Agustus telah tiba, itu tandanya kemerihan pesta kemerdekaan sangatlah terasa sekali, apalagi dengan adanya pemasangan bendera merah putih sebagai sang saka negara kita, menambah kesemarakan.

Seluruh rakyat Indonesia menyambut hari kemerdekaan dengan berbagai macam kegiatan, kegiatan yang tentunya semakin membuat Indonesia berwarna dan terlihat euphorianya.



Yang paling ditunggu oleh anak-anak adalah adanya lomba-lomba yang sudah menjadi agenda di setiap adanya hari kemerdekaan di bulan agustus, karena lomba-lomba tersebut seringkali diadakan di tiap-tiap desa, serta menjadi acara yang terasa meriahnya.

Kali ini saya jadi teringat, ketika saya menjadi panitia lomba, waktu itu saya menjadi juri di salah satu lomba balap karung.



Ada suatu kejadian yang lucu dan bikin tertawa semua orang yang ada di lokasi lomba.

Ceritanya begini:

Ada seorang peserta yang entah sengaja, atau tidak sengaja memakai sisi-sisi karung yang berlubang untuk dipakai lomba, karena dengan adanya lubang tersebut, maka akan memberikan ruang gerak jempol kaki untuk mencengkeram tanah dan otomatis orang tersebut bisa lari dan maupun loncat.

Pertandingan pun dimulai, peserta segera loncat-loncat untuk menempuh finish. Nah, awalnya sih baik-baik saja, akan tetapi, mendekati garis finish, orang yang memakai karung berlubang tanpa sepengetahun peserta lainnya, dia mencoba lari dengan kekuatan penuh.

Apa yang terjadi, malang tak dapat dihindari, dia terserimpet dan jatuh di depan garis finish. Otomatis panitia mendekat dan ingin menolongnya, akan tetapi dia malah bangkit dan lari ke luar arena.

Semua penonton tertawa begitu juga panitia. Di luar arena orang itu meringis menahan lututnya yang lecet dan segera diberikan pengobatan oleh panitia lainnya. Hingga pada akhirnya, kami tahu kenapa dia justru malah lari keluar arena daripada melanjutkan perlombaan, ternyata hanya karung dia yang memiliki dua lubang di sudut-sudutnya.

Ya mungkin saja karungnya memang sudah bolong karena robek, lantaran sudah dipakai untuk lomba sebelumnya. Dan yang menjadi kami salut, orang tersebut memilih untuk tidak meneruskan lomba, walaupun sebenarnya tinggal satu langkah saja.

16-08-2020