part 1 Semalam dengan mantan.
#SEMALAM_DENGAN_MANTAN
"Ngapain kamu di sini?" Aku memandangi tubuh basah kuyup di pelataran parkir sebuah perbelanjaan besar di kota Padang.
Wajah yang tidak asing lagi, tubuh kekar yang dulu melindungiku dari terpaan angin saat naik motor berkeliling kota menghabiskan waktu bersama.
"Ini Supermarket, Hania! Kenapa kamu bertanya seperti itu? Aku tidak menguntit kamu," jawabnya lesu.
Entah kenapa dadaku masih berdegup kencang saat bertemu dan berada begitu dekat dengan pemuda tinggi dan ganteng ini.
"Kamu masih mencintaiku, Hania!" lanjutnya di sela petir yang berdentum di langit kota Bingkuang ini.
Aku tersenyum sinis, berusaha menghilangkan gugup yang tiba-tiba mendera.
"Mata kamu tidak bisa bohong. Jangan katakan, kalau kamu mau menikah dengan Argi hanya untuk pelarian." Matanya kini menatap lekat ke wajahku. Aku menunduk, berusaha menyembunyikan perasaan yang membuncah.
"Aku pergi bukan karena tidak mau melamarmu. Tetapi mencari modal agar bisa membahagiakanmu setelah kamu kunikahi." Kalimat itu mengalir lirih dari mulutnya yang bergetar.
"Aku sudah tidak ada rasa sama kamu, Lang. Jadi kamu tidak perlu menjelaskan apa pun."
Kulihat dia mengapitkan kedua tangan ke ketiak. Berusaha menghalau dingin yang membuat pemuda itu menggigigil.
"Jangan bohongi hatimu, Hania! Kamu tidak akan pernah bisa melupakan aku!" Dia begitu percaya diri.
Kubiarkan hening sejenak berada di antara kami. Pelataran parkir mulai lengang, aku bingung kenapa Elang bisa di sini dengan tubuh kuyup. Padahal dia bisa berteduh dulu di satu tempat, baru berbelanja.
"Hania, sebenarnya aku ... aku memang mencari kamu. Anisa melihat kamu sedanv berbelanja di sini, makanya aku datang ke mari walau hujan lebat. Aku masih mencintai kamu, Han!"
Kejujuran yang menyakitkan, di saat aku sudah diikat dengan sebuah cincin di jari manis. Ya, Argi sudah melamarku di depan keluarga kami.
"Sebelum kamu nikah, kamu masih bisa kembali padaku," ungkapnya dengan tatapan sayu.
"Aku tidak bisa, Lang."
Pemuda itu tertawa pelan yang memperlihatkan barisan giginya yang rapi.
"Sekarang kamu yang harus memutuskan. Aku sudah berhasil, dan sudah memiliki usaha sendiri. Jadi orang tuamu tidak perlu lagi menghalangi hubungan kita."
Elang berusaha menggoyahkan keputusanku. Lalu dia meraih jemariku, menatapku lama.
"Han, cinta itu perjuangan. Dan aku akan memperjuangkan itu. Meskipun nyawa tantangannya." Dia memaksaku kembali ke masa lalu dengan sikapnya.
"Tidak mungkin, Lang. Aku sudah bertunangan." Kucoba meredam rasa yang kembali tumbuh bersama genggaman pemuda lembut itu.
"Kalau kamu mau, aku akan datang ke rumahmu. Dan aku yakin orang tuamu lebih memilih aku jadi suamimu, daripada Argi."
"Maksud kamu?"
"Argi itu pegawaiku, jadi pasti orang tuamu lebih memilih aku. Dan aku tahu, kamu tidak mencintainya."
"Kamu tahu dari mana?" Aku mulai salah tingkah.
"Han, status sosmedmu dan baju serta semua yang kamu pakai, itu kan hadiah dari aku. Sekali lagi aku katakan, aku mencintaimu. Dan kemarin pergi untuk mencari ini!"
Elang menyodorkan buku tabungan, dan isinya. Ya, Tuhan. Cukuplah untuk kami hidup sekian keturunan.
"Mau kembali dengan mantan?" tanyanya sambil menyodorkan kotak kecil berisi cincin permata.
Link terkait.
https://m.facebook.com/groups/488655...93217020740162