

TS
irfan66666
Cara Trading Yang Benar Dan Aman
Halo Trader, kali ini saya akan berceritera tentang perilaku trading saya di masa lampau. Masa ketika saya masih berstatusnewbie(meskipun saat ini belum bisa dikatakan expert) di dunia trading forex yang penuh dengan gelora ini.
Saya mengenal forex di tahun 2005. Saya menghabiskan waktu mempelajari berbagai macam teknik analisa dan cara trading forex dalam waktu lebih kurang setahun. Saya tidak peduli meskipun saat itu saya masih berstatus sebagai tenaga pemasar di sebuah pialang berjangka.
Bagi saya, yang penting belajar dulu, tau cara trading forex dulu. Cari nasabah belakangan saja. Toh waktu itu saya tidak digaji, hanya mendapatkan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun jika saya berhasil memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dan nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun semakin yakin kalau ia salah merekrut orang.
Tetapi beliau rupanya melihat potensi lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau merekomendasikan saya untuk menjadi staf market analyst di pialang tersebut. But that‘s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri untuk trading dengan modal patungan bersama tiga orang teman. Dalam beberapa bulan pertama saya trading forex di real account, saya menganggap performa trading saya luar biasa.
Mengapa?
Karena di tiga bulan pertama, saya berhasil membukukan keuntungan trading berturut-turut sekitar 30% dari modal awal. Meskipun sudah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cukup besar bagi saya.
Kepercayaan diri saya bertambah, bahkan cenderung jumawa. Saya merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga bulan trading itu saya tidak pernah sekalipun melakukan cut-loss.
Catat ya, tidak pernah. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dalam tiga bulan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bulan ke-4 saya tak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya saya menyatakan diri tidak mampu lagi mengelola modal kami.
Untungnya sempat profit, sehingga jika ditotal kerugian kami hanya sekitar 50% dari modal awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yang harus sampai terkena margin call).
Waktu itu saya menarik kesimpulan ilmu yang saya peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kesalahan saya lebih dari itu. Kesalahan utama saya adalah mindset yang salah dan cara belajar forex yang tidak tepat.
Seperti kebanyakan trader pemula, waktu itu saya terlalu fokus untuk mendapatkan hasil yang cepat dan – tentu saja – banyak.
Waktu itu forex digambarkan sebagai salah satu bentuk bisnis yang menawarkan hasil yang cepat. Bahkan mungkin hingga saat ini pun mindset masyarakat masih sama tentang forex trading ini.
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham, misalnya, sehingga peluang yang tercipta memang jauh lebih besar.
Di sinilah "racun"-nya. Ambisi untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat seringkali membuat seorang trader membuka transaksi yang terlalu besar. Padahal di balik potensi keuntungan yang besar itu tersimpan pula risiko yang tak kalah besarnya.
Itulah sebabnya mengapa sangat dianjurkan untuk membatasi risiko. Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap bisnis. Tidak ada bisnis yang bebas dari risiko. Sehingga, pengetahuan mengenai manajemen risiko yang baik mutlak diperlukan.
Dalam trading forex, manajemen yang dimaksud harus melibatkan penggunaan modal yang tepat (mengatur jumlah lot) serta pembatasan risiko yang sesuai (manajemen risiko).
Sayangnya, keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat membuat banyak trader melupakan hal yang sangat mendasar dalam trading ini. Itu juga dosa yang saya lakukan dulu. Dalam pikiran saya hanya ada untung, untung dan untung.
Seperti yang saya sampaikan di atas, dalam tiga bulan pertama trading saya tidak pernah melakukan cut-loss sekalipun. Tidak pernah membatasi risiko dengan stop loss.
Padahal tidak ada seorang pun yang bisa tahu persis ke mana harga akan bergerak. Artinya, kita bisa mengalami kerugian kapan saja. Antisipasi akan hal tersebut adalah manajemen risiko, yang banyak dilupakan trader.
