- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kerusuhan Rasial di Solo, DS: Kok Selalu Dikaitkan ke Jokowi, Tanya dong Wali Kotanya


TS
ikardus
Kerusuhan Rasial di Solo, DS: Kok Selalu Dikaitkan ke Jokowi, Tanya dong Wali Kotanya
Pegiat media sosial (medsos) Denny Siregar menanggapi aksi penyerangan yang dilakukan kelompok berbusana muslim terhadap salah satu keluarga yang tengah mengadakan acara kekeluargaan.
Denny mengaku tak habis pikir, kerusuhan yang bersifat rasial itu selalu dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, kata dia, Solo memiliki Wali Kota. Ia pun meminta menanyakan perihal kerusuhan tersebut ke Wali Kota atau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Yang saya heran itu masalah kerusuhan rasial di Solo, kok selalu dikaitkan ke @jokowi ya? Kan disana ada Walikotanya. Tanya dong Walikotanya. Atau tanya Gub Jateng @ganjarpranowo lah setidaknya. Kalau daerah prestasi yg dipuji Pemdanya, kalau masalah yg dicaci Presidennya," kata Denny dalam akun twiternya, @Dennysiregar7.
Lantas Denny menyebut aksi yang dilakukan oleh 'kadrun' merasa dengan massa mereka dapat dengan bebas berbuat seenaknya.
"Video kadrun-kadrun barbar beraksi di Solo. Mereka merasa dengan massa mereka bebas berbuat seenaknya di negeri ini," lanjut Denny.
Sementara terkait kejadian tersebut, politisi asal Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean meminta Menkopolhukam Mahfud MD segera bertindak. Ia pun mengingatkan Mahfud bahwa kasus ini telah meresahkan.
"Pak @mohmahfudmd sampai kapan yang begini terjadi pak? Bapak belum resah sebagai Menkopolhukam melihat peristiwa begini? Atau menunggu republik ini perang saudara baru pemerintah bertindak?" kata Ferdinand dalam akun twiternya, @Ferdinand Haean3.
Peristiwa penyerangan tersebut bermula saat keluarga almarhum Habib Segaf Al-Jufri menggelar acara Midodareni (doa di malam sebelum akad nikah). Rumah tempat acara itu digelar, Jl. Cempaka No. 81 Kp. Mertodranan Rt 1/1 Kel/Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta, tiba-tiba digeruduk massa berbusana muslim dan mengenakan tutup kepala.
Massa yang disebut sebagai Kelompok Laskar itu mempertanyakan kegiatan yang sedang berlangsung di dalam rumah. Mereka curiga tuan rumah menyelenggarakan acara keagamaan. Gerombolan itu lalu berteriak-teriak “Allahuakbar, Bubar, Kafir”, bahkan ada yang mengatakan “Syiah bukan islam, Syiah musuh islam, darah kalian halal, Bunuh”.
“Tak lama kemudian Kapolsek Pasar Kliwon datang dan meminta kami membubarkan diri”, ungkap sebuah sumber pada Sabtu (8/8/2020) malam.
Sumber tersebut lalu menceritakan bahwa massa mulai berdatangan dan berkumpul di depan gang masuk rumah almarhum habib Segaf Al-Jufri. Dia memperkirakan jumlah massa lebih dari 200 orang.
“Enggak paham juga, mungkin sekitar seratus dua ratus orang”, lanjutnya.
Tak lama kemudian, 3 orang anggota keluarga tuan melewati massa dengan mengendarai mobil dan kendaraan roda dua. Gerombolan massa tiba-tiba menjadi beringas lalu memukuli ketiga orang itu.
Tak hanya itu, Kelompok Laskar juga merusak sejumlah mobil di lokasi hingga mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan Kapolresta Surakarta juga dikabarkan sempat kena pukul massa saat mencoba menghentikan pengeroyokan.
Tiga orang dilaporkan menjadi korban tindakan brutal kelompok beratribut Islam tersebut. Habib Umar Assegaf (54 thn), Habib Hadi Umar (15 thn) dan Habib Husin Abdullah (57 thn) kini harus menjalani perawatan medis akibat luka-luka yang diderita.
Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan, permasalahan tersebut sedang ditangani oleh Polresta Surakarta. Belum ada penjelasan resmi pihak kepolisian terkait insiden ini.
Sumur
https://www.netralnews.com/peristiwa...g-wali-kotanya
Kelakuan kadrooners idiot tapi licik bin laknat
Wawalkot nya sih baik, polda juga cemen..siap2 dimutasi kapolri lu ke papua..
Wakil walikota solo yg ngotot ingin maju cawalkot, merasa dizolimi jokowi padahal yg menentukan itu perintah mega dan popularitas. Udah tua kaga ada prestasi pula.. ga heran warga nya mengharapkan gibran bisa seperti jokowi sewaktu di solo..

Denny mengaku tak habis pikir, kerusuhan yang bersifat rasial itu selalu dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, kata dia, Solo memiliki Wali Kota. Ia pun meminta menanyakan perihal kerusuhan tersebut ke Wali Kota atau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Yang saya heran itu masalah kerusuhan rasial di Solo, kok selalu dikaitkan ke @jokowi ya? Kan disana ada Walikotanya. Tanya dong Walikotanya. Atau tanya Gub Jateng @ganjarpranowo lah setidaknya. Kalau daerah prestasi yg dipuji Pemdanya, kalau masalah yg dicaci Presidennya," kata Denny dalam akun twiternya, @Dennysiregar7.
Lantas Denny menyebut aksi yang dilakukan oleh 'kadrun' merasa dengan massa mereka dapat dengan bebas berbuat seenaknya.
"Video kadrun-kadrun barbar beraksi di Solo. Mereka merasa dengan massa mereka bebas berbuat seenaknya di negeri ini," lanjut Denny.
Sementara terkait kejadian tersebut, politisi asal Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean meminta Menkopolhukam Mahfud MD segera bertindak. Ia pun mengingatkan Mahfud bahwa kasus ini telah meresahkan.
"Pak @mohmahfudmd sampai kapan yang begini terjadi pak? Bapak belum resah sebagai Menkopolhukam melihat peristiwa begini? Atau menunggu republik ini perang saudara baru pemerintah bertindak?" kata Ferdinand dalam akun twiternya, @Ferdinand Haean3.
Peristiwa penyerangan tersebut bermula saat keluarga almarhum Habib Segaf Al-Jufri menggelar acara Midodareni (doa di malam sebelum akad nikah). Rumah tempat acara itu digelar, Jl. Cempaka No. 81 Kp. Mertodranan Rt 1/1 Kel/Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta, tiba-tiba digeruduk massa berbusana muslim dan mengenakan tutup kepala.
Massa yang disebut sebagai Kelompok Laskar itu mempertanyakan kegiatan yang sedang berlangsung di dalam rumah. Mereka curiga tuan rumah menyelenggarakan acara keagamaan. Gerombolan itu lalu berteriak-teriak “Allahuakbar, Bubar, Kafir”, bahkan ada yang mengatakan “Syiah bukan islam, Syiah musuh islam, darah kalian halal, Bunuh”.
“Tak lama kemudian Kapolsek Pasar Kliwon datang dan meminta kami membubarkan diri”, ungkap sebuah sumber pada Sabtu (8/8/2020) malam.
Sumber tersebut lalu menceritakan bahwa massa mulai berdatangan dan berkumpul di depan gang masuk rumah almarhum habib Segaf Al-Jufri. Dia memperkirakan jumlah massa lebih dari 200 orang.
“Enggak paham juga, mungkin sekitar seratus dua ratus orang”, lanjutnya.
Tak lama kemudian, 3 orang anggota keluarga tuan melewati massa dengan mengendarai mobil dan kendaraan roda dua. Gerombolan massa tiba-tiba menjadi beringas lalu memukuli ketiga orang itu.
Tak hanya itu, Kelompok Laskar juga merusak sejumlah mobil di lokasi hingga mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan Kapolresta Surakarta juga dikabarkan sempat kena pukul massa saat mencoba menghentikan pengeroyokan.
Tiga orang dilaporkan menjadi korban tindakan brutal kelompok beratribut Islam tersebut. Habib Umar Assegaf (54 thn), Habib Hadi Umar (15 thn) dan Habib Husin Abdullah (57 thn) kini harus menjalani perawatan medis akibat luka-luka yang diderita.
Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan, permasalahan tersebut sedang ditangani oleh Polresta Surakarta. Belum ada penjelasan resmi pihak kepolisian terkait insiden ini.
Sumur
https://www.netralnews.com/peristiwa...g-wali-kotanya
Kelakuan kadrooners idiot tapi licik bin laknat

Wawalkot nya sih baik, polda juga cemen..siap2 dimutasi kapolri lu ke papua..
Wakil walikota solo yg ngotot ingin maju cawalkot, merasa dizolimi jokowi padahal yg menentukan itu perintah mega dan popularitas. Udah tua kaga ada prestasi pula.. ga heran warga nya mengharapkan gibran bisa seperti jokowi sewaktu di solo..

Diubah oleh ikardus 09-08-2020 12:48






tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.6K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan