Foto : koleksi pribadi

Siang ini Zya (2,5 y) menangis karena dipukul oleh kakaknya, Nafis (6 y). Saat saya minta untuk menceritakan kronologis kejadiannya, mereka saling menyalahkan dan masing-masing mempertahankan pendirian di posisi yang benar. Setelah saya telusuri dan cari tahu ternyata adanya miss komunikasi di antara mereka pemicunya. Zya ingin meminjam pensil milik kakaknya, tetapi ia tidak tahu cara untuk mengkomunikasikan. Begitu juga Nafis yang berusaha mempertahankan barang miliknya yang direbut paksa oleh adiknya.


Jika kita tarik benang merah di sini, 'ketidakmampuan berkomunikasi' bisa memicu beberapa masalah pada anak-anak dan itu sangat wajar mengingat di usia mereka memang sedang dalam tahap belajar. Tugas kita sebagai orang tua atau orang dewasa yang membersamai perkembangan mereka untuk mengajarkan pada mereka bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar. Komunikasi yang saya maksud bukan saja mengungkapkan keinginan dengan bahasa verbal, tetapi juga mendengarkan lawan bicara, mengekspresikan emosi dengan mengkomunikasikannya melalui berbagai cara, diantaranya menggunakan bahasa verbal, nada suara, ekspresi wajah , bahasa tubuh dan bahasa isyarat.


Kita bisa mulai mengajarkan komunikasi sejak anak kita di dalam kandungan ya Bunda. Baiklah, di bawah ini ada beberapa tips untuk mengajarkan komunikasi pada bayi di dalam kandungan. yuuk kita intip


1. Memperdengarkan Murottal


Ibu hamil sedang membaca Al Qur'an

Baiklah bunda, kita tahu bahwa sejak di dalam kandungan kita sudah membersamai mereka. Moment-moment ini bisa kita manfaatkan untuk mengajarkan komunikasi pertama kali. Bayi berusia 4 bulan di dalam kandungan sudah bisa mendengar ya Bunda, bahkan penelitian yang dilakukan oleh mozzart membuktikan bahwa bayi yang diperdengarkan musik klasik sejak di dalam kandungan akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, bagi umat islam saya lebih menyarankan pada Bunda yang sedang mengandung untuk lebih sering memperdengarkan murottal atau tilawah sendiri yang bisa dilakukan oleh sang Ayah di dekat perut Bunda. Ini merupakan bentuk komunikasi kita pertama kali pada calon buah hati. Bayi yang biasa diperdengarkan lantunan ayat suci Al Quran akan terbiasa dan dekat dengan Al Quran.


2. Ajaklah Bicara


Mengajak Janin Bicara


Seperti kita tahu bayi berusia empat bulan di dalam kandungan sudah bisa mendengar suara-suara di luar perut Bunda. Ajaklah ia berkomunikasi di setiap moment, di saat kondisi Bunda sedang santai, rilex, rasakan ada makhluk mungil di dalam sana yang sedang menanti suara Bunda untuk mengungkapkan cinta dan penerimaan padanya. Yakinlah, ia akan mendengarkan apapun yang Bunda katakan. Abaikan ia mengerti atau tidak, karena yang ia bisa baru mendengar. Gejolak emosi Bunda pun bisa ia rasakan, maka dari itu penting bagi Bunda untuk dapat mengelola emosi agar tidak berpengaruh buruk pada calon bayi.


3. Ajak Bermain


Ayah mengusap perut ibu hamil dan merasakan respon gerakan janin


Komunikasi tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi kita juga bisa menstimulasi calon bayi dengan sentuhan dan menerima respon darinya. Bunda bisa menepuk lembut atau mengusap perut dimana terdapat tendangan dari si kecil, dan tunggu apa yang terjadi. Hasil dari penelitian dan yang sudah saya praktekkan, bayi akan terus merespon usapan dan tepukan dengan tendangan. Selain hal ini bisa menstimulasi aspek sosial pada janin, ini juga dapat mengajarkan konsep komunikasi, yang mana janin belajar merespon kembali stimulasi yang sudah Bunda berikan. Hal ini bisa Bunda coba saat bayi sudah mulai menunjukkan gerakan-gerakan, kurang lebih usia 5-6 bulan.


Nah Bunda, di atas sedikit tips dari saya untuk mengajarkan komunikasi pada bayi di dalam kandungan. Untuk artikel selanjutnya akan saya sampaikan tips berkomunikasi dengan bayi yang pastinya lebih beragam dan unik.


Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa subscribe agar Bunda tidak ketinggalan tips-tips selanjutnya, karena subscribe itu gratiisss yaa Bunda. 😘
Jangan lupa juga cendol dan ratenya. 😍😍😍





Salam sayang untuk seluruh Bunda di Nusantara. 😘😘😘

Baca juga Cara Berkomunikasi dengan Bayi (2)