Selain mindset, banyak juga trader yang melewati proses pembelajaran trading forex yang benar. Kebanyakan ingin langsung bisa melakukan trading dengan strategi atau sistem yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Saya dulu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari berbagai strategi atau sistem trading tanpa meluangkan cukup waktu untuk mempelajari dasar-dasar forex. Padahal hal-hal mendasar seperti analisa teknikal, membaca chart (grafik), mengenal support dan resistance, serta trendline merupakan kunci awal yang menentukan keberhasilan seorang trader forex dalam jangka panjang.
Saya bahkan baru memahami konsep dasar trend setelah dua tahun terjun ke dunia forex trading, yang sialnya baru saya pelajari setelah sempat "terjungkal".
Bayangkan, ada trader yang berani trading bahkan sebelum ia paham apa itu trend yang merupakan "nyawa" dari pergerakan harga.
Saya sering menganalogikan belajar forex seperti mempelajari bela diri. Tidak mungkin ada seorang karateka yang langsung menyandang sabuk hitam tanpa melalui proses berlatih yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali jika ia adalah orang penting yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
Belajar forex pun demikian. Seseorang sebaiknya mempelajari ilmu tentang cara trading forex dari sumber yang kompeten dan dengan cara yang benar juga.
Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yaitu trend, support dan resistance. Setelah Anda menguasai ketiga elemen tersebut, barulah Anda bisa melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, pola harga (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader adalah langsung "loncat" ke sistem atau strategi trading. Padahal untuk bisa mengetahui pada kondisi seperti apa sebuah sistem trading bisa dipergunakan atau tidak, kita harus mengetahui apa yang menjadi dasar sistem trading tersebut. Jadi, sekali lagi, belajarlah dari sumber yang reliable dan dengan cara yang benar pula. Olymptrade bisa menjadi salah satu rujukan Anda.
Ingin tahu bagaimana cara kerja sebenarnya dari trading di pasar forex? Anda bisa langsung simulasikan diri melalui Demo Account. Akses pasar forex dengan kondisi nyata, namun tanpa risiko dan tanpa modal (cukup dengan virtual margin saja).
Daftar Demo Akun disini =>> https://bit.ly/2HYLQyT
Saya mengenal forex di tahun 2005. Saya menghabiskan waktu mempelajari berbagai macam teknik analisa dan cara trading forex dalam waktu lebih kurang setahun. Saya tidak peduli meskipun saat itu saya masih berstatus sebagai tenaga pemasar di sebuah pialang berjangka.
Bagi saya, yang penting belajar dulu, tau cara trading forex dulu. Cari nasabah belakangan saja. Toh waktu itu saya tidak digaji, hanya mendapatkan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun jika saya berhasil memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dan nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun semakin yakin kalau ia salah merekrut orang.
Tetapi beliau rupanya melihat potensi lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau merekomendasikan saya untuk menjadi staf market analyst di pialang tersebut. But that‘s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri untuk trading dengan modal patungan bersama tiga orang teman. Dalam beberapa bulan pertama saya trading forex di real account, saya menganggap performa trading saya luar biasa.
Mengapa?
Karena di tiga bulan pertama, saya berhasil membukukan keuntungan trading berturut-turut sekitar 30% dari modal awal. Meskipun sudah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cukup besar bagi saya.
Kepercayaan diri saya bertambah, bahkan cenderung jumawa. Saya merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga bulan trading itu saya tidak pernah sekalipun melakukan cut-loss.
Catat ya, tidak pernah. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dalam tiga bulan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bulan ke-4 saya tak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya saya menyatakan diri tidak mampu lagi mengelola modal kami.
Untungnya sempat profit, sehingga jika ditotal kerugian kami hanya sekitar 50% dari modal awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yang harus sampai terkena margin call).
Waktu itu saya menarik kesimpulan ilmu yang saya peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kesalahan saya lebih dari itu. Kesalahan utama saya adalah mindset yang salah dan cara belajar forex yang tidak tepat.
Seperti kebanyakan trader pemula, waktu itu saya terlalu fokus untuk mendapatkan hasil yang cepat dan – tentu saja – banyak.
Waktu itu forex digambarkan sebagai salah satu bentuk bisnis yang menawarkan hasil yang cepat. Bahkan mungkin hingga saat ini pun mindset masyarakat masih sama tentang forex trading ini.
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham, misalnya, sehingga peluang yang tercipta memang jauh lebih besar.
Di sinilah "racun"-nya. Ambisi untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat seringkali membuat seorang trader membuka transaksi yang terlalu besar. Padahal di balik potensi keuntungan yang besar itu tersimpan pula risiko yang tak kalah besarnya.
Itulah sebabnya mengapa sangat dianjurkan untuk membatasi risiko. Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap bisnis. Tidak ada bisnis yang bebas dari risiko. Sehingga, pengetahuan mengenai manajemen risiko yang baik mutlak diperlukan.
Dalam trading forex, manajemen yang dimaksud harus melibatkan penggunaan modal yang tepat (mengatur jumlah lot) serta pembatasan risiko yang sesuai (manajemen risiko).
Sayangnya, keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat membuat banyak trader melupakan hal yang sangat mendasar dalam trading ini. Itu juga dosa yang saya lakukan dulu. Dalam pikiran saya hanya ada untung, untung dan untung.
Seperti yang saya sampaikan di atas, dalam tiga bulan pertama trading saya tidak pernah melakukan cut-loss sekalipun. Tidak pernah membatasi risiko dengan stop loss.
Padahal tidak ada seorang pun yang bisa tahu persis ke mana harga akan bergerak. Artinya, kita bisa mengalami kerugian kapan saja. Antisipasi akan hal tersebut adalah manajemen risiko, yang banyak dilupakan trader.
Selain mindset, banyak juga trader yang melewati proses pembelajaran trading forex yang benar. Kebanyakan ingin langsung bisa melakukan trading dengan strategi atau sistem yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Saya dulu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari berbagai strategi atau sistem trading tanpa meluangkan cukup waktu untuk mempelajari dasar-dasar forex. Padahal hal-hal mendasar seperti analisa teknikal, membaca chart (grafik), mengenal support dan resistance, serta trendline merupakan kunci awal yang menentukan keberhasilan seorang trader forex dalam jangka panjang.
Saya bahkan baru memahami konsep dasar trend setelah dua tahun terjun ke dunia forex trading, yang sialnya baru saya pelajari setelah sempat "terjungkal".
Bayangkan, ada trader yang berani trading bahkan sebelum ia paham apa itu trend yang merupakan "nyawa" dari pergerakan harga.
Saya sering menganalogikan belajar forex seperti mempelajari bela diri. Tidak mungkin ada seorang karateka yang langsung menyandang sabuk hitam tanpa melalui proses berlatih yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali jika ia adalah orang penting yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
Belajar forex pun demikian. Seseorang sebaiknya mempelajari ilmu tentang cara trading forex dari sumber yang kompeten dan dengan cara yang benar juga.
Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yaitu trend, support dan resistance. Setelah Anda menguasai ketiga elemen tersebut, barulah Anda bisa melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, pola harga (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader adalah langsung "loncat" ke sistem atau strategi trading. Padahal untuk bisa mengetahui pada kondisi seperti apa sebuah sistem trading bisa dipergunakan atau tidak, kita harus mengetahui apa yang menjadi dasar sistem trading tersebut. Jadi, sekali lagi, belajarlah dari sumber yang reliable dan dengan cara yang benar pula. Olymptrade bisa menjadi salah satu rujukan Anda.
Ingin tahu bagaimana cara kerja sebenarnya dari trading di pasar forex? Anda bisa langsung simulasikan diri melalui Demo Account. Akses pasar forex dengan kondisi nyata, namun tanpa risiko dan tanpa modal (cukup dengan virtual margin saja).
Daftar Demo Akun disini =>> https://bit.ly/2HYLQyT
Diubah oleh irfan66666 05-10-2020 15:28
0
620
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan