- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahok Ungkap Cerita Sarat Makna Tentang Pilih Pejabat Sipit


TS
wismangan
Ahok Ungkap Cerita Sarat Makna Tentang Pilih Pejabat Sipit
Jakarta - Di momen hari ulang tahun (HUT) ke-75 RI, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok berbagi cerita lucu yang mengandung pesan moral. Ini adalah pengalaman Ahok saat menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta dulu.
Komisaris Utama PT Pertamina ini membagikan pengalaman kocaknya di segmen 'Suara untuk Indonesia' dalam acara 'Semangat Satu Indonesia', disiarkan detikcom, Senin (17/8/2020).
"Ada beberapa hal lucu dalam hidup saya," kata Ahok, sambil berdiri ala komika.
Pada masa kepemimpinan Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Ahok, salah satu pejabat kena pecat. Alasannya, pejabat itu sering datang siang hari ke kantor dan kerap terlambat. Tiba-tiba pejabat itu mendatangi Ahok.
"Yang bersangkutan datang ke saya, 'Pak, Pak, kenapa saya diberhentikan Pak?'," kata Ahok menyampaikan kembali pertanyaan seorang pejabat tersebut. Ahok mengatakan sebabnya pejabat itu kurang sehat sehingga sering terlambat bekerja.
Konyolnya, pejabat itu malah ingin membuktikan bahwa dirinya sehat. Tiba-tiba saja dia berlari-lari mengitari kantornya, sekadar untuk menunjukkan ke Ahok bahwa badannya bugar sehingga tidak perlu dipecat gara-gara tidak sehat.
"Eh dia lari-lari coba keliling ruangan, sampai saya ketakutan, waduh gawat ini!" kata Ahok.
Ahok yang khawatir melihat polah pejabat Jakarta ini kemudian menyuruh si pejabat itu untuk ke Gubernur Jokowi. Maka datanglah si pejabat telatan ini ke ruangan Jokowi. Berdasarkan informasi yang diterima Ahok, si pejabat itu melakukan hal yang sama.
"Dia lari lagi (seraya berkata), 'Saya sehat, Paaak!'," kata Ahok.
Sungguh kocak tingkah pejabat ini. Namun ternyata, ada catatan kerja keras di balik si pejabat yang sering datang siang ini. Dia kurang tidur lantaran sering meronda di wilayah kerjanya.
"Kta selidiki, ketahuan lah, dia sampai pagi karena meronda sampai ke mana-mana," kata Ahok.
Pemilihan pejabat memang harus berdasarkan catatan kerja yang nyata. Bila pejabat itu berkualitas, maka dia pantas mengemban jabatan yang lebih berat.
Ini cerita kedua. Ahok sempat ragu ketika hendak mengangkat pejabat di DKI gara-gara mata calon pejabat itu sipit. Padahal, pejabat itu berkualitas. Pengangkatan pejabat bermata sipit membuat Ahok ragu karena berpotensi mengundang kritik bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Sebagaimana diketahui, Ahok adalah keturunan Tionghoa.
"Ada satu pejabat, saya lihat wah ini sipit ini, kayak gini nanti gue dibilang terima yang sipit ini, dibilang, tanda kutip, terima yang kafir. Tapi saya pikir ini yang terbaik," kata Ahok.
Dia lantas mencoba meneguhkan hatinya, untuk apa ragu bila yang menjadi pertimbangan adalah kualitas? Sekalipun orang ini sipit, namun bila kualitasnya mumpuni maka orang ini pantas menjadi pejabat. Akhirnya Ahok memutuskan untuk mengangkat pejabat sipit ini.
"Eh, minggu depannya dia kirim surat, di depan namanya ada huruf 'H' (haji). Hah? Saya tanya, kamu mualaf ya?" kata Ahok.
Ahok tidak menyangka bahwa pejabat sipit ini adalah seorang haji. Dia pikir pejabat sipit ini adalah orang keturunan Tionghoa seperti dirinya. Ternyata pejabat sipit ini bukan mualaf dan bukan Tionghoa, tapi berasal dari etnis Sunda yang kebetulan saja bermata sipit.
"Coba bayangkan, kalau saya memutuskan memilih orang karena takut dikatain orang gara-gara unsur SARA, ini menjadi salah," kata Ahok.
"Saya harap di Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia tercinta ini, kita utamakan meritokrasi di atas SARA," tandas Ahok.
https://m.detik.com/news/berita/d-51...ejabat-sipit/2
Tak menyangka
Komisaris Utama PT Pertamina ini membagikan pengalaman kocaknya di segmen 'Suara untuk Indonesia' dalam acara 'Semangat Satu Indonesia', disiarkan detikcom, Senin (17/8/2020).
"Ada beberapa hal lucu dalam hidup saya," kata Ahok, sambil berdiri ala komika.
Pada masa kepemimpinan Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Ahok, salah satu pejabat kena pecat. Alasannya, pejabat itu sering datang siang hari ke kantor dan kerap terlambat. Tiba-tiba pejabat itu mendatangi Ahok.
"Yang bersangkutan datang ke saya, 'Pak, Pak, kenapa saya diberhentikan Pak?'," kata Ahok menyampaikan kembali pertanyaan seorang pejabat tersebut. Ahok mengatakan sebabnya pejabat itu kurang sehat sehingga sering terlambat bekerja.
Konyolnya, pejabat itu malah ingin membuktikan bahwa dirinya sehat. Tiba-tiba saja dia berlari-lari mengitari kantornya, sekadar untuk menunjukkan ke Ahok bahwa badannya bugar sehingga tidak perlu dipecat gara-gara tidak sehat.
"Eh dia lari-lari coba keliling ruangan, sampai saya ketakutan, waduh gawat ini!" kata Ahok.
Ahok yang khawatir melihat polah pejabat Jakarta ini kemudian menyuruh si pejabat itu untuk ke Gubernur Jokowi. Maka datanglah si pejabat telatan ini ke ruangan Jokowi. Berdasarkan informasi yang diterima Ahok, si pejabat itu melakukan hal yang sama.
"Dia lari lagi (seraya berkata), 'Saya sehat, Paaak!'," kata Ahok.
Sungguh kocak tingkah pejabat ini. Namun ternyata, ada catatan kerja keras di balik si pejabat yang sering datang siang ini. Dia kurang tidur lantaran sering meronda di wilayah kerjanya.
"Kta selidiki, ketahuan lah, dia sampai pagi karena meronda sampai ke mana-mana," kata Ahok.
Pemilihan pejabat memang harus berdasarkan catatan kerja yang nyata. Bila pejabat itu berkualitas, maka dia pantas mengemban jabatan yang lebih berat.
Ini cerita kedua. Ahok sempat ragu ketika hendak mengangkat pejabat di DKI gara-gara mata calon pejabat itu sipit. Padahal, pejabat itu berkualitas. Pengangkatan pejabat bermata sipit membuat Ahok ragu karena berpotensi mengundang kritik bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Sebagaimana diketahui, Ahok adalah keturunan Tionghoa.
"Ada satu pejabat, saya lihat wah ini sipit ini, kayak gini nanti gue dibilang terima yang sipit ini, dibilang, tanda kutip, terima yang kafir. Tapi saya pikir ini yang terbaik," kata Ahok.
Dia lantas mencoba meneguhkan hatinya, untuk apa ragu bila yang menjadi pertimbangan adalah kualitas? Sekalipun orang ini sipit, namun bila kualitasnya mumpuni maka orang ini pantas menjadi pejabat. Akhirnya Ahok memutuskan untuk mengangkat pejabat sipit ini.
"Eh, minggu depannya dia kirim surat, di depan namanya ada huruf 'H' (haji). Hah? Saya tanya, kamu mualaf ya?" kata Ahok.
Ahok tidak menyangka bahwa pejabat sipit ini adalah seorang haji. Dia pikir pejabat sipit ini adalah orang keturunan Tionghoa seperti dirinya. Ternyata pejabat sipit ini bukan mualaf dan bukan Tionghoa, tapi berasal dari etnis Sunda yang kebetulan saja bermata sipit.
"Coba bayangkan, kalau saya memutuskan memilih orang karena takut dikatain orang gara-gara unsur SARA, ini menjadi salah," kata Ahok.
"Saya harap di Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia tercinta ini, kita utamakan meritokrasi di atas SARA," tandas Ahok.
https://m.detik.com/news/berita/d-51...ejabat-sipit/2
Tak menyangka






jokopengkor dan 3 lainnya memberi reputasi
2
835
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan