- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Produknya Hape, Iklannya Fotografi Emang Mau Kemana?
TS
iskrim
Produknya Hape, Iklannya Fotografi Emang Mau Kemana?
Kalian sadar gak sih iklan-iklan hape sekarang ini lebih menonjolkan fitur kamera dari fungsi sebuah smartphone itu sendiri? Cobalah kalian lihat iklan mereka berjejalan di layar kaca, di yutup, di media cetak dan lain sebagainya, sekali lagi nggak jauh dari mengagungkan fitur fotografinya.
Menurut saya ini menjadi sebuah pergeseran budaya di dalam dunia komunikasi khususnya alat komunikasi, telepon. Memang sih kita tidak bisa menyalahkan para produsen ponsel membuat berbagai fitur dan teknologi yang memang untuk memudahkan pemakainya, TAPI asalkan segmentasinya jelas!
Kalau berbicara segmentasi itu artinya ceruk pasar yang produsen hape dapatkan pastinya akan lebih sempit daripada pasar gado-gado. Itulah mengapa produsen hape sekarang ini seolah-olah kehilangan ciri khas sebagai alat komunikasi dan sepertinya tidak lagi percaya diri dengan produknya.
Akibatnya semua fitur tumplek blek di masukin ke dalam smartphone, semakin banyak fiturnya seolah-olah paling layak disebut smartphone. Padahal kalau konsumen itu kritis kita bisa lihat perbandingan spesifikasi ponsel itu sendiri apakah mampu maksimal melakukan multitaskingdan koneksi dijamin selalu lancar tanpa kendala?
Ya, beragam fitur, polesan iklan yang menggoda, dan harga yang lebih kompetitif dianggap mudah dan di terima oleh konsumen, TAPI soal durabilitas dan harga jual kembali mungkin akan lain cerita, bahkan ada yang sampai dongkol ketika seorang menjual hapenya ternyata cuma di hargai di bawah separuh harga jual asli, apalagi dibilang produknya pasaran, makin sakit hati sudah.
Saya sendiri sebetulnya ingin mengkritisi hakekat sebuah hape saat ini. Ya, memang ada sebuah pergeseran budaya. Disebut smartphone memang lengkap layaknya sebuah komputer portable, tapi mengiklankan smartphone hanya fokus pada fitur fotografinya saja, memangnya setiap hari setiap orang disuruh foto-fotoan?
Tukang gorengan pasti kena marah pembeli karena masakannya gosong semua, jalan protokol akan semakin macet karena semua orang ingin berfoto di semua situasi, pasien jadi telat minum obat karena ahli medisnya sibuk berfoto ria, atau yang ada kamu akan mendapat teguran dari atasan karena kerjaanmu sering terlambat.
dailyedge
Pertanyaan selanjutnya hape dengan fitur kamera high end sekalipun paling sehari-hari hanya untuk buka chating dan bikin status. Lalu kemana fitur canggih fotografi yang diagung-agungkan dalam iklannya saat masih baru beli? Ada sih tapi akhirnya sekarang cuma jadi hiasan atau pajangan saja dalam genggaman.
Yang perlu juga di ingat adalah secanggih-canggihnya fitur fotografi di sebuah smartphone tetap belum bisa mengalahkan kualitas kamera manual atau kemera dsrl sekalipun. Jadi kalau kita lihat ada iklan smartphone dengan fitur fotografi canggih sekalipun sebetulnya bukanlah seberapa kualitasnya.
Merasa tertipu, bisa saja karena kita membeli hape tersebut hanya dengan nafsu bukan atas dasar kebutuhan. Alangkah baiknya konsumen juga seharusnya harus lebih cerdas secerdas smartphonenya, dan daripada suatu saat produsen kena tuntutan konsumen seharusnya produsen membuat produk dan iklan fotografinya secara terpisah saja. Wah..., nanti akan berbenturan dengan produk kamera sejati dong, well, itu urusan anda mengapa menyerempet rejeki orang lain!
Sebuah opini
Img.header. canstockphoto
Copyright © 2016 - 2020 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Menurut saya ini menjadi sebuah pergeseran budaya di dalam dunia komunikasi khususnya alat komunikasi, telepon. Memang sih kita tidak bisa menyalahkan para produsen ponsel membuat berbagai fitur dan teknologi yang memang untuk memudahkan pemakainya, TAPI asalkan segmentasinya jelas!
Kalau berbicara segmentasi itu artinya ceruk pasar yang produsen hape dapatkan pastinya akan lebih sempit daripada pasar gado-gado. Itulah mengapa produsen hape sekarang ini seolah-olah kehilangan ciri khas sebagai alat komunikasi dan sepertinya tidak lagi percaya diri dengan produknya.
Akibatnya semua fitur tumplek blek di masukin ke dalam smartphone, semakin banyak fiturnya seolah-olah paling layak disebut smartphone. Padahal kalau konsumen itu kritis kita bisa lihat perbandingan spesifikasi ponsel itu sendiri apakah mampu maksimal melakukan multitaskingdan koneksi dijamin selalu lancar tanpa kendala?
Ya, beragam fitur, polesan iklan yang menggoda, dan harga yang lebih kompetitif dianggap mudah dan di terima oleh konsumen, TAPI soal durabilitas dan harga jual kembali mungkin akan lain cerita, bahkan ada yang sampai dongkol ketika seorang menjual hapenya ternyata cuma di hargai di bawah separuh harga jual asli, apalagi dibilang produknya pasaran, makin sakit hati sudah.
Saya sendiri sebetulnya ingin mengkritisi hakekat sebuah hape saat ini. Ya, memang ada sebuah pergeseran budaya. Disebut smartphone memang lengkap layaknya sebuah komputer portable, tapi mengiklankan smartphone hanya fokus pada fitur fotografinya saja, memangnya setiap hari setiap orang disuruh foto-fotoan?
Tukang gorengan pasti kena marah pembeli karena masakannya gosong semua, jalan protokol akan semakin macet karena semua orang ingin berfoto di semua situasi, pasien jadi telat minum obat karena ahli medisnya sibuk berfoto ria, atau yang ada kamu akan mendapat teguran dari atasan karena kerjaanmu sering terlambat.
dailyedge
Pertanyaan selanjutnya hape dengan fitur kamera high end sekalipun paling sehari-hari hanya untuk buka chating dan bikin status. Lalu kemana fitur canggih fotografi yang diagung-agungkan dalam iklannya saat masih baru beli? Ada sih tapi akhirnya sekarang cuma jadi hiasan atau pajangan saja dalam genggaman.
Yang perlu juga di ingat adalah secanggih-canggihnya fitur fotografi di sebuah smartphone tetap belum bisa mengalahkan kualitas kamera manual atau kemera dsrl sekalipun. Jadi kalau kita lihat ada iklan smartphone dengan fitur fotografi canggih sekalipun sebetulnya bukanlah seberapa kualitasnya.
Merasa tertipu, bisa saja karena kita membeli hape tersebut hanya dengan nafsu bukan atas dasar kebutuhan. Alangkah baiknya konsumen juga seharusnya harus lebih cerdas secerdas smartphonenya, dan daripada suatu saat produsen kena tuntutan konsumen seharusnya produsen membuat produk dan iklan fotografinya secara terpisah saja. Wah..., nanti akan berbenturan dengan produk kamera sejati dong, well, itu urusan anda mengapa menyerempet rejeki orang lain!
Sebuah opini
Img.header. canstockphoto
Copyright © 2016 - 2020 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Diubah oleh iskrim 06-08-2020 17:14
jlamp memberi reputasi
1
465
13
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan