Tanggal 17 Agustus adalah momentum bersejarah bangsa Indonesia yang dinanti banyak orang, berbagai perayaan, karnaval dan pagelaran yang diadakan beberapa tempat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tidak perlu luput dengan lomba-lomba 17 Agustusan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, gotong royong dan ikut berpartisipasi.

Tradisi yang dilakukan setiap tahun tidak pernah terlupakan oleh rakyat Indonesia untuk merayakan kemerdekaan. Antusias masyarakat dalam memperingati dan mengikuti berbagai lomba dengan slogan " tidak masalah kalah dalam lomba asalkan kita rakyat Indonesia selalu bersama".

Tujuan lomba tentu untuk sarana hiburan dan mengingat perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.Di daerah ane setiap 17 Agustus selalu mengadakan beberapa lomba seperti: jalan sehat, panjat pinang, gerak jalan, lomba tumpeng, balap karung, mural, menghias antar kampung, dan masih banyak lagi. Untuk hiburan malam dalam beberapa hari dan yang tidak pernah terlupakan seperti orkes, reog, campursari, wayang, pencak silat, dan masih banyak lagi.

Kali ini ane mau bahas kenangan paling mengesankan saat lomba panjat pinang setiap tahunnya di kampung tercipta ane. Apa yang membuat mengesankan dari tahun sebelumnya adalah panjat pinang ini pesertanya emak-emak rempong di kampung ane yang kerjaannya masak sambil nyicip- nyicip antar rumah tetangga dan kalau lagi boring gosip depan teras salah satu rumah warga.

Katanya sih biar beda dari yang lainnya, makanya pihak setempat merekomendasikan emak-emak ikut lomba panjat pinang sambil melihat keahlian terpendam para emak-emak yang masa mudanya lupa diasah. Alhasil dari rundingan yang lebih banyak ngobrolnya semua sepakat kalau yang lomba panjat pinang di ganti emak-emak, sedangkan bapak-bapak disuruh lomba yang lain seperti masak tumpeng, lomba balap karung dan lainnya.

Panjat pinang umumnya diikuti oleh kalangan bapak-bapak yang kerjanya ngerusuk saat emak-emak masak sekarang malah gantian. Untuk keseruan, bikin ketawa, rempong, dan ngerusuk sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Tapi jangan salah walaupun gitu, justru acara perlombaan ini akan semakin meriah dengan tingkat laku aneh emak-emak yang bersusah payah panjat pohon pinang yang super licin banget.

Alasan diadakan khusus emak-emak adalah untuk menyambut 17 Agustus lebih berkesan untuk warga setempat dengan nuansa lomba yang berbeda dari tahun sebelumnya. Karena tahun sebelumnya yang menjadi peserta lomba panjat pinang kaum pria alias bapak-bapak.

Suasana perlombaan sangat meriah dan menghadirkan lawakan yang bikin perut langsung kaku. Bahkan ada penonton yang tidak bisa menambah tawanya hingga ngompol ditempat tersebut, karena sudah tidak kuat lagi menahan tawanya dan menahan menuju toilet rumahnya.

Untuk kostum lomba bebas, malahan emak-emak lebih milih pakai daster dan legging dengan alasan lebih nyaman buat manjat, rata-rata emak-emak hanya bisa manjat sampai setengah itupun dengan susah payah dalam waktu yang lama banget. Bahkan gak ada satupun yang berhasil mengambil hadiah, alhasil hadiahnya dibagi-bagiin ke peserta, dengan alasan kelamaan dan kasian nunggu manjat gak sampai-sampai.

Begitulah keseruan panjat pinang ala emak-emak rempong kampung ane, keseruan dan kebersamaan harus terus dibudayakan oleh semua orang. Yang terpenting dari lomba 17 Agustus untuk menjalin tali kebersamaan antar warga.

Belajar Bersama Bisa