Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NakamaMudaAvatar border
TS
NakamaMuda
Akankah fenomena "Baby Boom" terjadi setelah covid-19?


Foto: awn.com

Sebelumnya pemerintah memberikan kebijakan terbaru untuk mengatasi kasus pandemi COVID-19 langkah - langkah yang dianjurkan pemerintah seperti jaga jarak 2 meter guna meminimalisir interksi masyarakat guna memutus rantai penyebaran COVID-19 atau disebut juga sebagai Physical Distancing.

KebijakanPhysical Distancing yang dilakukan oleh pemerintah disisi lain agar dapat berpengaruh kepada kebiasaan masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari - harinya.

Tidak hanya itu himbauan kepada masyarakat untuk #DiRumahAja juga menjadi salah satu himbawan pemerintah yang harapannya agar masyarakat yang tidak memiliki kepentingan untuk tidak melakukan aktifitas di luar rumah.

Banyak juga perusahaan yang menerapkan kegiatan kerja yang umumnya dilakukan di kantor, karna adanya pandemi COVID-19 menerapkan work from home atau kegiatan bekerja dari rumah.

Hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk melakukaan Ibadah dari rumah, Belajar dari rumah, dan Bekerja dari rumah.

Namun,Hasto Wardoyo selaku Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mengatakan bahwa Work From Home (WFH) selama pandemi COVID-19 berpotensi memicu peningkatan angka kelahiran "Baby Boom", jika pasangan acuh dengan kontrasepsi. 
(Sumber: Nusadaily.com)

Sebutan untuk generasi yang lahir saat kondisi seperti ini disebut dengan "Baby Boomer" yaitu penyebab kenaikan pertumbuhan angka kelahiran atas faktor kesuburan. 
(Sumber: Nusadaily.com)

Fenomena "Baby Boomer" seringkali terjadi pada negara - negara yang mengalami kerusakan akibat Perang, Suatu wabah dan juga bisa diakibatkan krisis ekonomi yang besar. 
(Sumber: Nusadaily.com)

"Sangat mungkin korelasinya karena saat suami-istri menjadi satu dalam satu rumah 'Stay at Home' tidak dimungkiri bahwa tidak terjadi dan ini lumrah yang manusiawi," kata Hasto Wardoyo dilansir 
(Sumber: Nusadaily.com)

Berdasarkan data resmi BKKBN jumlah angka usia pasangan subur di indonesia mencapai 28 juta pasangan, ungkap Hasto Wardoyo
(Sumber: Nusadaily.com)

"Bila secara biologis suami-istri berhubungan intim dalam sepekan, maka secara teori 15% diantaranya akan hamil"
(Sumber: Nusadaily.com)

"Biasanya bila 15% diantaranya hamil atau sekitar 400 ribu angka kehamilan." 
(Sumber: Nusadaily.com)

Lantas apa sih ancaman yang akan terjadi akibat lonjakan angka pertumbuhan bayi di kala pandemi COVID-19 ini?

1. Berdasarkan kacamata ekonomi

Tingkat kemiskinan akan semakin meningkat, hal ini terjadi lantaran laju pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Disisi lainnya juga akan terjadi ketidak seimbangan kebutuhan akan kebutuhan tanaga kerja.


Foto: celebrity.okezone.com

2. Berdasarkan kacamata kesehatan

Bilamana terjadi kesulitan akan bahan pangan pokok juga dapat  ibu - ibu ini tidak mendapatkan asupan gizi, dalam jangka menengahhal ini akan mepengaruhi kualitas SDM.


Foto: gamespot.com


[KESIMPULAN]

Suatu keluarga menginginkan untuk memiliki keturunan adalah hal wajar dan manusiawi namun, Fenomena "Baby Boom" sendiri disebabkan oleh angka kelahiran yang tidak diinginkan hal ini terjadi karena sikap acuh terhadap alat bantu kontrasepsi.

Jika dilihat lebih ledakan angka kelahiran sendiri memiliki dampak ancaman tersendiri terutama angka kemiskinan dan jaminan kesehatan masyarakat.

Diubah oleh NakamaMuda 06-05-2020 22:35
VolkswagenPutih
Richy211
anonymous917393
anonymous917393 dan 46 lainnya memberi reputasi
47
84.5K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan