Kaskus

Story

chiiammu02Avatar border
TS
chiiammu02
Rumah Kematian (Cerpen)
Rumah Kematian (Cerpen)Dokpri


Cerpen Rumah Kematian

Penulis : Chii Ammu
Genre : Mistery, Horor



" Harta Karun itu milikku tak ada yang boleh memilikinya! Nyawa kalian adalah taruhannya."

➖➖➖➖➖

Prolog

Jarum jam menunjukkan pukul 10.59 malam. Frendy dan Steven sudah berada di depan rumah besar dan kumuh. Lumut-lumut hijau, kulit tembok rontok, pagar besi berkarat menandakan rumah itu tak berpenghuni puluhan tahun. Rumah yang tertera di layar laptopnya Frendy tadi siang. Bau amis begitu menyengat di penciuman mereka.

Bau yang begitu tajam membuat Steven menutup hidungnya dengan tangan," Frend, apa kita harus masuk? "

"Kau takut, Steven? " sindir Frendy matanya melirik - lirik sekitar rumah yang di kenal ada Harta Karun di dalamnya.

"Bagaimana tidak? Rumah ini di juluki RUMAH KEMATIAN! " kata Steven sedikit bergidik menyebut julukan itu.

"Kau mau di sini atau mengikuti langkahku?" Frendy berjalan memasuki rumah terbilang banyak pembunuhan serta menyimpan misteri dengan senter sebagai lampu penerang jalan. Steven mengikuti dari belakang mengawasi.

Frendy mendorong pintu perlahan-lahan. Dan menyusuri setiap ruangan rumah itu. "Dimana harta karun itu di letakan?" gumam Frendy yang sudah masuk kamar demi kamar serta memeriksa.

"Mungkin kamar yang pintunya ditutup papan itu?" tunjuk Steven tangannya mengarah kamar paling ujung yang pintu ditutupi papan silang.

Kreek!

"Kau menginjak sesuatu Frendy?" tanya Steven.

"Tidak." jawab Frendy pendek.

Mata Steven tercuri sekelebat bayangan di lantai bawah. "Sepertinya kita kedatangan sosok bayangan, Frend. Suara itu menandai kedatangannya!" kata Steven mengawasi setiap sudut yang mencurigakan.

"Siapa di sana?" teriak Frendy sambil mengarahkan senternya. Sosok bertopeng seram berdiri di luar kaca sambil menarik seutas tali tambang.

"Awas!!" teriak Steven.

Batang pohon besar melayang dari arah berlawanan, menghantam mereka hingga berguling-guling di anak tangga.

"Aauw!" jerit Steven. "Frendy! Frend sadarlah!" Steven menggoyangkan tubuh Frendy berada di sampingnya. "Oh, tidak!" kaget Steven melihat ujung pisau keluar dari perut Frendy. Pisau itu menancap dari punggung belakang temannya.

"Terlalu nekat memasuki rumah ini!Harta Karun itu milikku tak ada yang boleh memilikinya! Nyawa kalian adalah taruhannya," kata seorang bertopeng dari belakang Steven.

Steven menengok kebelakang. Orang bertopeng itu sudah dekat dan melayangkan benda dengan cepat. "Aaarggh."

      
———— ⚜️⚜️⚜️⚜️————



Di kantin. Elvin sibuk dengan layar laptopnya. "Deasy, Rin, Kevin, lihat apa yang kutemukan?" Elvin memanggil tiga temannya yang duduk satu meja dengan nya untuk melihat layar monitor laptopnya.

"Rumah yang sangat menyeramkan," gumam Kevin.

"Banyak pembunuhan di rumah itu!" timpal Deasy.

"Dan di sana ada harta karun! Misteri yang harus kita pecahkan," senyum Elvin seperti dapat duren runtuh.

"Sebaiknya jangan kesana!" ujar Ryn. " Rumah itu pengantar kematian, tidak ada yang bisa selamat dan keluar dari rumah itu."

"Ryn, kau tahu sudah berapa misteri kita pecahkan? Dari orang-orang yang hilang di rumah kosong, mayat-mayat yang terkubur, dan terakhir rumah angker itu yang ternyata hanya orang pelukis dikucilkan," Elvin mengulang cerita petualangan yang sudah dilalui bersama.

"Ini beda, Elvin! Pemegang harta karun itu tak akan biarkan seorang mengambilnya!" Seru Ryn jika rumor itu bukan sembarangan.

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Elvin pada Deasy dan Kevin.

"Kita harus berpetualang!" kata Deasy dan Kevin bersamaan.

"Ryn, kau sama kan?" tanya Elvin. "Kau dan Kevin jago silat, ikut yah?" Mata Elvin berbinar-binar agar Ryn ikut berpetualangan.

"Baiklah," Ryn mengiyakan dengan rasa terpaksa.

"Oke. Sepulang ini kita kesana!" ujar Elvin memutuskan untuk secepatnya ke rumah itu.

Deasy, Kevin, dan Ryn setuju. Siang sepulang kampus mereka pergi ke rumah itu. Sesampai di sana matahari as sudah menyondong ke barat.

"Jalan ini sangat sepi sekali? Tak ada seorang yang lewat," Deasy melirik jalanan.

"Tentu, rumah ini bau amis, mungkin hal ini atau lainnya yang belum diketahui," timpal Elvin menatap sekitar rumah.

"Aku khawatir, kita tak akan selamat Elvin," cemas Ryn.

"Kita bersama-sama, kau tak seperti biasanya?" kata Elvin memandang Ryn tampak berbeda.

Gadis itu biasanya selalu tenang dan tidak memiliki rasa cemas ataupun takut.

"Aku hanya ragu saja, kebersamaan ini tak menjamin keselamatan, rumah ini lebih menakutkan dari yang lain." Ryn memandang rumah besar dihadapannya. Aroma mayat-mayat di dalam sana tercium.

"Kita sudah di sini, jauh-jauh pula masa pulang tanpa cerita?" cetus Kevin.

"Betul itu? Kita harus masuk!" lanjut Deasy sambil mengacungkan telunjuknya.

Elvin, Deasy, Kevin, dan Ryn masuk ke dalam rumah dan menyusur setiap ruangan.

"Aaaa... hap," jerit Deasy kaget, Deasy langsung menutup mulutnya. Deasy tak sengaja menyenggol sesuatu akibatnya mayat seseorang jatuh di dekat kakinya.

Semua terkejut melihat kejadian itu.

"Awaaass! Menjauuh!" teriak Elvin meminta semua mundur dari mayat. Reruntuhan pun jatuh dari atas.

"Hampir saja! Rumah ini sepertinya banyak jebakan?" Perkiraan Kevin melihat kejadian.

Kejadian tadi tidak menyulutkan niat Elvin, Deasy, Kevin, dan Ryn untuk mecahkan misteri rumah yang dirumorkan kematian para pemburu harta karun.

"Aaa... " teriak Elvin. Elvin hampir saja jatuh ke bawah.

Ryn segera menarik tangan Elvin. " Hati-hati! " sarannya.

Kevin mendorong tiang pembatas tangga. Praang! Tiang pembatas pun jatuh. "Jangan pegangan apapun!" saran Kevin saat melihat tiang pembatas itu mudah sekali jatuh ketika dorong dengan tenaga biasa.

"Mungkin hartanya ada di kamar ini?" Deasy mencoba menarik papan yang menutupi pintu.

"Jangan!" kata Ryn menarik Deasy.

Ryn menarik Deasy jauh dari pintu. Saat itulah air tumpah dari atas dan menciprat.

"Air apa ini?" tanya Kevin. " Kakiku melepuh!" Kevin kesakitan air itu mengenai daerah kakinya.

Deasy dan Ryn berusaha menenangkan Kevin. Deasy mengeluarkan sesuatu untuk menahan sakit Kevin.

"Elvin, Elvin kemana?" tanya Ryn matanya mengedar ketika menyadari Elvin tidak bersama mereka.

"Oh, tidak, kita kehilangan Elvin! " kata Deasy.

"Deasy kau di sini temani Kevin, aku akan mencari Elvin, mungkin dia tak jauh dari sini," kata Ryn.

"Baiklah, kau hati-hati, jaga diri! Aku akan jaga Kevin," balas Deasy.

Ryn pun pergi tinggalkan Deasy dan Kevin untuk mencari Elvin. Setelah kepergian Ryn berapa jam, datang sosok bertopeng menyeramkan di luar kaca jendela.

"Awas Kevin!" teriak Deasy sambil mendorong kedepan tubuh Kevin hingga wajah mereka sangat dekat. Anak panah melesat melewati atas mereka.

Sosok bertopeng menendang kaca dan mengarah Deasy dan Kevin sambil membawa samurai.

"Kita harus pergi, Kevin! Cepat!" Deasy membantu Kevin berdiri.

"Deasy, pergilah aku hadapi manusia topeng itu! Temui Ryn dan Elvin," ujar Kevin memandang manusia bertopeng. "Cepat pergi! Jangan kau pedulikan aku, aku akan menghambat dia, Cepat pergi! "

Sosok itu semakin cepat dan menghunuskan samurainya ke arah Kevin. Kevin mengelak dan menepi. Sosok itu melompat menedang Kevin hingga jatuh ke lantai bawah.

"Keviiin!" teriak Deasy yang berada di bawah. Dan berlari menghampiri Kevin tergeletak. "Kevin bangun!"

Elvin memungut harta di kamar kecil yang tersembunyi di dekat tangga. Harta karun telah di temukan dan disimpan dengan baik. Seorang menepuk pundak Elvin. Mendapat sentuhan mendadak membuat jantungnya Dag Dig Dug begitu cepat.

"Elvin, kau berhasil menemukannya?" kata Ryn.

"Ternyata kau Ryn? Di mana Deasy dan Kevin?" tanya Elvin tak melihat Deasy dan Kevin bersama Ryn.

"Aku tinggalkan di lantai atas, aku mencarimu karna hilang begitu saja. Kevin terluka, cepat kita ke sana dan keluar."

Elvin dan Ryn keluar menuju Kevin dan Deasy berada. Mata Elvin tercuri sesuatu yang tergeletak di tengah dua anak tangga. Ryn menemani langkah Elvin. Elvin menutup mulutnya tak percaya apa yang di lihatnya.

"Kau benar Ryn." Elvin tersungkur, ia tak menyangka jika semua pemburuan mereka harus mengorbankan nyawa temannya. "Rumah ini meregut nyawa teman kita, seharusnya aku tak menemukan rumah ini!" Airmata Elvin jatuh melihat Kevin mati mengenaskan. "Deasy, di mana dia?" tanya Elvin mengingat Deasy.

"Elvin!" panggil Deasy dari jauh. "Larii Elvin seseorang di sampingmu pembunuh!" teriak Deasy penuh luka meminta Elvin lari.

"Apa?" Elvin tidak bisa mendengar dengan baik apa yang dikatakan Deasy.

Ryn tersenyum, "Aku sudah pernah bilang rumah ini pengantar kematian tak ada yang bisa keluar dengan selamat dan pemegang harta karun tak akan biarkan seorang mengambilnya!" Ryn pun menancap belati daerah perut Elvin.
"Harta Karun itu milikku tak ada yang boleh memilikinya! Nyawa kalian adalah taruhannya."

Elvin diam tak bergeming memandang Ryn. Darah menetes ke lantai dan keluar dari mulut Elvin. Ryn mendorong Elvin yang tak bernyawa lagi dan menatap Deasy yang tak berdaya.

"Kalian harusnya mendengar ucapanku."


TamaT
eja2112Avatar border
askam100Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.1K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan