Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

imeldadwilovinaAvatar border
TS
imeldadwilovina
Rinai Airmata Bu Sinta
Suasana di pojok teras sekolah SD Tunas Harapan cukup menegangkan. Wajah-wajah kecil yang ketakutan itu diam seribu bahasa, tidak ada sepatah katapun yang keluar untuk menjelaskan apa yang telah mereka lakukan hingga orang tua Kim mengadukan kenakalan mereka.Tapi, Bu Sinta tidak kehabisan akal.

"Fathir, Ardi, dan Ghalih mau gak bercerita sama Ibu apa yang terjadi? Ibu sangat senang sama anak yang jujur. Karena Allah sangat sayang sama hamba yang jujur, begitupun Bu Guru, sangat senang sama murid yang jujur. Siapa yang mau cerita duluan?" Bu Sinta terus membujuk ketiga muridnya.

Tiba-tiba Fathir maju ke hadapan Bu Sinta dan menjawab, "tadi kami main di dekat pagar samping Bu. Terus Ardi membuka celananya dan memperlihatkan auratnya kepada kami. Ardi juga menyuruh kami memanggil Kim. Mama Kim melihat kejadian tersebut dan marah."

"Ardi, benar seperti itu kejadiannya?" tanya Bu Sinta lagi.

"Benar, Bu." Jawab Ardi sambil mengganggukkan kepala.

"Darimana kalian mengetahui hal seperti itu?" Bu Sinta kembali bertanya untuk mengorek penyebab sebenarnya.

"I... Itu kami melihatnya di hp, Bu." Ghalih ikutan menjawab.

"Hp Mamanya Fathir, Bu. Saat itu kami pulang sekolah dan langsung main ke rumah Fathir. Di film itu, orang perempuan dan laki-laki sayang-sayangan." Jawab Ardi juga.

"Tapi Fathir gak mau lihat, Bu. Saat film itu, aku tutup mata dengan kedua tangan." Dengan wajah pias Fathir menjawab.

"Mamanya Fathir ada saat kalian nonton?" Bu Sinta kembali melanjutkan pertanyaan.

"Gak, Bu. Mama saat itu sedang jualan." Lirih Fathir.

Sekarang Ibu tanya, "sudah seberapa sering kalian menonton film seperti itu?

"Tiga kali, Bu." Jawab mereka serempak.

"Baiklah, terima kasih kalian sudah mau jujur sama Ibu. Sekarang kalian boleh kembali ke dalam kelas! Perintah Bu Sinta.

Setelah ketiga murid kembali ke dalam kelas, Bu Sinta bergeming memikirkan kondisi ketiga muridnya. Sama-sama berasal dari keluarga bermasalah.

Fathir, usia tujuh tahun,berperawakan pendek dan berkulit kuning langsat, pintar, karakternya mirip Sinchan. Orangtua sudah bercerai dan sekarang diasuh neneknya.

Ardi, usia delapan tahun, agak kurus, tinggi, hitam dan sedikit dekil. Lambat dalam pemahaman belajar. Karakternya mirip Spongebob. Ayahnya baru saja keluar dari penjara. Sehingga pola pengasuhan bebas, karena ibunya merangkap pencari nafkah.

Ghalih, usia tujuh tahun. Bertubuh gempal, tinggi, hitam manis. Pintar dan sopan. Karakternya mirip Harry Potter. Orang tua sudah bercerai, semenjak bayi diasuh tunggal oleh ayah.

Untuk menyelesaikan masalah ini dan menyelamatkan muridnya, Bu Sinta memutuskan mengadukan kejadian itu kepada Kepala Sekolah dan memanggil orang tua murid.
Satu hal terbersit dalam hatinya, "penerus bangsa harus diselamatkan dari pornografi." Sedikit sesal dengan air mata mengambang di pelupuk, harapan itu harus diwujudkan agar masa depan muridnya terselamatkan.





baehaqikhotim
alexandrajovanc
bekticahyopurno
bekticahyopurno dan 3 lainnya memberi reputasi
4
237
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan