Teknologi berkembang dengan pesat, apa yang dulu cuma jadi khayalan, banyak yang sekarang ini sudah menjadi kenyataan. Di antara beberapa pencapaian itu adalah, kemampuan teknologi pembuatan CHIP (rangkaian elektronika yang disatukan menjadi satu komponen saja) dalam ukuran yang sangat kecil.


Tidak berhenti sampai di situ saja, beberapa pemikir dan ilmuwan melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, mereka berharap bisa memasang/implantasi CHIP tertentu ke tubuh manusia. Tentunya dengan berbagai fungsi yang menguntungkan. Misalnya, bisa dibuat CHIP untuk mendeteksi pola denyut jantung yang tidak teratur, dengan terpasangnya CHIP tersebut, pasien yang menerima implantasi bisa mendapatkan peringatan dini bila ada sesuatu yang tidak beres dengan jantungnya.


Atau lebih jauh lagi seperti impian Elon Musk dengan NeuraLink-nya di mana dengan memasang CHIP langsung di otak pengguna, pengguna bisa berhubungan dengan perangkat elektronik untuk keperluan-keperluan tertentu.

Pastinya sudah cukup banyak implantasi CHIP yang dilakukan pada manusia, meskipun belum menyebar secara luas dan dengan fungsi yang sangat terbatas.


----

Nah setahu TS sendiri, ada sebagian umat Kristen (persentase-nya TS ga tau), yang melihat perkembangan implantasi CHIP ke tubuh manusia ini sebagai suatu ancaman.


Mereka mempercayai bahwa teknologi ini nantinya akan dipakai oleh setan untuk menjauhkan manusia dari Tuhan. Ketakutan mereka ini didasarkan pada Kitab Wahyu yang berisi tentang nubuat-nubuat akhir jaman. Di mana di salah satu bagiannya disebutkan, bahwa pada akhir jaman, Anti Kristus (lawan dari Yesus sebagai Kristus) akan memaksa manusia untuk menerima tandanya (sebagai tanda perlawanan terhadap Tuhan), di dahi dan/atau di tangan.

Mereka yang tidak mau menerimanya, akan dilarang untuk bekerja, berdagang, dsb.

Salah seorang tokoh Kristen, kemudian menafsirkan tanda di dahi dan/atau di tangan yang nantinya diperintahkan oleh Anti Kristus ini adalah CHIP yang dipasang di dahi, atau di tangan.

Nah, apa benar begitu? Atau ini penafsiran yang mengada-ada saja? Kalau kebetulan agan-agan, atau sista-sista beragama Kristen, menurut anda bagaimana dengan penafsiran ini? Masuk akal atau tidak?