Dalam kehidupan bermasyarakat yang namanya diskriminasi pasti akan selalu berdampingan, entah itu diskriminasi antar Suku, Ras, Agama, dan Antar golongan, atau biasa disingkat SARA.



Selain SARA, diskriminasi terhadap wanita yang sering sekali saya dengar, apalagi ketika nonton berita kriminal, suami melakukan tindakan kekerasan terhadap istrinya, bukan hanya kekerasan fisik, kekerasan verbal pun sering kali saya dengar.

Quote:

Istilah SARA pertama kali dipopulerkan oleh Laksamana Sudomosaat ia menjadi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban pada era rezim Soeharto pada 1980-an. Ia menggunakan istilah tersebut sebagai "istilah politis" untuk menyebut penyebab-penyebab konflik yang ditengarai akan mengguncang stabilitas masyarakat dan rezim Orde Baru.

Entah apa diskriminasi terhadap wanita ini termasuk ke dalam Antar Golongan?



Diskriminasi terhadap perempuan ini pun saya sering temukan ketika ingin melamar pekerjaan, melihat lowongan pekerjaan yang ada dengan kriteria yang mengarah ke diskriminasi.


Memang untuk lamaran pekerjaan ini tidak bisa lepas dari kata diskriminasi, memang pekerjaan-pekerjaan tertentu harus mengutamakan syarat-syarat yang tidak dimiliki oleh saya.



Ternyata diskriminasi ini ada namanya loh gansis, betapa kudetnya saya, frontalnya kurang wawasan, setelah menulis ini menjadi tahu lebih banyak. Bisa lihat di screenshoot di bawah ini.👇



Seksisme khusus wanita disebut dengan misoginis yaitu kebencian terhadap wanita. Kebencian terhadap perempuan, bukan hanya dilakukan oleh pria, tetapi bisa dilakukan oleh kaumnya sendiri.



Membicarakan pelaku misogini, di media sosial burung biru sedang ramai diperbincangkan dan menjadi trending dengan tagar #MedTwitter #MedBikini.



Berawal dari sebuah penelitian yang di shareoleh dokter Mudit Chowdhary ke akun media sosialnya, dan dia memention beberapa rekannya, sudah tentu para tenaga medis khususnya wanita geram, dan mereka beramai-ramai mengunggah foto-foto mereka yang sedang berbikini.



Mereka mengatakan bahwa bentuk ketidak profesionalan seorang tenaga medis tidak diukur oleh pakaiannya, atau pun meminum minuman keras, ketika mereka tidak bekerja.


Aksi mengunggah foto-foto bikini ini, bukan hanya dilakukan oleh dokter wanita, tetapi juga dilakukan oleh dokter pria, sebagai bentuk dukungan kepada kaum hawa.





Padahal riset ini sudah dari tahun lalu, tetapi penelitian ini baru ramai bulan Juli tahun ini.






Kesimpulan menurut saya adalah ketika seseorang meneliti, melakukan riset dibutuhkan puluhan tahun untuk membuktikan kebenaran tersebut, dan bukan hanya wanita saja yang menjadi bahan riset, karena tenaga medis, khususnya dokter bedah, bukan hanya wanita, di situlah akan terjadi pro kontra, terjadinya seksisme, terkesan mereka adalah misoginis.

Jakarta, 15:01
Sabtu, 1 Agustus 2020