Perayaan kemerdakaan bangsa kita tercinta ini sisa menghiung hari lagi, puncaknya yakni tanggal 17 Agustus kita akan bersama-sama bahagia sekaligus bangga bisa melihat sang merah putih berkibar dengan gagahnya di langit bumi pertiwi..
Jauh menelisik kebelakang, kita tentunya harus selalu ingat dengan mereka-mereka para tokoh yang telah mengorbankan seluruh luang, ruang, waktu, tenaga, pikiran, darah serta air mata untuk bebas dari belenggu penjajahan yang amat memberatkan bangsa ini.
Nah lalu pernah kah kita terpikirkan jika mereka sang tokoh dan pahlawan yang sedemikian sibuknya membela bangsa, lalu bagaimana dengan kehidupan pribadinya (kisah asmaranya)?
Oke gan langsung kepoin aja yukkk..
Quote:
1. Sek enak jamanku toh? (Soeharto)
Jargonnya sopo iki?
Tentara yang masih muda serta tampan itu kini bertambah umurnya, sang bibi dan pamannya mengingatkan bahwa hidup ini bukanlah tentang berjuang semata, melainkan juga ada pernikahan yang menghiasi. Maka di sodorkanlah nama Raden Ayu Siti Hartinah, bukannya senang tetapi Soeharto malah minder, mana mau keluarga priayi ningrat Hartinah menerima dirinya. Di luar dugaan Soeharto keluarga ibu Tien menerima pinangan keluarga Harto, maka 26 Desember 1947 mereka akhirnya menikah walau rasa canggung dan tidak percaya diri masih ada di dada Harto. Tahun pernikahan mereka adalah tahun-tahun berkecamuknya perang, rumah tempat akad dilaksanakan saja sengaja hanya menggunakan lilin redup supaya tidak mencuri perhatian Belanda. Perang tidak mengizinkan mereka untuk menikmati momen ‘pengantin baru’, 3 hari setelah pernikahan Harto memboyong ibu Tien ke Yogya dalam rangka dinas, seminggu kemudian ibu Tien kembali di tinggal suami ke Ambarawa karena Belanda menyerang, bahkan ketika anak pertama mereka lahir pun Harto tak bisa menemani sang isteri tercinta..
Sabar banget ya ibu Tien mendampingi pak Harto dari nol J

Quote:
2. Bung Hatta..
Soekarno kian gelisah melihat sahabat karibnya ini belum juga ingin menikah, padahal usianya telah memasuki 43 tahun! Sudah di coba untuk dicomblangkan kepada beberapa wanita tetapi bung Hatta dingin, tak sepandai Soekarno dalam urusan komunikasi dengan wanita, Hatta adalah pemalu dengan wanita. Soekarno dan teman-teman lainnya bersiasat, ia atur makan malam Hatta dengan gadis cantik dari Polandia, seusai makan sang gadis memberi Soekarno laporan bahwa Hatta seperti pendeta! (sebab Hatta kalem tetapi tetap sopan padanya di meja makan). Ada apa dengan Hatta? Rupanya ia terikat janji bahwa ia tidak akan menikah sebelum bangsanya merdeka. Tetapi Indonesia telah merdeka, apa lagi bung? Ternyata Hatta telah lama memendam rasa pada Rachmi, wanita cantik dari bandung. Hatta melihat Rachmi hanya sekilas saja pada kunjungannya ke kota kembang. Setelah berdiskusi dengan Soekarno, maka ia melamar Rachmi untuk sahabatnya. 18 November 1945 si laki-laki 40 tahunan itu melepas masa lajang dan hidup bahagia dengan Rahmi serta di karuniai 3 orang puteri..

Bung hatta lebih mengutamakan bangsanya di banding urusan pribadinya (nikah) :J
Quote:
3. Daan Moogot
Kita sudah terlampau sering mendengar kisah percintaan Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin yang berakhir pada tewasnya sang Letnan. Kisah Daan Mogot dan kekasihnya Hadjari Singgih pun tak kalah mewekS E N S O Rikisahkan ketika Daan Mogot tewas dengan peluru yang menembus paha serta dadanya kemudian hendak di kuburkan, sang kekasih dengan tertatih dan penuh isakan menghampiri liat yang hendak menanam Daan Mogot, di potongnya rambut panjangnya kemudian ikut dikuburkan beserta tubuh Daan Moogot.. Perang merebut Daan Mogot dari Hadjari Singgih..
Meskipun telah merdeka, tetapi situasi negara belum stabil. Memaksa para pejuang bertaruh untuk meninggalkan orang tersayang demi membela kedaulatan negara..
Oh iya Daan Mogot gugur dalam usia Sweet Seventeen.
Pokoknya no komenlah atas kisah ini, , asli bikin mewekk..
Quote:
4. dr Soetomo
Meskipun beliau tidak berjuang menggunakan senjata dan seragam tentara, Soetomo yang merupakan seorang dokter adalah pejuang yang selalu hilir mudik melayani masyarakat yang sakit bahkan di banyak kesempatan ia tidak membebankan biaya kepada pasiennya.
Beliau pun turut dalam membangun dan membesarkan organisasi Budi Utomo, BU memandang pendidikan dan pengajaran adalah hal yang harus diperhatikan, tetapi yang akan kita kepoin lebih jauh adalah soal asmara beliau yang amat mengesankan.
Soetomo punya seorang perawat Belanda bernama Everdina Broering, ia adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya, ditengah kesedihannya Soetomo berusaha menghiburnya dan menemptkan diri menjadi kawan dekat untuk Everdina. Bagi Soetomo, rasa yang ia rasakan buka hanya tentang pertemanan semata, ia asli jatuh cinta pada wanita Belanda tersebut! Lambat laun mereka bertambah serius dan memutuskan untuk menikah tahun 1917, dan booom! Kawan-kawan Soetomo tidak ada yang setuju dengannya tetapi tidak dihiraukannya.

Mereka amat romantis dan saling mencintai, sampai akhirnya dua tahun kemudian Soetomo beroleh beasiswa ke Belanda. 4 tahun mereka di Amsterdam dengan berbagi suka duka dan hidup pas-pasan tetapi Everdina tabah, itu pula lah yang membuat ia amat mencintai istrinya.
Seusai kembali ke Indonesia, tugas Soetomo semakin banyak, maka sang isteri juga turut mendampingi Soetomo kemana pun dengan sabar dan tanpa keluhan hingga lagi-lagi membuat Soetomo terharu akannya.
Pada akhirnya Everdina jatuh sakit dan harus tinggal di tempat sejuk di daerah lereng gunung Penanggungan, Malang. Tetapi kondisinya semakin melemah hingga 17 Februari 1934 sang istri wafat di pangkuan Soetomo. Wafatnya sang istri menjadi pukulan yang amat mendalam baginya, hingga Soetomo wafat ( 1938 ) ia menolak menikah lagi walaupun dengan Everdina ia tidak peroleh anak.. J
Sekian beberapa kisah para tokoh bangsa di antara banyaknya, yang terbatas TS rangkum dan semoga Bermanfaatun
Gambar: Google
sumber
1 ,
2 ,
3 dan
4