Di China, karakter fiksi "Winnie The Pooh" yang diciptakan oleh penulis Inggris Alan Alexander Milne adalah 'haram'. Terutama bagi Pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Winnie The Pooh digambarkan sebagai teddy bear yang cerdik namun lamban dan mudah terdistraksi ketika melihat makanan kesukaannya yakni madu. Menurut pengguna media sosial di China, karakter Winnie The Pooh mirip dengan Xi Jinping.

Maka sejak itu, karakter Winnie the Pooh ditulis AFP, menjadi cara yang ringan bagi masyarakat di seluruh China untuk mengejek Xi. Namun tampaknya Pemerintahan Xi tidak menganggap lelucon itu sangat lucu.

Penggunaan karakter Winnie The Pooh sebagai Xi dimulai ketika ia mengunjungi Amerika Serikat (AS) pada 2013. Foto Xi dan presiden saat itu, Barack Obama ketika sedang berjalan bersama dianggap mirip dengan Winnie.

Di mana, ia merepresentasikan Xi yang gemuk. Sementara Obama yang kurus mirip dengan karakter Tigger.

Alhasil, sejak saat itu, pemerintah China berupaya untuk menghapus meme dari akses internet di dalam negeri. Bahkan mereka sempat menolak perilisan film Disney, berjudul "Christopher Robin" yang dibintangi oleh karakter Winnie The Pooh pada 2018 silam.

Namun rupanya tak hanya warga China yang menggunakan karakter Winnie The Pooh untuk memperolok Xi. Belum lama ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memposting foto anjingnya, bernama Mercer, yang siap untuk merobek boneka mainan Winnie The Pooh.

"Mercer dan semua mainan favoritnya!" tulis Mike lewat tweet dari akun pribadinya.

Tetapi dalam wawancara dengan acara radio konservatif Iowa bersama Simon Conway pada Rabu (15/7/2020), Mike mengaku tidak sadar bahwa karakter Winnie The Pooh adalah representasi Xi Jinping.

"Tidak, saya membayangkan ada serangkaian boneka binatang, dan mereka adalah mainan Mercer," aku Pompeo, sebagaimana dikutip dari AFP, Kamis (16/7/2020).

Pompeo, yang terkenal senang menyerang Pemerintahan China, hanya tertawa saat Conway menjelaskan jika media BBC menuliskan Winnie The Pooh merupakan representasi Xi.

"Saya belum melihat itu," ujarnya.

Sebelumnya, Pompeo berada di garis depan dalam melawan China. Ia mengkritik kepemimpinan komunis karena menyangkal kebebasan berekspresi, menekan Hong Kong dan gagal menghentikan pandemi virus corona (Covid-19).