Ada yang mengatakan bahwa bekerja sendiri (freelance atau punya usaha sendiri) itu lebih bebas daripada bekerja sebagai karyawan untuk suatu perusahaan.

Kalau bekerja sendiri, bisa lebih bebas mengatur jadwal kerjanya, dan tidak diatur-atur oleh atasan.

Gbr diambil dr : Kompasiana.com

Awalnya saya pikir itu benar, tapi setelah cukup lama menjadi karyawan dan mengamati dunia kerja, saya berpendapat bahwa itu tidak benar.

Sebagai salah seorang staff yang membantu di bidang teknik, saya sering bertemu dengan kontraktor yang memiliki usaha sendiri dengan belasan anak buah.

Apa dia bebas dalam bekerja? Tidak juga, anak buahnya memang bekerja menurut apa yang dia perintahkan, tapi dia sendiri sebagai bos dan pemilik usaha, harus menurut pada kami yang merupakan karyawan dari perusahaan yang mempekerjakan dia.

Bagaimana dengan freelance? Sama saja, customer yang menyewa jasa mereka, itulah yang jadi boss mereka dan membatasi kebebasan mereka (sepanjanh terikat perjanjian kerja).

Bahkan penyanyi, seniman, olahragawan dan berbagai jenis karir lainnya, tidak ada yang bisa dikatakan 100% bebas dalam berkarier dan berkarya.

Seorang artis K Pop bahkan bisa depresi, ketika penggemar mengritik atau membully dia. Kenapa demikian? Karena penggemar/fans sudah menjadi "atasan" yang menentukan karier dan bahkan kehidupan mereka.

Gbr diambil dr : asiaone.com

Mungkin akan ada yang berkata, ada mereka yang mengerjakan apa yang mereka sukai, dan bisa hidup dari situ.

Karyawan pun, bisa saja beruntung dan mendapatkan tugas dan kedudukan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Di kedua kasus itu, keduanya "beruntung" karena mendapatkan "atasan" yang cocok dengan minat dan bakat mereka. (kata beruntung mungkin tidak sepenuhnya tepat, karena tidak jarang perlu usaha dan perjuangan untuk sampai di situasi tersebut).

Namun satu hal menurut saya tidak berubah, apa pun pilihan karier anda, bukan itu yang membebaskan anda.

Bahkan seorang konglomerat pun, masih "dikurung" oleh kekuasaan politik, persepsi masyarakat, konglomerat yang lain, persatuan buruh, dan sebagainya.

"Belenggu" itu terbentuk karena kenyataan bahwa tidak ada yang bisa berdiri sendiri dalam hidup ini.

Lalu apakah artinya tidak ada individu-individu yang berhasil hidup bebas merdeka?

Sekali lagi ini hanya opini pribadi saya, menurut saya ada.

Yaitu mereka yang berhasil menerima hakikat dan sejatinya kenyataan hidup.

Gbr diambil dr : blog.mindvalley.com

Kenyataan hidup bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti, tidak ada yang abadi, tidak ada yang bisa menghindari masa-masa berduka.

Mereka yang bisa hidup menghayati dan berdamai dengan kenyataan itu, merekalah yang bisa hidup dengan bebas merdeka.

Mungkin begitu?

Atau tetap saja ada "belenggu" seperti prinsip, mimpi, cita-cita, iman?