasi, hamparan rumput berubah menjadi permadani untuk duduk santai sambil bergosip ria dengan para sahabat. Adakah yang sama dengan saya di zaman sekalah dulu?😁

Begitu pula dengan tempat tinggal saya, desa Dayah Teungoh Aceh Pidie, dari tahun ke tahun semenjak saya lahir sampai tahun 2014, tidak ada yang istimewa ketika tanggal 17 Agustus hadir, hanya anak-anak sekolah dasar yang riang karena sekolahnya diliburkan, karena pada saat itu anak-anak sekolah dasar di tempatku tidak diwajibkan mengikuti upacara. Jadi, di hari itu hanya di sambut oleh suara ramainya anak-anak yang bermain di lapangan di sebelah rumah. Namun, di tahun 2015 penyambutan hari kemerdekaan ini terasa berbeda. Pemuda desa kompak menghiasi halaman surau, dan diadakan juga lomba panjat pinang antar desa.



Semua warga menyambutnya dengan penuh antusias termasuk saya, karena lomba ini baru pertama kali diadakan. Sorenya, saya melihat warga desa dari anak-anak sampai orang tua sudah berbaju rapi untuk menonton lomba. Begitu juga dengan saya, biasanya mandi sore hampir menjelang waktu maghrib, ini sesudah asar sudah rapi. Walaupun, tidak bisa melihat secara langsung ke lapangan tempat lomba dilaksanakan, karena usia anak masih terlalu bayi tetapi, rasa senang dan semangat menderu di dalam dada sambil mengiringi doa untuk desa saya semoga menang. Suara teriakan dan tepuk tangan menggema, memeriahkan suasana.


Pose di depan rumah saya

Beruntung, rumah saya di pinggir jalan dan bersebelahan dengan lapangan tempat diadakan lomba. Jadi, duduk di teras rumahpun akan terlihat dan terdengar hiruk pikuk lomba. Suasana desa yang terlihat meriah, anak-anak berlari kesana kemari sangat membuat hati bahagia dan terkesan pada perayaan tujuh belas saat itu. Apalagi, kejuaraannya dimenangkan oleh desa saya. Warga bertepuk tangan menyambut pemuda-pemuda yang telah berjuang mengharumkan nama desa. Walaupun berlepotan dengan oli, senyum cerah dan bahagia tampak dari wajah mereka.


Lapangan sebelah rumah

Sungguh, perayaan 17 Agustus paling berkesan, karena setelah hari itu, moment-moment bahagia saat perayaan hari merdeka tidak pernah saya rasakan lagi. Apalagi di tahun ini, jangankan lomba-lomba dan parade, upacarapun tidak ada karena kondisi pandemi yang belum berakhir. Semoga cepat berlalu pandemi ini, dan bisa merasakan kembali moment perayaan 17 Agustus yang berkesan.

Sumber : pengalaman pribadi
Dokumen : Grup Kel. Besar Desa Dayah Teungoh