bint.huseniAvatar border
TS
bint.huseni
Berbohong
'Gue konser hari ini'

Chat dari doi masuk, tepat ketika badanku menghantam benda empuk berlapis seprai putih.

'Lah, kenapa baru ngomong?' balasku.

'Sorry. Tadi sibuk, Yang.'

Aku mengumpat dalam hati. Memberi kabar dadakan adalah kebiasaan si doi kurang ajar ini. Bukan karena apa, masalahnya meminta izin keluar pada ayah merupakan kendala terbesarku. Si doi yang satu itu, akan banyak bertanya pastinya.

'Lu jemput gue, gak?'

'Bentar gue kabarin gimana gimana, soalnya sibuk banget.'

Yaelah.

'Gue izin dulu kalo gitu,' balasku lagi.

Namun, pesanku itu tidak menuai balasan cepat seperti biasa. Dia off. Etdah! Horang syibuk, untung sayang.

Sebaiknya aku lekas bersiap-siap, soal izin ... urusan belakang, pikirku. Akhirnya, aku beranjak dari zona nyaman itu.

Selesai menyiapkan barang-barang yang akan kubawa, kucek kembali pesan tadi. Ternyata belum dibalas juga. Jadi aku harus pergi naik taksi gitu? Cowok apaan ini!

Mana mungkin mau minta antar sama ayah? Minta izin saja susah.

Beberapa menit menunggu pesan dari doi, tapi pesanku tidak kunjung dibalas juga. Tidak ingin berlama-lama, aku memesan ojek online.

'Pak, nanti kalau ayah saya nanya-nanya, Bapak bilang 'iya' aja, ya,' pesanku pada ojol dan dibalas dengan stiker jempol tangan olehnya.

Beres.

Sedikit celingukan saat aku membuka pintu kamar. Sepertinya ayah di ruang tamu. Aku mencoba menghapal semua jawaban yang semisalnya akan dipertanyakan oleh ayah, setelah yakin sudah siap aku melangkah pasti menuju ruang tamu.

Baju kaos putih berpadu dengan celana jins serta tas yang terkait di pundak, pakaian seperti ini tidak akan membuat lelaki yang tengah duduk di sofa itu curiga. Semoga saja. Aku berdeham saat mata ayah melirikku di balik kacamatanya.

"Aku izin keluar ya, Yah," ujarku dengan meremas tangan sendiri.

"Ke mana?" tanya Ayah terkesan cuek, pandangan itu kini kembali ke koran di depannya.

"Rumahnya temen, kerja tugas." Aku gugup, bohong lagi kan. Sudah sering perempuan secantik diriku ini berbohong pada ayah, tapi apalah daya.

"Kenapa malam-malam? Kenapa gak siang tadi?"

"Aku tadi ketiduran, Yah," jawabku. Suaraku sepertinya sudah mirip dengan anak kecil yang minta permen.

"Memang gak bisa besok?" tanya Ayah lagi.

"Mmm ... gak bisa, Yah. Besok tugasnya harus dikumpulin." Bohong lagi.

"Hmm, mau ayah anterin?"

Tepat saat ayah bertanya, suara klakson motor terdengar di depan rumah.

"Gak usah, Yah. Itu aku udah mesen ojol. Yodah, aku pergi dulu Ayah."

Ayah tidak melarang, menambah kekuatan di kakiku untuk berjalan. Namun, ketika pintu kubuka, ayah berkata, "Ayah baru ingat, besok bukannya kamu libur?"

Mataku mengerjap-ngerjap, mencoba mengingat hari esok.

Mati.

Aku lupa, ternyata besok hari Minggu. Hari yang sudah lumrah jika aku tidak bangun pagi demi mengejar waktu kuliah. Sial!

Berbalik menghadap ayah, aku hanya bisa tersenyum kaku. Aku sudah tertangkap basah, tetapi perkataan ayah selanjutnya bikin aku ingin menjambak-jambak seseorang.

"Pergi aja, Ayah izinin. Kalau acaranya sudah selesai, cepat pulang! Pacarmu itu sudah minta izin sama Ayah tadi sore. Suruh dia antar kamu pulang dengan selamat, kalau bisa sekalian bawain Ayah martabak."

Demi apa, semua kebohongan tadi bikin aku bodoh di depan ayah.

Cowok itu ...!

_End_
orangkreatif01
bukhorigan
caturkristiyani
caturkristiyani dan 2 lainnya memberi reputasi
3
467
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan